Sabtu, 27 Maret 2021

 

Salib dan Salip

 Rosdiana Sitompul ;  Penyelaras Bahasa Kompas

                                                        KOMPAS, 27 Maret 2021

 

 

                                                           

Saya senyum-senyum sendiri ketika membaca tulisan yang mengawali unggahan foto-foto seorang teman pada laman Facebook-nya. Tulisan pada unggahan itu lengkapnya adalah ”Wisata Salip Kasih Tarutung Bersama Keluarga”.

 

Salib Kasih atau Taman Salib Kasih merupakan obyek wisata rohani yang dibuat untuk mengenang jasa misionaris Kristen yang berasal dari Jerman, Ingwer Ludwig Nommensen, yang hampir dibunuh di sana karena menyebarkan agama Kristen. Taman wisata itu terletak di Dolok (Bukit) Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Bukit Salib Kasih berjarak sekitar 2 kilometer dari kota Tarutung.

 

Selesai melihat-lihat Facebook, saya iseng memasukkan kata kunci salip di mesin pencari Google. Setelah mengeklik kata kunci itu, saya kembali senyum-senyum karena mendapati penawaran di toko daring sebuah lokapasar (marketplace). Bunyi penawaran itu: Jual Salip Murah–Harga Terbaru 2021.

 

Karena penasaran dengan produk yang ditawarkan, saya pun berselancar di toko daring tersebut. Dan, sesuai dugaan saya, yang ditawarkan di toko daring itu adalah berbagai benda berbentuk seperti angka tambah yang mencirikan kekristenan, yaitu salib (bukan salip).

 

Bukan hanya lokapasar tersebut, di lokapasar lain pun banyak toko daring menggunakan kata salip untuk menawarkan benda sebagai lambang kekristenan itu. Isi penawarannya: Jual Produk Liontin Salip Termurah dan Terlengkap.

 

Melalui tiga unggahan tadi, Wisata Salip Kasih Tarutung, Jual Salip Murah, dan Jual Produk Liontin Salip, kita melihat bahwa pengguna bahasa Indonesia terkadang tidak tepat memilih kata yang sesuai dengan makna yang ingin disampaikan. Hal tersebut bisa terjadi karena kurang cermat atau memang tidak tahu.

 

Kekeliruan penulisan salib menjadi salip karena konsonan [b] dan [p] sama-sama konsonan bilabial, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan mempertemukan kedua belah bibir yang bersama-sama, bibir bawah merapat pada bibir atas (”Fonologi Bahasa Indonesia”). Ketika bunyi itu akan dituliskan dalam sebuah lambang, yaitu huruf konsonan, terjadi kekeliruan.

 

Salah penulisan kata dapat kita maklumi ketika itu terjadi dalam ranah nonformal, misalnya unggahan di Facebook atau kiriman pesan lewat Whatsapp kepada teman, tetapi tidak dalam ranah formal.

 

Menurut penulis, penawaran dalam lokapasar termasuk ranah formal, jadi hendaknya tidak ada kesalahan dalam penulisan kata pada deskripsi barang yang dijual.

 

Kekeliruan dalam menggunakan kata itu bisa dihindarkan jika pengguna bahasa mengecek makna kata pada kamus. Adapun sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring, kata salip bermakna ’dahului’.

 

Berdasarkan makna itu, kata salip tidak tepat digunakan dalam tiga konteks di atas. Sebalikya, kata salip tepat digunakan dalam konteks berikut.

 

Toyota Fortuner Gagal Salip Avanza

 

Avatar Salip Avengers: Endgame Jadi Film Terlaris di Dunia

 

Raikkonen Kesal Tak Mampu Salip Vettel

 

Adapun kata yang tepat digunakan dalam konteks tiga unggahan tadi adalah kata salib. Berdasarkan sumber yang sama, yaitu KBBI daring, makna kata salib adalah 1. dua batang kayu yang bersilang; 2. kayu bersilang tempat Yesus dihukum orang Yahudi; 3. tanda silang; 4. syarat dengan tangan yang menggambarkan tanda silang sebagai pengungkapan doa.

 

Dengan demikian, bunyi tiga kutipan di atas tadi menjadi: Wisata Salib Kasih Tarutung Bersama Keluarga; Jual Salib Murah–Harga Terbaru 2021; dan Jual Produk Liontin Salib Termurah dan Terlengkap. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar