Caleg
dan Tantangan ASEAN
Ludiro Madu ; Dosen Program Studi
Ilmu Hubungan Internasional
FISIP UPN "Veteran" Yogyakarta
|
REPUBLIKA,
03 April 2014
Hiruk pikuk kampanye para calon
anggota legislatif (caleg) cenderung kurang atau bahkan tidak menyentuh
isu-isu internasional, khususnya Association
of South East Asia Nation (ASEAN). Padahal, ASEAN dengan komunitasnya
yang akan dilaksanakan mulai tahun 2015 merupakan salah satu isu
internasional strategis dan mendesak bagi Indonesia. Sebagai organisasi regional,
ASEAN menjadi satu-satunya organisasi bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara.
Melalui komunitas ASEAN 2015, organisasi ini semakin menunjukkan peran
sentralnya dalam menanggapi dan menyelesaikan berbagai isu di kawasan ini.
Di satu sisi, kecenderungan para
caleg untuk berorasi mengenai berbagai isu domestik lebih disebabkan oleh
situasi bahwa isu-isu itu lebih berkaitan dengan kehidupan konstituen secara
langsung. Isu-isu domestik lebih menarik dan lebih berdaya jual untuk mendulang
suara ketimbang isu-isu internasional. Sebaliknya, kenyataan tersebut juga menjelaskan
betapa minim pengetahuan dan pemahaman caleg mengenai keterkaitan berbagai
isu domestik dengan isu internasional dan konsekuensinya bagi Indonesia.
Kurangnya pengetahuan para caleg dapat berpotensi mengurangi peluang
masyarakat Indonesia meraih manfaat dari berbagai isu internasional, termasuk
ASEAN.
Di era demokratis ini, anggota
legislatif merupakan salah satu aktor domestik yang menentukan orientasi
politik luar negeri suatu negara. Presiden (eksekutif) bukan lagi merupakan
satu-satunya aktor dominan dalam merumuskan dan melaksanakan diplomasi,
seperti di era sebelum reformasi 1998. Oleh karena itu, para caleg perlu
memahami bahwa mereka juga bertanggung jawab dalam menetapkan posisi,
pengaruh, dan orientasi politik luar negeri Indonesia.
Pemilihan anggota legislatif
pada 9 April 2014 merupakan salah satu determinan penting bagi diplomasi
Indonesia di tingkat ASEAN. Pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) I dan II, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) akan menentukan wajah
diplomasi negara ini dalam merespons Komunitas ASEAN 2015. Realitas ini perlu
memperoleh perhatian penting mengingat tahun 2015 telah dicanangkan sebagai
tahun pelaksanaan komunitas ASEAN.
Komunitas ASEAN 2015
Dalam beberapa tahun terakhir,
perbincangan mengenai Komunitas ASEAN lebih difokuskan pada kesiapan
Indonesia. Beberapa pertanyaan penting, yaitu: bagaimana kesiapan Indonesia
menghadapi Komunitas ASEAN 2015? Sejauh mana pengetahuan masyarakat mengenai
tiga pilar penting dalam komunitas ASEAN yang meliputi komunitas ekonomi,
politik-keamaan, dan sosial-budaya? Siapkah masyarakat Indonesia menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)? Dalam waktu kurang dari satu tahun, pemerintah
dan masya rakat Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi tantangan baru
ini dalam berbagai aspek, baik di tingkat pemerintah pusat maupun daerah.
Pertanyaan-pertanyaan lain berkaitan
dengan caleg dan kesiapan dapilnya dapat mengambil kasus maraknya impor
berbagai produk dari negara lain. Para caleg perlu memiliki data riil tentang
persoalan ini. Apa saja yang telah dilakukan pemerintahan provinsi dan pemerintahan
kota/kabupaten berkaitan dengan Komunitas ASEAN 2015? Strategi apa saja yang
diperlukan dalam rangka mengurangi impor produk? Lalu, wilayah-wilayah mana
yang mampu memberikan substitusi atas produk impor itu? Tanpa pengetahuan
memadai, para caleg hanya cenderung menyampaikan kritik kepada pemerintah
tanpa memberikan solusi riil.
Bagi para caleg, mereka memang
tidak harus memiliki pengalaman me - ngun jungi negara-negara ASEAN. Kunjungan
anggota DPRD (I dan II) dan DPR ke berbagai negara dalam bentuk studi banding
atau apa pun harus memiliki urgensi strategis. Di era media sosial seperti
sekarang ini, banyak pengetahuan tentang posisi, peran, dan pengaruh sebuah
negara terhadap negara lain atau isu internasional tertentu bisa diperoleh
melalui internet. Para caleg juga dapat memanfaatkan networking mereka di berbagai LSM dan perguruan tinggi--baik di
dalam maupun luar negeri-- dalam rangka mendukung tugas-tugas mereka.
Namun, para caleg tetap harus
memahami berbagai isu internasional, khususnya berkaitan dengan kekuatan, kelemahan,
tantangan, dan peluang yang secara riil dimiliki Indonesia. Pengetahuan caleg
mengenai isu domestik dan nasional tidaklah cukup untuk membekali mereka
menjalankan tugas-tugas sebagai anggota parlemen.
Mereka harus mampu menjelaskan
kaitan-kaitan berbagai isu domestik/nasional dengan peristiwa/kejadian di
negara lain. Tujuan akhir dari semua ini adalah pemihakan para caleg pada
konstituen domestiknya dalam menghadapi tantangan internasional, khususnya
Komunitas ASEAN 2015. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar