Selasa, 30 Maret 2021

 

Serapan Seputar Imlek

 Yanwardi ;  Editor pada Sebuah Penerbit

                                                        KOMPAS, 30 Maret 2021

 

 

                                                           

Menjelang dan semasa Imlek  bermunculan kata  dan ungkapan kionghi, gongxi, sincia, gongxi  facai, sincun, dan xin nian.  Hermina Utami, guru besar sinologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), menjadi narasumber untuk tulisan ini terkait dengan  sinologi.

 

Seperti  kata bakso, yang tak dikenal di negeri asalnya (RRT), penamaan tahun baru  Imlek hanya ada di Indonesia. Untuk menyebut tahun baru, di sana ada beberapa istilah:   Chúnjié, Yuándān,  Xīn Nián, Sincia, dan Sincun. Imlek secara leksikal bermakna 'tahun baru penanggalan Yin'  atau  ‘tahun baru penanggalan bulan’. Imlek berasal dari bahasa Hokkian Selatan, tetapi penutur Hokkian di RRT menyebutnya Sincia yang bermakna leksikal sin ‘baru’ dan cia ‘bulan pertama’. Bulan pertama ini berada dalam penanggalan bulan atau Nongli 'penanggalan pertanian', yang disebut juga Yinli. Kata Yinli dalam bahasa Hokkian Selatan berbunyi "Imlek". Karena yang datang ke Indonesia pada awalnya suku Hokkian ini, kata Imlek menjadi lebih dikenal di sini. Di Indonesia, khususnya dalam kalangan penduduk keturunan Cina, makna Imlek cenderung meluas, yakni perayaan Tahun Baru Cina.  Makna pertama dan yang meluas ini sudah ada di KBBI.

 

Selain Sincia, dalam bahasa Hokkian, ada pula Sincun--sin ‘baru’, cun ‘musim semi’; jadi, musim semi  pada tahun yang baru. Beda  antara Sincia dan Sincun terletak pada ditribusinya. Kata Sincia bisa berdiri sendiri, sedangkan Sincun harus bergabung dalam konstruksi Sincun Kionghi. Menarik diteliti apakah bentuk  Sincun setara dengan proleksem dalam bahasa Indonesia, seperti pra-, purna-, dan intra- atau seperti bentuk bebas yang hanya muncul dalam konstruksi tertentu, misalnya, walafiat’ dalam sehat walafiat.

 

Yuandan  (yuan ‘awal’, dan ‘bertani’) adalah sebutan tahun baru  dalam masyarakat  Cina Kuno. Perayaan Yuándān ini jatuh tanggal 1 bulan 1 dalam penanggalan Nongli/Yinli. Kata itu ditemukan  pada masa Dinasti Selatan (420-589M). Sementara itu, kata majemuk xin nian (tahun baru) muncul sesudahnya, yakni pada masa Dinasti Sòng (960 -1127M).

 

Kata Chunjie  (chun ‘musim semi’, jie ‘perayaan’: perayaan musim semi)  muncul setelah revolusi Xinhai. Sejak itu,  pemerintah Cina secara resmi menjadikan empat musim sebagai dasar penentuan hari raya. Chūnjié  ‘perayaan musim semi’ untuk tahun baru, Xiàjie ‘perayaan musim panas’ untuk Pecun, Qiūjié ’perayaan musim gugur’ untuk Hari Raya Kue Bulan.

 

Perayaan Imlek berlangsung 15 hari. Sebab itu, ucapan Gongxi facai (gongxi ‘selamat’, fa ‘mekar’, dan“cai ‘harta’  akan lama beredarnya.  Ungkapan ini bermakna umum, ‘selamat mendapatkan kemakmuran’. Jadi, tidak ada nama perayaannya, seperti kita mengucapkan “mohon maaf lahir dan batin” tanpa mengucapkan “Selamat Idulfitri” atau “Semoga damai di bumi” tanpa mengucapkan “Selamat Natal”.

 

Dalam masa Imlek  juga sering dijumpai kata kembar kionghi (bahasa Hokkian) dan gongxi (bahasa Mandarin). Sebagai catatan, di negeri Cina, menurut Harimurti Kridalaksana, ada sekitar 56 bahasa, antara lain, bahasa Mandarin dan bahasa Hokkian Selatan. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar