Sabtu, 27 Maret 2021

 

Peran Perbankan Era Ekonomi Hijau

 Suryo Winarno ;  Praktisi Lingkungan di Jakarta

                                                        KOMPAS, 25 Maret 2021

 

 

                                                           

Bill Gates mengingatkan kepada masyarakat dunia bahwa dampak perubahan iklim bisa lebih buruk dibandingkan dengan pandemi korona.

 

Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan puluhan juta orang meninggal dunia dan ratusan juta orang terinfeksi korona. Selain itu, pandemi korona juga menimbulkan resesi ekonomi global. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan kemiskinan meningkat drastis.

 

Secara makro, dampak pandemi korona terhadap ekonomi membuat aktivitas industri dan transportasi berhenti sementara, tetapi menurunnya emisi karbon dari berkurangnya aktivitas itu belum cukup mengurangi dampak perubahan iklim. Tahun 2020 penurunan emisi gas rumah kaca relatif kecil sebagai dampak penurunan frekuensi penerbangan antarnegara dan penerbangan domestik, juga penurunan mobilitas mobil dan sepeda motor.

 

Di Indonesia, perubahan iklim ditandai dengan curah hujan yang berintensitas tinggi yang menyebabkan bencana banjir di sejumlah daerah, seperti yang terjadi di Kalimantan Selatan. Besarnya bencana banjir di Kalimantan Selatan mendorong Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan langsung ke Kalimantan Selatan awal 2021. Dampak perubahan iklim menghancurkan pembangunan ekonomi yang sudah dilaksanakan sebelumnya, baik fisik maupun nonfisik.

 

Perubahan iklim Januari 2021 merusak wilayah Kalimantan Selatan dengan nilai kerugian Rp 1,349 triliun. Secara rinci, kerugian produktivitas masyarakat Rp 604,562 miliar, sektor infrastruktur Rp 424,128 miliar, sektor pertanian Rp 216,266 miliar. Selain itu, sektor perikanan Rp 46,533 miliar, pendidikan Rp 30,466 miliar, kesehatan masyarakat dan perlindungan sosial Rp 27,605 miliar. Itulah gambaran kedahsyatan dampak perubahan iklim pada musim hujan.

 

Untuk mencegah kematian, kerusakan lingkungan, dan kehancuran alam lebih besar dibutuhkan kerja sama internasional di bidang inovasi pengembangan energi bersih (energi terbarukan) seperti pengembangan energi surya, energi hidro, energi gelombang air laut, energi panas bumi, dan bioenergi.

 

Indonesia mempunyai cadangan energi bersih sebesar 417.800 megawatt. Perinciannya, gelombang air laut 17.900 megawatt, panas bumi 23.400 megawatt, bioenergi 32.600 megawatt, energi hidro 75.000 megawatt, angin 60.600 megawatt, energi surya 207.800 megawatt. Berdasarkan data ini, cadangan energi surya banyak tersimpan di bumi pertiwi.

 

Perbankan hijau

 

Seperti diketahui, perubahan iklim disebabkan oleh pemanasan global yang berasal dari kenaikan gas rumah kaca. Sumber emisi karbon berdasarkan sektor adalah akibat pemakaian bahan bakar fosil (batubara, minyak, gas) untuk pembangkit energi listrik yang dibutuhkan industri, transportasi, perumahan, pertanian, dan sebagainya. Untuk mencegah kenaikan emisi karbon, energi fosil perlu segera diganti energi bersih.

 

Tujuan penggunaan energi bersih adalah keberlanjutan hidup manusia dan dunia usaha, karena polusi udara merupakan sumber penyakit mematikan dan menghambat mobilitas manusia. Selain itu, untuk menurunkan kerusakan lingkungan, memberi jaminan persediaan energi di masa depan, pemanfaatan potensi aneka ragam sumber energi, serta menjaga keseimbangan alam.

 

Penggunaan energi bersih sendiri berkaitan dengan penerapan ekonomi hijau. Manfaat ekonomi hijau dapat menciptakan daya saing industri,  apalagi apabila pemakaian energi menjadi salah satu syarat yang digunakan perbankan menyalurkan kredit. Inovasi efisiensi perusahaan akan meningkatkan profit karena bank juga menyalurkan kredit untuk menciptakan dan mengembangkan alat-alat energi bersih. Investasi sektor riil dan jasa juga meningkat karena pengusaha membuat workshop hemat energi.

 

Strategi operasional ekonomi hijau di lingkungan perbankan juga dapat menurunkan pemakaian energi fosil melalui efisiensi penggunaan listrik, mengatur suhu mesin pendingin ruangan pada kisaran tertentu, pemakaian sel surya, mengurangi penggunaan transportasi, juga pemakaian kertas.

 

Sistem sensor peralatan listrik bisa mengatur penerangan dan peralatan elektronik bekerja secara otomatis. Dengan sensor otomatis, lampu menyala jika karyawan berada di ruangan. Sebaliknya, lampu penerangan mati secara otomotis pada saat kantor tutup dan tidak ada karyawan di ruangan. Pemakaian energi yang terkontrol oleh sistem sensor memungkinkan efisiensi dalam penggunaan energi. Juga tidak lagi bergantung pada aktivitas orang menyalakan dan mematikan lampu atau peralatan elektronik lainnya.

 

Pemakaian lampu penerang LED (light emitting diode) membantu hemat energi dan pengeluaran keuangan, menekan timbulan limbah B-3 (bahan berbahaya dan beracun). Karakter LED adalah tahan lama dipakai dan tidak mengandung merkuri. Karena itu, LED mendukung ekonomi hijau dengan timbulan limbah B-3 sebagai sumber emisi karbon berkurang.

 

Pengaturan temperatur ruangan mencegah pemborosan energi karena suhu ruangan sudah dipatok pada angka tertentu, misalnya 25 derajat celsius. Dengan pengaturan suhu yang sudah tetap, pemakaian energi bisa diprediksi secara finansial setiap bulan.

 

Pemakaian sel surya mengurangi timbulan emisi gas rumah kaca karena energi berasal dari sinar matahari. Selain itu, pemakaian sel surya menurunkan pemakaian energi fosil dari PLN sekaligus menciptakan lapagan kerja yang berasal dari kontraktor energi bersih yang mulai banyak bermunculan.

 

Selama pandemi korona, kantor perbankan dan perusahaan swasta/negeri tetap dapat berjalan efektif. Teknologi informasi dan telekomunikasi telah membantu menekan penggunaan sarana transportasi sehingga pemakaian energi fosil bisa turun. Namun, kualitas dan kuantitas komunikasi tidak berkurang.

 

Paperless juga berkontribusi menurunkan emisi karbon karena kertas merupakan hasil pengolahan kayu dari hutan alam. Dengan sedikit pemakaian kertas, terjadi penurunan penebangan hutan alam sehingga emisi karbon yang lepas masuk ke atmosfer turun dan mengurangi pemanasan global. Itulah yang tidak disadari bahwa paperless juga berpengaruh dalam menurunkan emisi karbon. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar