Senin, 22 Maret 2021

 

Makna Hipospadia dan Epispadia

 Nur Adji  ;  Penyelaras Bahasa Kompas

                                                        KOMPAS, 20 Maret 2021

 

 

                                                           

Beberapa pekan ini masyarakat disuguhi berita tentang Aprilia Manganang. Pebola voli nasional dan prajurit berpangkat sersan dua ini, menurut Kepala Staf TNI AD Jenderal Andika Perkasa, mengidap hipospadia.

 

”Saat dilahirkan,” ujar KSAD, ”anak ini punya kelainan pada sistem reproduksinya, yang dalam terminologi kesehatan disebut hipospadia.” (Kompas.com, 9/3/2021).

 

Beberapa situs kesehatan menyebut hipospadia adalah suatu kelainan yang menyebabkan letak lubang kencing (uretra) bayi laki-laki menjadi tidak normal. Posisinya berada di bawah kemaluan laki-laki. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui.

 

Kata hipospadia belum tercantum dalam kamus rujukan kita bersama, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata ini pun dalam kamus Inggris (misalnya Merriam-Webster dan Cambridge Dictionary) tidak banyak dipaparkan. Keduanya hanya menuliskan maknanya seperti yang terdapat dalam beberapa situs kesehatan.

 

Di Tanah Air, kata ini sebetulnya pernah disinggung Rini Surjadi ketika menulis tentang pentingnya pemeriksaan genetika pada janin (Kompas, 6 Oktober 1991). Lalu, tim dokter FK Unair memunculkan istilah ini saat menjelaskan adanya empat kasus kelainan kelamin pada 9 Juli 1992.

 

Beberapa bulan kemudian, 30 November 1992, istilah ini muncul kembali saat tim dokter bedah FKUI mengoperasi pasien yang mempunyai kelainan kelamin ini.

 

Namun, jauh sebelum itu, berdasarkan data yang didapat dari sinta.unud.ac.id, kata ini sudah dilontarkan seorang dokter gladiator di Roma, Galen, yang hidup pada tahun 130-199 Masehi. Kata hipospadia, menurut data tersebut, berasal dari bahasa Yunani, hypo ’di bawah’ dan spadon ’celah’.

 

Hypo- dalam perkembangannya merupakan salah satu bentuk terikat dalam bahasa di dunia. Bahasa Indonesia menyerap bentuk ini sebagai hipo-. Ada dua makna dalam KBBI. Pertama, ’bawah; di bawah; ke bawah’ (hipodermis). Kedua, ’kurang dari; bawahan dari’ (hipotaksis, hipovitaminosis).

 

Karena berstatus bentuk terikat, kata ini harus bergabung dengan kata yang dilekatinya. Itulah sebabnya, kata-kata yang mengandung makna ’di bawah’, seperti hipodermis, hipogen, dan hiposentrum, ditulis gabung. Penulisan yang sama berlaku untuk kata yang mengandung makna ’kurang dari; bawahan dari’, seperti hipovitaminosis dan hipotermia.

 

Lawan dari hipospadia

 

Sebagai lawan dari hipospadia adalah epispadia. Epispadia adalah suatu kelainan bawaan yang menunjukkan bahwa lubang saluran kemih terdapat di bagian punggung atau sisi atas kemaluan laki-laki. Kata ini berasal dari bentuk terikat epi- dan spadon.

 

Bentuk terikat epi- dalam KBBI dimaknai (1) ’di atas; sebelah atas’ (epikotil) dan (2) ’pada permulaan; di permukaan’ (epigraf).

 

Sementara itu, makna dalam kamus Inggris, seperti Merriam-Webster, malah lebih dari dua. Makna tersebut, antara lain, ’upon’ (ephypate), ’besides’ (epiphenomenon), ’attached to’ (epididymis), dan ’over’ (epicenter).

 

Namun, dibandingkan dengan hipospadia, kemunculan kata epispadia relatif jarang. Hal itu bisa terjadi karena kasus kelainan jenis kelamin ini relatif sedikit dibandingkan kasus hipospadia.

 

Kata hipospadia (dan epispadia) sudah berumur panjang. Kedua kata ini mudah-mudahan akan menjadi bagian dari KBBI daring yang akan dimutakhirkan dalam edisi berikutnya. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar