Merawat
Kegembiraan Rakyat
Y Ari Nurcahyo ; Direktur
Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate
|
KOMPAS,
01 November 2014
POLITIK adalah kegembiraan. Pesan ini yang mau disampaikan Presiden
Joko Widodo kepada semua rakyat di seluruh penjuru Tanah Air. Kemeriahan
kirab budaya rakyat, 20 Oktober lalu, menjadi penanda itu. Namun, enam hari
kemudian banyak orang menahan tanya, ketika susunan menteri di Kabinet Kerja
dinilai anti klimaks. Pasar pun tidak merespons positif dan cenderung
terkoreksi.
Stamina pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (JKW-JK) tegak
berdiri di bawah kehendak rakyat akan diuji waktu. Rakyat yang dipimpin sudah
menunjukkan, mereka selalu siap sedia dan sabar menanti pemimpinnya. Rakyat
mencintai pemimpinnya seperti sepasukan penjaga malam yang siap dengan
pinggang tetap terikat pedang dan pelita tetap menyala. Rakyat yang
bergembira akan bersetia merawat harapan. Namun, apabila gelembung harapan
itu tidak berujung kenyataan, ia akan pecah jadi kutukan.
Menghidupkan waktu
Saatnya momentum pembuktian. Realitas pembentukan kabinet yang
dihadang desakan waktu dan disesaki tekanan politik kelompok kepentingan dan
partai-partai pendukung agaknya sudah dimaklumkan di depan sehingga segala
sesuatunya menjadi tampak wajar di belakang. Untungnya rakyat (bersama
relawan) masih sabar menunggu seraya mengamati dengan fokus mata seperti
mikroskop raksasa mengarah ke setiap menteri di Kabinet Kerja. Mereka punya
100 hari pertama untuk melewati ujian pembuktian kerja, kerja, dan kerja,
dengan hasil nyata!
Para menteri Kabinet Kerja JKW-JK jangan sampai membunuh waktu.
Ajakan Presiden Jokowi kepada seluruh rakyat dari semua lapisan profesi,
mulai pedagang kaki lima, petani, nelayan, guru, sampai dokter dan politisi
untuk ”kerja, kerja, kerja!” harus berujung sinergi produksi yang sungguh
terbukti bukan janji. Pemimpin pilihan rakyat harus mampu menyatukan
kesadaran dan energi rakyatnya menjadi kekuatan superproduktif untuk
membangun kejayaan negeri. Dengan demikian, para menteri di pemerintahan
JKW-JK tetap bersiaga di hadapan perapian rakyat untuk terus menghidupkan
waktu.
Pemenuhan janji dan perwujudan program kerja yang sebelum ini
hanya menjadi etalase kampanye harus bergerak ke dapur reproduksi kebijakan
yang nyata, terukur, dan tepat sasaran.
Janji mewujudkan kedaulatan pangan dan energi dengan memberantas
semua lini mafia harus menjadi prioritas. Saatnya Presiden Jokowi bersama tim
fokus bekerja demi tegaknya Indonesia Raya yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Haruskah demikian
Haruskah episode pembuka Kabinet Kerja anti klimaks? Jangan sampai
denyut yang hilang pada awal pertama saat mereka dilantik menjadi beban yang
memberatkan langkah ke depan. Kuncinya ada pada kesanggupan membuat perubahan
mendasar dan transformasi cepat.
Manuskrip Beethoven, Es muss sein (Haruskah demikian), dalam bahasa
Milan Kundera (1984) merupakan motivasi realistis sang komposer untuk
mengubah sebuah inspirasi liar menjadi sebuah kanon kuartet yang serius,
mentransformasi sebuah lelucon menjadi kebenaran. Karya komposisi Beethoven
itu dihasilkan dari kreasi mengubah yang enteng dan remeh-temeh menjadi
berbobot dan substantif. Siapa menduga tesis sederhana itu akhirnya menjadi
masterpiece sepanjang waktu? Karya-karya orisinal seperti itu yang selalu
menghidupkan waktu.
Presiden Jokowi punya orisinalitas gagasan dan gaya
kepemimpinan. Soalnya bagaimana kekuatan itu menginspirasi semangat tim
kabinetnya. Waktu akan menguji apakah Kabinet Kerja betul-betul the dream
team yang sigap bekerja keras sehingga the
dreams come true.
Confusius (551-479 SM) bertutur bijak, ”Seorang pemimpin harus menjadi junzi (orang hebat)”, yaitu
seorang yang memiliki kualitas keutamaan, kesetiaan, dan ketulusan. Pemimpin
seperti ini jika berkehendak untuk kebaikan niscaya yang dipimpin akan
memperoleh kebaikan.
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla bersama para menterinya
semoga menjelma junzi-junzi Republik yang bekerja terdepan untuk terus
merawat kegembiraan rakyat. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar