Peluang
Kerja Sama RI-Selandia Baru
A Agus Sriyono, Duta Besar RI untuk Selandia
Baru, Samoa, dan Tonga
SUMBER : KOMPAS, 12 April 2012
Perdana Menteri Selandia Baru John Key
berencana berkunjung ke Indonesia 15-18 April 2012. Kunjungan ini penting bagi Indonesia
karena sedikitnya dua alasan.
Pertama, inilah kunjungan resmi pertama yang
disertai sejumlah pebisnis terkemuka. Kedua, membuka peluang untuk meningkatkan
ekspor, kualitas sumber daya manusia, dan kesempatan kerja bagi pekerja kita.
Perdagangan
Prioritas peningkatan perdagangan bilateral
terasa mendesak tatkala hubungan politik, keamanan, dan sosial-budaya nyaris
tanpa masalah. Sekarang saatnya kedua negara menggali dan mengembangkan potensi
masing-masing. Hubungan diplomatik selama hampir 55 tahun menjadi modal
berharga untuk menyongsong masa depan dua negara yang lebih baik.
Volume perdagangan Indonesia-Selandia Baru
dalam lima tahun terakhir mencapai lebih dari 7,5 miliar dollar AS, naik
rata-rata 15 persen per tahun. Nilai ekspor Indonesia tahun 2011 tercatat 580
juta dollar AS, naik 12 persen dibandingkan dengan 2010. Komoditas ekspor
unggulan Indonesia antara lain minyak, karet, kertas, furnitur, elektronik, dan
makanan. Bagi Selandia Baru, Indonesia merupakan mitra dagang kesepuluh terbesar
di dunia.
Setelah tahun lalu Indonesia meratifikasi ASEAN-Australia and New Zealand Free Trade
Area (AANZFTA), nilai ekspor Indonesia ke depan diproyeksikan meningkat.
Diperkirakan 78,79 persen ekspor Indonesia ke Selandia Baru yang setara 325
juta dollar AS akan segera menikmati bea masuk nol persen. Sementara 81,12
persen ekspor senilai 335 juta dollar AS akan menikmati bea masuk nol persen
mulai 2013.
Bea masuk bagi 263 produk tekstil dan pakaian
jadi akan dihapus lebih cepat, dari 2020 menjadi 2017. Hambatan yang mungkin
dihadapi adalah persaingan dengan China untuk produk-produk sejenis. China
menyepakati perdagangan bebas dengan Selandia Baru pada 2008.
Dari perspektif ideologi, keberpihakan
terhadap prinsip-prinsip perdagangan bebas tentu bukan tanpa tantangan. Pilihan
liberalisasi perdagangan cenderung menimbulkan kebijakan proteksi atau subsidi.
Namun, terlepas adanya tarik-menarik ini, rakyat Indonesia harus memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya.
Dalam kunjungan nanti, kedua pemerintah akan
menandatangani sejumlah kesepakatan di bidang pertanian, lingkungan hidup, dan
tenaga kerja. Dari sudut kepentingan Indonesia, kesepakatan ini memiliki
keuntungan ganda. Selain kesempatan bagi pengembangan kualitas sumber daya
manusia melalui capacity building, terbuka peluang kerja bagi tenaga kerja
terampil.
Mengenai pengembangan sumber daya manusia,
kerja sama pertanian diarahkan pada peningkatan kemampuan ahli pertanian
Indonesia melalui jalur pendidikan tinggi. Di sini Pemerintah Selandia Baru
menyediakan beasiswa. ”Negeri Kiwi” ini dikenal unggul dalam ilmu dan teknologi
pertanian serta peternakan. Diharapkan, para petani dan peternak Indonesia juga
akan memperoleh manfaat langsung dari kerja sama ini.
Perlu Kehati-Hatian
Menyangkut produk-produk daging dan susu,
kiranya perlu kehati-hatian pemerintah. Bagaimanapun, peternak perlu mendapat
perlindungan dan insentif dari pemerintah agar kesejahteraan mereka terangkat.
Penyeimbangan komitmen pemerintah terhadap negara lain di satu pihak dengan
komitmen menyejahterakan bangsa perlu disiasati secara cerdas.
Untuk lingkungan hidup, kerja sama
diprioritaskan pada pengembangan sistem manajemen lingkungan dan mitigasi
perubahan iklim. Khusus perubahan iklim, Indonesia perlu banyak bertukar
pengalaman dengan Selandia Baru yang memang ahli di bidang ini. Namun, ke depan
kesepakatan perlu lebih dirinci agar pembangunan berkelanjutan dapat
diwujudkan.
Terkait kesempatan kerja, Selandia Baru akan
membuka kesempatan kerja bagi pemotong hewan halal, juru masak, dan guru bahasa
Indonesia. Untuk pemotong hewan halal dialokasikan 20 orang, juru masak 100
orang, dan guru bahasa Indonesia 20 orang.
Dari segi kualifikasi, seseorang dapat
diterima bekerja jika dinyatakan lulus Australian
and New Zealand Standard Classification of Occupations (ANZSCO) pada level
yang ditentukan. Standar ini meliputi persyaratan tertentu yang dikaitkan
dengan kebutuhan kerja, termasuk kemampuan bahasa Inggris. Ini merupakan
kesempatan sekaligus tantangan bagi tenaga kerja Indonesia.
Kesempatan Kerja
Peluang di atas merupakan tambahan dari
alokasi yang tersedia saat ini. Dewasa ini lebih dari 400 tenaga terampil dan
semi terampil Indonesia telah bekerja di Selandia Baru. Mereka umumnya bekerja
di sektor perkebunan, perhotelan, industri panas bumi, dan animasi. Di samping
itu, dalam tahun 2011 terdaftar hampir 1.000 tenaga kerja Indonesia yang
bekerja di atas kapal asing yang beroperasi di perairan Selandia Baru.
Di tengah iklim politik yang semakin kondusif
bagi kerja sama dua negara, kunjungan PM John Key harus dimanfaatkan bagi
kepentingan Indonesia. Melalui kerja sama ini, para pemangku kepentingan
diharapkan mampu menciptakan iklim usaha yang lebih kompetitif, sumber daya
manusia lebih berkualitas, dan tenaga kerja yang lebih terampil. Inilah cara
memetik manfaat dari kerja sama bilateral ini. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar