Sabtu, 10 Juli 2021

 

Inspirasi dari Transportasi Umum

Tajuk Kompas ;  Dewan Redaksi Kompas

KOMPAS, 6 Juli 2021

 

 

                                                           

Di Jepang, tidak ada kluster Covid-19 yang dapat dikaitkan dengan penggunaan transportasi umum. Kedisiplinan penumpang ternyata sangat berperan.

 

Menurut Prof Hitoshi Oshitani, anggota panel penasihat Covid-19 untuk Pemerintah Jepang dari Tohoku University, penumpang transportasi umum di Jepang biasanya tidak berbicara dengan penumpang lain. ”Apalagi, belakangan, mereka semua pakai masker,” ujarnya.

 

Hal senada diungkapkan Santé Publique di Perancis. Lembaga di bawah Kementerian Kesehatan Perancis itu menyatakan, tahun 2020 hanya 1,2 persen dari total kluster Covid-19 yang dapat dikaitkan dengan transportasi umum. Dua pertiga dari kasus penyebaran Covid-19 di Perancis terjadi di kantor, sekolah, acara publik, ataupun keluarga.

 

Relatif amannya penumpang yang bepergian dengan transportasi umum boleh jadi didukung oleh minimnya jumlah penumpang selama satu tahun terakhir. Penumpang trem dan bus di Amsterdam turun hingga tersisa sepertiganya dari kondisi normal. Penumpang the London Underground, jaringan kereta di kota London, juga tersisa 20 persen.

 

Namun, hal positif yang dapat dipelajari adalah, tidak ada tawar-menawar protokol kesehatan. Tanpa prokes ketat, maka di banyak negara mustahil masuk ke stasiun atau terminal.

 

Di Indonesia, operator bahkan bertindak lebih ketat. KAI Commuter, operator kereta rel listrik di negeri ini, mulai Senin (5/7/2021), bahkan mewajibkan semua orang yang memasuki area stasiun memakai masker ganda atau masker N95. Tanpa masker ganda, jangan harap bisa naik KRL.

 

Revolusi di sektor transportasi umum memang kerap memicu perbaikan di sektor lain. Epidemi kriminalitas di New York tahun 1980-an dibenahi oleh William Bratton dengan menegakkan aturan sekecil apa pun terhadap penumpang. Kisah tentang Bratton ini ditulis oleh Malcolm Gladwell dalam bukunya, Tipping Point (2000).

 

Apabila kedisiplinan pemakaian masker, apalagi masker ganda, oleh pengguna transportasi umum diperluas hingga kantor, pasar, dan permukiman, boleh jadi penyebaran virus Covid-19 dapat ditekan. Ini inspirasi baik dari transportasi umum.

 

Hal lain, dari sebuah bandara di Indonesia, tepatnya di Bandar Udara Blimbingsari di Banyuwangi, Jawa Timur, kita dapat mempelajari sebuah terminal dengan pertukaran udara yang alami. Tanpa penggunaan penyejuk ruangan yang masif, terminal karya Andra Matin itu pun meminimalkan potensi risiko penyebaran Covid-19.

 

Sementara nyaris seluruh stasiun kereta di negeri ini pun, termasuk halte bus Transjakarta, didesain terbuka. Desain senada dapat dijumpai mulai dari Tokyo, Seoul, Kuala Lumpur, hingga Amsterdam dengan pengecualian pada stasiun-stasiun kereta bawah tanah.

Dari perilaku penumpang dan dari desain arsitektur fasilitas transportasi umum, kita dapat banyak belajar. Tidak sekadar belajar, tapi juga menerapkannya di berbagai hal. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar