Awan mendung dan hujan lebat kini menjadi
momok yang menakutkan bagi sebagian besar warga Jakarta. Banjir yang datang
mengiringinya terbukti dengan mudahnya melumpuhkan denyut nadi Jakarta.
Banjir Kanal
Barat (BKB) dan Banjir Kanal Timur (BKT) yang digadang-gadang mampu
mengendalikan banjir di Jakarta tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Mengapa? Karena pembangunan BKT maupun BKB yang lebih dulu ada belum
menyentuh akar masalah penyebab banjir di Jakarta. Ibaratnya, seorang yang
sedang sakit gigi diberi terapi obat penghilang rasa sakit (pain killer), maka rasa sakit itu
akan tetap muncul selama penyebab sakit giginya tidak ditangani.
Sepak terjang
Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta dalam merespons banjir yang melanda
Jakarta tempo hari patut diacungi jempol. Beliau secara aktif turun
langsung dalam operasi pencegahan banjir yang lebih luas dan juga
penanggulangan bencana terhadap masyarakat yang tertimpa musibah banjir
kali ini.
Namun, perlu
diingatkan agar Jokowi jangan terlampau disibukkan dan tenggelam oleh
masalah-masalah yang bersifat operasional, taktis, dan korektif. Jokowi
harus lebih fokus pada tujuan strategisnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Dalam hal ini salah satu tujuan strategis beliau adalah membebaskan Jakarta
dari masalah banjir.
Strategi
Menurut hemat
saya, terdapat lima langkah strategis beserta program kerjanya yang harus
segera dilakukan oleh Jokowi untuk membebaskan Jakarta dari masalah banjir.
Kelima langkah strategis itu adalah :
Pertama, mengendalikan
air sungai yang masuk Jakarta. Ini dapat dilakukan dengan program membangun
waduk dan bendungan di wilayah hulu.Ini akan sangat efektif dalam
mengendalikan dan menghindari Jakarta dari bahaya “banjir kiriman”.
Inisiatif Jokowi untuk membuka dialog dengan gubernur Jawa Barat dan Banten
untuk membahas hal ini patut diapresiasi, tetapi jangan berhenti sampai
dialog saja. Jokowi juga harus secara persisten dan terus menerus mendorong
prosesnya agar segera dapat dijalankan, jika perlu sampai melibatkan peran
pemerintah pusat.
Kedua,
mengelola daerah aliran sungai (DAS) di dalam Kota Jakarta. Salah satu
caranya adalah bebaskan DAS dari pemukiman penduduk, lakukan relokasi
penduduk dengan membangun perumahan murah (rusunawa). Jokowi sudah mulai
mewacanakan untuk menjalankan program ini, beberapa wilayah seperti Bukit
Duri dan Cawang sudah disurvei dan diperkirakan biayanya, kita tunggu saja
konsistensi beliau dalam melaksanakannya.
Ketiga,mengendalikan
laju air permukaan (run-off) di
Jakarta. Pembangunan kota Jakarta yang tidak terkendali dan terencana
menyebabkan semakin berkurangnya wilayah resapan air di Jakarta. Hal itu
diperparah lagi dengan buruknya sistem drainase yang ada. Akibatnya sudah
jelas, saat puncak musim hujan, jalan-jalan di wilayah Jakarta berubah
fungsi menjadi sungai-sungai yang tidak bisa dilalui kendaraan.
Untuk langkah
strategis ini harus dijalankan beberapa program seperti; pembuatan sumur
resapan, memperluas area ruang terbuka hijau dan melakukan rehabilitasi dan
peningkatan kapasitas sistem drainase. Untuk masalah ini, Jokowi pernah
mewacanakan pembuatan deep tunnel yang menurut penulis kurang tepat. Jokowi
harus melakukan analisa lebih mendalam baik geologis maupun geomorfologis
wilayah Jakarta.
Seperti
diketahui wilayah Jakarta adalah wilayah pantai di mana pada beberapa
tempat ketinggiannya sudah sejajar dan bahkan lebih rendah dari permukaan
air laut. Alih-alih dapat mencegah banjir, deep tunnel ini malah berpotensi
menjadi jalan masuknya air laut (intrusi) ke wilayah daratan Jakarta
nantinya.
Keempat,
mengendalikan rob. Salah satu sebab lamanya banjir di wilayah Pluit dan
Muara Karang tempo hari adalah karena saat banjir melanda Jakarta dibarengi
dengan air laut pasang di wilayah Utara Jakarta. Satu-satunya jalan yang
harus ditempuh untuk mengurangi pengaruh air laut pasang di wilayah Jakarta
adalah dengan membangun tanggul pantai dan sistem pintu air (watergate system).
Jokowi jangan
segan-segan untuk melibatkan tenaga ahli dari Belanda untuk hal
ini.Pembahasan G to G antara Pemerintah Kerajaan Belanda dengan Pemerintah
Republik Indonesia sangat mungkin dilakukan untuk program kerja sama
ataupun bantuan teknologi dalam melaksanakan program kerja ini.
Kelima,
mengintegrasikan BKT dan BKB. Ada fenomena yang sangat menarik yang terjadi
pada saat terjadi banjir besar Jakarta tanggal 17 Januari 2013 yang lalu,
yakni betapa BKB yang menampung aliran sungai Ciliwung saat itu sangat over capacity, yang menyebabkan
tanggul BKB jebol di wilayah Menteng (Latuharhari), sementara BKT yang
mempunyai kapasitas lebih besar tampak under
capacity.
Padahal kalau
kita tarik garis lurus dan ukur jarak terdekat BKT ke sungai Ciliwung (di
sekitar Kampung Melayu) yang menjadi beban BKB tidak lebih dari 1 km saja.
Di sini terlihat tidak terintegrasinya perencanaan pembangunan BKT dan BKB
saat pertama kali dibuat.Seharusnya hal itu sudah terpikirkan sejak awal,
mengingat sungai Ciliwung yang menjadi beban BKB mempunyai kapasitas dan
debit yang lebih besar jika dibandingkan dengan kali Cipinang yang menjadi
beban utama BKT.
Namun, kita
patut gembira karena Pemda DKI di bawah pimpinan Jokowi cukup tanggap
dengan permasalahan ini dan pembangunan sodetan sungai Ciliwung ke BKT
sudah direncanakan untuk dilaksanakan, ke depannya penyeimbangan beban
antara BKB dan BKT seharusnya sudah dapat dilakukan.
Pengendalian Hujan
Menurut
penulis, kelima langkah strategis tersebut di atas yang harus menjadi
prioritas dan fokus Jokowi di dalam mengatasi masalah banjir di Jakarta.
Langkah pengendalian hujan untuk menghindari banjir di Jakarta dengan
memindahkan hujan ke wilayah lain (lautan) menurut penulis bukanlah suatu
solusi, Itu boleh dikatakan hanya sebagai langkah darurat saja.
Karena
pengendalian hujan akan mengganggu kesetimbangan ekologis wilayah Jakarta.
Jakarta tetap membutuhkan hujan, karena banyak manfaat yang diperoleh dari
hujan tersebut.Yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengelola air hujan
itu agar tidak menimbulkan banjir.
Untuk itulah
Jokowi harus berkonsentrasi menjalankan program-program kerja yang
mendukung keberhasilan langkah- langkah strategis tadi, karena jika
langkah-langkah strategis tadi berhasil dijalankan semua maka sudah dapat
dipastikan tujuan strategisnya yaitu terbebasnya Jakarta dari masalah
banjir semestinya akan tercapai.
Jokowi tidak
perlu takut dan ragu-ragu untuk bergerak, segera putuskan dan laksanakan,
karena rakyat dan seluruh masyarakat Jakarta pasti akan mendukungnya.
●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar