Pidato
Pertama Presiden Jokowi
Joko Widodo ; Presiden RI 2014-2019
|
SUARA
MERDEKA, 21 Oktober 2014
ASSALAMUALAIKUM
warahmatullahi wabarakatuh. Salam damai sejahtera untuk kita semua. Om
Swastiastu. Namo Buddhaya.
Yang
saya hormati, para pimpinan dan seluruh anggota MPR.
Yang saya hormati, Wakil Presiden Republik Indonesia.
Yang saya hormati, Bapak Prof Dr BJ Habibie, Presiden Ke-3 Republik
Indonesia; Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden Ke-5 Republik Indonesia;
Bapak Try Sutrisno, Wakil Presiden Ke-6 Republik Indonesia, Bapak Hamzah Haz,
Wakil Presiden Ke-9 Republik Indonesia.
Yang saya hormati, Bapak Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden
Ke-6 Republik Indonesia; Bapak Prof Dr Boediono, Wakil Presiden Ke-11
Republik Indonesia.
Yang saya hormati, para pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara, Yang
saya hormati dan saya muliakan, kepala negara dan pemerintahan serta utusan
khusus dari negara-negara sahabat.
Para tamu, undangan yang saya hormati.
Saudara-saudara sebangsa, setanah air, Hadirin yang saya muliakan.
Baru saja kami mengucapkan sumpah, sumpah itu memiliki makna spritual
yang dalam, yang menegaskan komitmen untuk bekerja keras mencapai kehendak
kita bersama sebagai bangsa yang besar. Kini saatnya, kita menyatukan hati
dan tangan. Kini saatnya, bersama-sama melanjutkan ujian sejarah berikutnya
yang mahaberat, yakni mencapai dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat di
bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam
kebudayaan.
Saya yakin tugas sejarah yang berat itu akan bisa kita pikul bersama
dengan persatuan, gotong royong dan kerja keras. Persatuan dan gotong royong
adalah syarat bagi kita untuk menjadi bangsa besar. Kita tidak akan pernah besar
jika terjebak dalam keterbelahan dan keterpecahan. Dan, kita tidak pernah
betul-betul merdeka tanpa kerja keras.
Pemerintahan yang saya pimpin akan bekerja untuk memastikan setiap
rakyat di seluruh pelosok Tanah Air, merasakan kehadiran pelayanan pemerintahan.
Saya juga mengajak seluruh lembaga negara untuk bekerja dengan semangat yang
sama dalam menjalankan tugas dan fungsi masingmasing. Saya yakin, negara ini
akan semakin kuat dan berwibawa jika semua lembaga negara bekerja memanggul
mandat yang telah diberikan oleh konstitusi.
Kepada para nelayan, buruh, petani, pedagang bakso, pedagang asongan,
sopir, akademisi, guru, TNI/Polri, pengusaha dan kalangan profesional, saya
menyerukan untuk bekerja keras, bahu-membahu, bergotong rotong. Inilah, momen
sejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama untuk bekerja, bekerja, dan
bekerja Hadirin yang mulia. Kita juga ingin hadir di antara bangsa-bangsa
dengan kehormatan, dengan martabat, dengan harga diri.
Kita ingin menjadi bangsa yang bisa menyusun peradabannya sendiri.
Bangsa besar yang kreatif yang bisa ikut menyumbangkan keluhuran bagi
peradaban global. Kita harus bekerja dengan sekeraskerasnya untuk
mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudra, laut, selat, dan
teluk adalah masa depan peradaban kita.
Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra,
memunggungi selat dan teluk. Kini saatnya kita mengembalikan semuanya
sehingga Jalesveva Jayamahe, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek
moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Kerja besar membangun bangsa tidak mungkin dilakukan sendiri oleh
presiden, wakil presiden ataupun jajaran Pemerintahan yang saya pimpin,
tetapi membutuhkan topangan kekuatan kolektif yang merupakan kesatuan seluruh
bangsa.
Lima tahun ke depan menjadi momentum pertaruhan kita sebagai bangsa
merdeka. Oleh sebab itu, kerja, kerja, dan kerja adalah yang utama.
Saya yakin, dengan kerja keras dan gotong royong, kita akan akan mampu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Atas nama rakyat dan pemerintah Indonesia, saya mengucapkan terima
kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada yang mulia kepala negara dan
pemerintahan serta utusan khusus dari negara-negara sahabat.
Saya ingin menegaskan, di bawah pemerintahan saya, Indonesia sebagai
negara demokrasi terbesar ketiga dengan penduduk muslim terbesar di dunia,
sebagai negara kepulauan, dan sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, akan
terus menjalankan politik luar negeri bebas-aktif, yang diabdikan untuk
kepentingan nasional, dan ikut serta dalam menciptakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi ,dan keadilan sosial.
Pada kesempatan bersejarah ini, perkenankan saya, atas nama pribadi,
atas nama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan atas nama bangsa Indonesia
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Prof Dr Susilo Bambang
Yudhoyono dan Bapak Prof Dr Boediono yang telah memimpin penyelenggaraan
pemerintahan selama lima tahun terakhir.
Hadirian yang saya muliakan.
Mengakhiri pidato ini, saya mengajak saudara-saudara sebangsa dan
setanah air untuk mengingat satu hal yang pernah disampaikan oleh Presiden I
Republik Indonesia, Bung Karno bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara
besar, negara kuat, negara makmur, negara damai, kita harus memiliki jiwa
cakrawarti samudra; jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan empasan
ombak yang menggulung.
Sebagai nakhoda yang dipercaya oleh rakyat, saya mengajak semua warga
untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia dan berlayar bersama menuju
Indonesia Raya. Kita akan kembangkan layar yang kuat.
Kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudra dengan kekuatan kita
sendiri.
Saya akan berdiri di bawah kehendak rakyat dan konstitusi. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa merestui upaya kita bersama.
Merdeka.
Merdeka. Merdeka
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Semoga
Tuhan memberkati Om Shanti Shanti Shanti Om ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar