Sabtu, 13 September 2014

Membangun Konektivitas Laut

Membangun Konektivitas Laut

Sigit Aris Prasetyo  ;   Diplomat Kemlu; Anggota Tim Penelitian ASEAN Connectivity, Terjun Langsung Meneliti Konektivitas Strong Republic Nautical Highway (SRNH) di Filipina
KOMPAS, 12 September 2014

                                                                                                                       
                                                      

MENARIK mengamati komitmen presiden terpilih 2014-2019 Joko Widodo untuk mengembangkan program pembangunan berdasarkan maritim (Kompas/14/8/2014). Logikanya memang jelas dan tak terbantah, Indonesia sebagai negara maritim, sebagian besar wilayahnya adalah lautan, sehingga harus bisa memanfaatkannya secara maksimal. Apalagi, sekitar 17.000 kepulauan membentang dari Sabang sampai Merauke, yang tentu saja perlu dihubungkan, atau istilah lainnya membangun konektivitas laut dan daratnya.

Salah satu strategi yang harus dilakukan presiden terpilih Jokowi adalah melaksanakan program pembangunan berbasis maritim, antara lain, menghubungkan antar-kepulauan Nusantara. Begitu pula menghubungkan moda darat dan laut guna menciptakan efisiensi logistik yang jelas berdampak positif bagi perekonomian nasional.

Sejalan dengan gagasan tersebut, tidak ada salahnya jika Indonesia menengok keberhasilan Filipina membangun konektivitas antar-kepulauannya. Indonesia memiliki kemiripan dengan Filipina, yaitu dihadapkan masalah bagaimana menghubungkan rangkaian kepulauan yang dipisahkan oleh lautan, meningkatkan mobilitas penduduknya, sekaligus memberdayakan perekonomian mereka.

Koridor tradisional

Pemerintah Filipina mengembangkan konektivitas kelautan yang disebut dengan Strong Republic Nautical Highway (SRNH). Sebuah sistem transportasi intra-modal yang terbagi menjadi tiga koridor utama (barat, tengah, dan timur), juga sebagai gabungan infrastruktur darat dan laut yang sangat terpadu.

Konsep SRNH sebenarnya pengembangan dari koridor tradisional antarpulau di Filipina tahun 1970-an. Lalu direvitalisasi pada tahun 2003 baik infrastruktur maupun pendukungnya, seperti jalan raya, pelabuhan, dan terminal bus antarkota.
Selain membangun infrastruktur, Pemerintah Filipina menyediakan sarana transportasi laut, yakni kapal roll-on roll-off (roro). Kapal roro dinilai paling pas, efisien, dan murah sebagai sarana transportasi laut, menghubungkan kepulauan ketimbang kapal kontainer atau jenis lainnya.

Penulis dalam hal ini melakukan penelitian langsung konektivitas laut Filipina pada tahun 2011, tepatnya bulan Februari, sebagai bagian dari kajian ASEAN Connectivity yang dilakukan Kementerian Luar Negeri.

Tidak saja mengamati infrastruktur darat dan laut SRNH, penulis dengan tim juga melakukan interview dengan sejumlah pihak/otoritas terkait, seperti otoritas pelabuhan, departemen transportasi, pekerjaan umum, akademisi, bahkan masyarakat pengguna moda transportasi SRNH.

Dari hasil pengamatan langsung dari Filipina bagian utara (Pulau Luzon) hingga selatan (Pulau Mindanao), SRNH berhasil memberikan dampak positif bagi mobilitas penduduk, transportasi yang lebih efektif, mendukung sektor perdagangan, investasi, pariwisata, pertanian, serta mengerakkan pembangunan di sejumlah sektor yang dilewati proyek SRNH.

Demikian pula efisiensi transportasi juga berdampak mengurangi biaya transportasi. Harga produk semen, kebutuhan sehari-hari, seperti gula, beras, dan minyak, nyaris sama di semua kepulauan Filipina.

Semua terlibat

Keberhasilan SRNH memang bukan murni dari pemerintah, karena juga melibatkan pihak swasta melalui mekanisme public private partnership serta pihak perbankan nasional dan internasional yang turut membiayai melalui pinjaman lunak.

Akan tetapi, ada hal lain yang tak kalah penting, yaitu keterlibatkan seluruh lapisan masyarakat terutama untuk menjaga dan menggunakan infrastruktur yang telah terbangun.

Betul pandangan presiden terpilih Jokowi bahwa pembangunan tol laut dapat meningkatkan perekonomian rakyat. Yang pasti, dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru, menurunkan harga meskipun di daerah terpencil. Bahkan, menumbuhkan potensi ekonomi yang ada di setiap daerah yang dilalui proyek konektivitas laut dan darat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar