Gerhana dan Gangguan Mata
Referano Agustiawan ;
Retina Service, RS Mata Jakarta
Eye Center
|
KOMPAS, 02 Maret
2016
Gerhana matahari
adalah suatu keadaan di mana Bulan terletak persis di antara Bumi dan
Matahari. Seperti diketahui, negara kita cukup "beruntung" akan
mengalami lagi gerhana matahari. Tidak semua negara dapat melihat fenomena
alam luar biasa ini. Bagi mereka yang besar tahun 1980-an, bulan depan adalah
kesempatan kedua dan mungkin terakhir melihat ini mengingat siklus gerhana matahari
total (GMT) sekitar 25 tahun sekali.
Ada banyak mitos
tentang gerhana, tetapi tidak ada yang lebih memprihatinkan dari peristiwa
GMT yang melintasi Pulau Jawa, Sabtu, 11 Juni 1983, ketika pemerintah memaksa
rakyat berdiam dalam rumah dengan alasan cahaya gerhana matahari bisa
membutakan mata. Betulkah?
Anatomi dan fungsi mata
Mata terdiri dari
kelopak mata, kornea (lapisan terluar bola mata), iris (selaput pelangi),
pupil (anak mata), lensa, dan retina (saraf mata). Manusia dapat melihat
obyek apabila ada cahaya masuk melewati kornea, diteruskan ke pupil,
difokuskan oleh lensa, dan diterima retina.
Retina adalah lapisan
paling dalam yang berfungsi menerima cahaya dan mengantarkannya ke otak.
Cahaya diolah sehingga membentuk bayangan. Retina bekerja seperti film di
kamera. Zaman dulu, kalau kita membuka
kamera yang masih terisi film di daerah terbuka, film akan terbakar dan tidak
bisa dicetak. Retina kita pun akan "terbakar" jika terlalu banyak
terpapar sinar.
Retina adalah bagian
mata yang paling penting. Selama retina sehat, kita dapat mengoperasi untuk
memperbaiki bagian mata lain yang rusak untuk menyelamatkan penglihatan.
Sebaliknya, apabila retina rusak, walaupun bagian mata yang lain masih baik,
penglihatan kita tidak akan normal lagi.
Mata tidak bisa
menerima cahaya yang berlebihan. Jika ada sinar berlebihan, mata akan
menyipit. Kelopak mata akan turun untuk mengurangi sinar yang masuk.
Mekanisme selanjutnya, iris kita akan berkontraksi sehingga pupil mengecil.
Ini juga mereduksi sinar yang masuk.
Retina terdiri dari
miliaran sel-sel yang sensitif sinar, yang memungkinkan kita bisa melihat
warna, bentuk, dan lain sebagainya. Namun, jika sinar (matahari) masuk
berlebihan, retina akan mengeluarkan zat kimia yang dapat merusak sel-sel
saraf di retina. Keadaan ini dapat menyebabkan kebutaan permanen. Kerusakan
mata akibat sinar matahari disebut solar
retinopathy.
Solar retinopathy terjadi apabila kita menatap matahari dengan
mata telanjang dan dalam waktu lama. Kondisi ini menimbulkan kerusakan retina
yang parah tanpa rasa nyeri sehingga pada beberapa kasus penderita tidak
menyadarinya.
Saat gerhana, Bumi
"kehilangan" sinar matahari sementara. Namun, pada dasarnya sinar
matahari saat biasa tidak berbeda dengan sinar matahari saat gerhana. Panjang
gelombang sinar ultra violet yang masuk ke Bumi dan mata kita tidak berubah.
Sinar ultraviolet
Apakah sinar matahari
aman buat mata kita? Sinar matahari mengemisikan beberapa jenis sinar sesuai
panjang gelombangnya. Sinar ultraviolet (panjang gelombang 100-400 nm),
visible light (panjang gelombang 400-700 nm), dan infrared (> 700 nm).
Mata kita hanya bisa menangkap sinar dengan panjang gelombang 400-700 nm.
Sinar infrared hanya bisa kita rasakan sebagai sensasi panas/hangat,
sedangkan sinar ultraviolet tidak dapat dilihat manusia.
Sinar ultraviolet (UV)
ada tiga tipe, yaitu UV A (A kepanjangan dari aging). UV A dapat masuk ke
kulit bagian dalam dan menjadi faktor risiko penuaan dini, katarak, dan
degenerasi retina.
Tipe kedua adalah UVB
(B kepanjangan dari burning). Radiasi UV B lebih kuat dari UVA. UVB lebih
banyak mengenai kulit bagian luar, pencetus kulit terbakar dan kanker kulit.
Tipe UV C, adalah tipe
yang paling berbahaya, yang untungnya tidak dapat mencapai permukaan bumi
karena sudah terserap oleh atmosfer.
Level ultraviolet
dipengaruhi letak geografis, ketinggian, dan waktu. Daerah tropis dekat
khatulistiwa adalah daerah dengan level ultraviolet tertinggi. Makin tinggi
lokasi, makin tinggi pula level ultraviolet. Level ultraviolet paling tinggi
pada pukul 10.00-14.00. Awan tidak memengaruhi level sinar ultraviolet.
Walaupun mendung, risiko akibat ultraviolet tetap tinggi.
Meski demikian, kasus
kerusakan retina (solar retinopathy) sangat jarang karena jarang sekali ada
orang yang secara sadar menatap sinar matahari berlama-lama. Pada beberapa
kasus, orang dalam pengaruh narkotika dapat terkena solar retinopathy karena
dalam keadaan tidak sadar menatap sinar matahari langsung.
Sinar matahari memang
berbahaya. Namun, tubuh kita punya mekanisme melindungi mata dengan
menyempitkan kelopak mata dan mengecilkan pupil mata. Mekanisme perlindungan
ini tidak bekerja jika kita berada di daerah dengan sinar kurang.
Saat gerhana matahari
total, sinar matahari tertutup bulan. Saat kita menatap fenomena itu, mata
akan bereaksi seperti melihat dalam kondisi gelap/redup. Kelopak mata membuka dan pupil
melebar. Saat Bulan bergeser dan
Matahari mendadak bersinar lagi, mata kita dalam kondisi pertahanan yang
kurang. Kalau tidak hati-hati, dapat menyebabkan solar retinopathy.
Oleh karena itu,
menyaksikan gerhana matahari ada tipsnya. Gunakan alat yang dilengkapi filter
ultraviolet menjelang dan sesaat sesudah gerhana matahari total. Pastikan
alat bisa memproteksi panjang gelombang 100-400nm. Tidak perlu menggunakan
filter saat gerhana matahari total. Segera temui dokter mata apabila ada
keluhan mata pasca gerhana matahari.
Selamat menikmati
fenomena alam yang luar biasa ini. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar