Harapan
Baru
Iwel Sastra ; Komedian
|
KORAN
TEMPO, 23 Oktober 2014
Sehari setelah pelantikan Jokowi menjadi presiden, seorang anak
bertanya kepada ayahnya. "Siapa nama Presiden Republik Indonesia?"
Dengan mantap dan penuh keyakinan, sang ayah menyebut nama Jokowi. Anak
tersebut menyalahkan jawaban ayahnya dan mengatakan bahwa Presiden Republik
Indonesia adalah SBY. Mengetahui jawaban anaknya keliru, sang ayah mencoba
meluruskan dengan mengatakan SBY sudah digantikan oleh Jokowi. Menanggapi
ucapan ayahnya, anak itu berkata "Presiden Indonesia adalah SBY, Jokowi
itu penggantinya."
Anekdot di atas menggambarkan bahwa saat ini perbincangan mengenai
Jokowi baru sebatas sebagai pengganti presiden yang lama. Sebagai presiden
yang baru, belum ada yang bisa dibahas terkait dengan langkah-langkah yang
membedakan Jokowi dengan presiden sebelumnya. Langkah pertama yang menjadi
pusat perhatian adalah susunan kabinet yang dibentuk Jokowi. Beragam nama
muncul dalam bursa calon menteri, baik dari kalangan akademikus, militer,
politikus, hingga aktivis. Dari kalangan komedian, ada beberapa nama yang
bisa diajukan sebagai menteri, seperti Tarsan sebagai Menteri Kehutanan dan
Cak Lontong sebagai Menteri Urusan Pangan, he-he-he.
Ada pemandangan menarik pada Senin lalu. Untuk pertama kalinya,
Presiden yang akan mengakhiri masa jabatannya duduk berdampingan dengan
presiden terpilih yang akan dilantik. Menurut saya, ketika duduk
berdampingan, SBY dan Jokowi sama-sama salah tingkah karena ini merupakan
pengalaman pertama bagi mereka. SBY untuk pertama kalinya
"benar-benar" pensiun sebagai presiden, sedangkan Jokowi untuk
pertama kalinya dilantik menjadi presiden. Rakyat untuk pertama kalinya melihat
SBY dan Jokowi menjalani hal yang pertama kali dilakukan dalam hidup mereka.
Kehadiran Prabowo dalam pelantikan Jokowi sebagai presiden patut
diapresiasi. Ini sekaligus membantah rumor yang menyebutkan Koalisi Merah
Putih (KMP), yang mengusung Prabowo saat pilpres, akan menjegal pelantikan
Jokowi. Rumor ini muncul setelah KMP berhasil menguasai parlemen dengan
menyapu bersih kursi pimpinan DPR dan MPR. Semangat KMP untuk menguasai
parlemen memang sudah terlihat sejak Jokowi ditetapkan secara resmi sebagai
presiden terpilih setelah MK menolak gugatan pasangan calon presiden
Prabowo-Hatta. Dengan menguasai parlemen, KMP bukan sekadar singkatan dari
Koalisi Merah Putih, juga bisa Koalisi Menguasai Parlemen.
Sebuah majalah luar negeri pada sampul depannya menyatakan bahwa Jokowi
adalah sebuah harapan baru. Jokowi sadar, harapan tersebut tidak bisa
dipenuhinya sendirian. Melalui pidato pelantikannya, Jokowi mengajak semua
kalangan, seperti nelayan, buruh, petani, pedagang bakso, pedagang asongan,
sopir, akademikus, guru, anggota TNI, personel Polri, pengusaha, dan serta
kalangan profesional untuk bergerak bersama. Jokowi menekankan kata bekerja,
bekerja, dan bekerja. Ia mengajak semua pihak bekerja sekeras-kerasnya untuk
mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Pidato Jokowi sangat singkat
karena sebagai presiden ketujuh, Jokowi meminta waktu untuk berpidato selama
tujuh menit. Saya membayangkan dulu sebagai presiden pertama, Soekarno
meminta waktu berpidato hanya satu menit. Baru mengucapkan salam, waktu sudah
habis. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar