Rabu, 17 September 2014

PNM dan Monozukuri

PNM dan Monozukuri

Parman Nataatmadja  ;   Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (persero)
KORAN SINDO, 16 September 2014

                                                                                                                       
                                                      

Pekan lalu saya mendapatkan kesempatan mengikuti seminar Entrepreneurship dan Monozukuri Konsep Keberhasilan Wirausaha Jepang Membangun Ekonomi dan Masyarakat yang bertajuk “Toyota & Monozukuri”. Saya hadir pada acara tersebut atas undangan dari Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang (PPIJ) yang dipimpin oleh pengusaha nasional Rachmat Gobel.

Selain diajak mengikuti pemaparan ide dari Masahiro Nonami, chairman The Jakarta Japan Club, serta pembicara dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, kami juga diajak berkeliling dan menyaksikan bagaimana Toyota, produsen automotif raksasa asal Jepang itu, membangun industri automotif di Indonesia. Hal penting dan menarik yang bisa saya garis bawahi selama rangkaian acara tersebut adalah bagaimana Jepang bisa membangun ekonomi dan masyarakatnya melalui wirausaha. Monozukuri berasal dari kata “mono” yang berarti produk atau barang, dan “zukuri” yang berarti proses pembuatan atau penciptaan.

Secara umum dalam percakapan sehari-hari diartikan sebagai produksi/ menghasilkan atau manufacturing/pembuatan. Namun demikian, konsep ini mengandung makna yang jauh lebih luas dari arti harfiahnya. Kata majemuk tersebut mengungkapkan kepemilikan spirit menciptakan dan memproduksi produk-produk unggul serta kemampuan untuk secara terus menerus menyempurnakan proses dan sistem produksinya. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan Jepang dalam membangun ekonomi dan masyarakatnya setelah Perang Dunia II adalah keunggulan Monozukuri yang dilaksanakan oleh para manajer, engineer, dan karyawan.

Pada saat melakukan kunjungan ke pabrik, kami disajikan gambaran nyata bagaimana Toyota membangun industri automotif secara detail. Semua dilakukan dengan membangun sistem yang benar dan terintegrasi. Semua langkah yang dijalankan ini akan menciptakan efisiensi tinggi dalam berproduksi namun tetap humanis, yang pada ujungnya akan menghasilkan pendapatan dan laba perusahaan. Ketua Umum PPIJ Rachmat Gobel menandaskan, dalam membangun suatu (perusahaan dll) maka kita harus mau blusukan seperti yang dilakukan oleh Joko Widodo, presiden terpilih. “Dengan blusukan , kita akan bisa mendapatkan detial permasalahan yang ada sehingga bisa menentukan langkah dan strategi yang tepat untuk menjalankannya,” ujarnya.

Membangun Sistem

Merujuk pada filosofi Monozukuri, pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pun seharusnya dilakukan dengan membangun sistem yang benar dan dijalankan secara terintegrasi. Cara seperti inilah yang dilakukan oleh PT Permodalan Nasional Madani (persero) atau dikenal dengan PNM dalam menjalankan kegiatan usahanya. UMKM merupakan salah satu pilar ekonomi bangsa dan telah terbukti tahan terhadap krisis ekonomi. Namun pada kenyataannya, kiprah kelompok usaha ini masih terbatas dan belum bisa mendominasi di kancah ekonomi nasional, apalagi global.

Pengembangan dan pemberdayaan UMKM tidak bisa dilakukan hanya dengan memberikan bantuan dana murah, namun mereka dibiarkan untuk berkembang sendiri. Persoalan dalam berusaha adalah dibutuhkannya kemampuan (manajerial) untuk mengembangkan usaha hingga menjaga kesinambungan usaha. Karena itu, PNM yang didirikan pada 1 Juni 1999 ini, mengemban amanat pemerintah untuk mengembangkan dan memajukan sektor UMKM dan koperasi, yakni melalui: Moda Financial (melalui pembiayaan dan penyertaan) untuk penyediaan dan penguatan modal kerja dan investasi UMKM;

Moda Intelektual (melalui Pendampingan dan Pengembangan Kapasitas usaha) untuk meningkatkan nilai tambah bagi UMKM; serta Moda Sosial (mengoneksikan para pelaku bisnis UMKM). Pengembangan bisnis UMKM seharusnya bisa dijalankan dengan mencontoh filosofi Monozukuri, yakni dengan membangun sistem yang benar dan dijalankan secara terintegrasi dengan pihak-pihak lain yang terkait. Oleh sebab itu, hal yang lebih penting adalah bagaimana kita membantu para pelaku UMKM tersebut, sehingga mereka dapat meningkatkan kapasitas usahanya agar bisa menjalankan produksi dengan baik.

Mereka juga diharapkan bisa meningkatkan kualitas produk agar diterima oleh pasar yang lebih luas hingga mampu menembus pasar global dan bersaing dengan produk dari luar negeri. Apalagi pada 2015 Indonesia masuk ke dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sehingga penjualan barang dan jasa bisa berjalan secara lintas negara tanpa boleh dihambat. Metode pengembangan kapasitas usaha yang dijalankan oleh PNM dilakukan melalui serangkaian proses, yaitu dimulai dari persiapan dan sosialisasi, pelatihan, pendampingan usaha dan pemberdayaan kelompok hingga proses monitoringnya yang memungkinkan suatu usaha tersebut ditingkatkan kemitraannya hingga opsi dilakukan pembiayaan lanjutan.

Proses persiapan dilakukan dengan cara pemetaan potensi dan inventarisasi permasalahan untuk pengembangan UMK. Melibatkan lembaga independen sesuai dengan kebutuhan dan keahlian termasuk perguruan tinggi. Hasil pemetaan dan inventarisasi ditindaklanjuti dalam bentuk pelatihan serial, yang mencakup keuangan, produksi, pemasaran, kelompok, pengemasan, dll. Aktivitas pelatihan ini dijalankan dengan melibatkan lembaga independen sesuai dengan kebutuhan dan keahlian, termasuk dinas terkait dan perguruan tinggi. Tahapan selanjutnya adalah mendampingi operasional usaha danproduksipascapelatihan dan pendampingan kelompok.

Aktivitas pendampingan ini juga melibatkan lembaga terkait sesuai dengan program pengembangan kapasitas usaha yang disiapkan PNM. Pada akhirnya, program diserahkan kepada pemerintah daerah setempat. Namun, PNM tetap melakukan monitoring dan menyediakan dukungan yang dibutuhkan. Semua proses ini harus dijalankan secara bersamaan dengan jasa pembiayaan. Hal semacam inilah yang tidak didapatkan para pelaku UMKM apabila mereka mendapatkan kredit dari perbankan atau lembaga keuangan mikro lainnya. Karena itu, pemberdayaan UMKM tidak bisa dijalankan hanya dengan memberikan dana murah. Melainkan harus didesain dengan sistem yang benar dan dijalankan secara terintegrasi dengan lembaga lain yang terkait.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar