Antara
”Sinergi”, ”Sinergitas”, dan ”Sinergisitas” Antonius Galih Rudanto dan Nur Adji ; Penyelaras Bahasa Kompas |
KOMPAS, 24 Juli 2021
Akhir-akhir
ini sering sekali muncul kata sinergi, sinergitas, dan sinergisitas. Ketiga
kata tersebut mudah sekali ditemukan di media dalam jaringan. Tidak hanya
dalam tubuh berita, tetapi juga di judul berita. Berikut
beberapa judul berita dengan menggunakan ketiga kata tersebut yang diambil
dari media daring. 1. Bangun
Sinergisitas dengan Dunia Usaha,
Polteknaker Adakan Rakor 2. Program
Sinergisitas Kementerian dalam
Penanggulangan Terorisme Dinilai Positif 3. Kapolri
Listyo Sigit Bertemu Panglima TNI, Bahas Sinergisitas
dan Soliditas 4. Perkuat
Sinergisitas, TNI-Polri dan
Forkopimda Kalteng Bentuk Organisasi 5. Butuh
Sinergitas Pusat dan Daerah untuk
Sukseskan Pembangunan SDM 6.
Tata Kelola Keamanan Laut Harus
Utamakan Sinergitas 7. Imlek
dan Sinergi Nasional Pertanyaannya,
mana yang tepat di antara ketiga kata itu? Jangan-jangan, malah semuanya
benar dan dapat digunakan. Sebenarnya
mudah ditebak, kata ini berasal dari bahasa Inggris, yakni synergy. Mengapa
muncul tiga kata padanan dalam bahasa Indonesia untuk lema synergy? Synergy
dalam bahasa Inggris secara leksikal diartikan lebih kurang sebagai ’hubungan
yang saling menguntungkan dari pihak-pihak yang berbeda’. Sementara sinergi,
menurut KBBI, diartikan sebagai ’operasi gabungan’. Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dalam teorinya tentang pengindonesiaan
dari bahasa asing menyatakan, sufiks atau akhiran -(a)tion dalam bahasa
Inggris menjadi -asi, -si. Action,
misalnya, diindonesiakan menjadi aksi, publication menjadi publikasi,
coordination menjadi koordinasi, diplomation menjadi diplomasi, dan
seterusnya. Sejauh ini, aplikasinya tidak ada masalah dan mudah dalam
penerapan teorinya. Adapun
sufiks -ty dalam bahasa Inggris diindonesiakan menjadi –tas. Contohnya adalah
university menjadi universitas, quality menjadi kualitas, quantity menjadi
kuantitas, dan seterusnya. Lagi-lagi tidak ditemukan hal yang menyulitkan
sehingga teori mudah diterapkan. Lalu,
bagaimana dengan sufiks -y atau y dalam bahasa Inggris? Y menjadi -i jika
lafalnya ai atau i (Ernawati Haridah, 2017). Contohnya, accessory menjadi
aksesori, geometry menjadi geometri, democracy menjadi demokrasi, physiology
menjadi fisiologi, psychology menjadi psikologi, energy menjadi energi, dan
masih banyak yang lain. Mudah bukan? Lalu,
bagaimana dengan kata sinergi,
sinergitas, dan sinergisitas? Berdasarkan kaidah Menurut
kaidah pengindonesiaan, secara jelas dan gamblang sinergi merupakan
pengindonesian yang paling tepat, bukan berarti yang lain salah. Sebab,
sinergi berasal dari bahasa Inggris, synergy. Y menjadi i jika lafalnya i. Pertanyaannya
kemudian, apakah ada dalam bahasa Inggris kata turunan sinergity dan
synergisity sehingga ada pengindonesiaan sinergitas dan sinergisitas?
Jawabannya tidak ada. Yang ada adalah kata turunan synergist, synergism,
synergistic, synergically, dan synergistically. Entah
dari mana munculnya bentukan sinergitas dan sinergisitas, yang pasti keduanya
dapat ditemukan dalam keseharian kita. Contoh-contoh di atas adalah buktinya. Kedua
kata itu mengingatkan kita pada kata efektivitas
yang sampai hari ini juga masih diperdebatkan. Kata efektivitas adalah bentuk yang salah karena dalam bahasa
sumbernya, bahasa Inggris, kata effectivity
tidak dipergunakan. Hal
itu dikatakan Prof Anton Moeliono (almarhum) ketika mengasuh acara Pembinaan
Bahasa Indonesia di TVRI (1973-1977). Katanya, turunan dari kata effective adalah effectiveness, effectively, effectual, dan effectually. Maka, tidak ada alasan untuk menerima bentuk
efektivitas karena efektivitas mestinya berasal dari effectivity, yang
ternyata tidak ada dalam bahasa Inggris. Namun,
pakar bahasa Prof JS Badudu (almarhum) berpendapat lain. Kata efektivitas
dapat dipergunakan karena rujukannya bukan bahasa Inggris, melainkan bahasa
Belanda. Badudu
menganggap kata efektivitas sudah lama dipergunakan dan diserap dari bahasa
Belanda, effectiviteit. Kata ini menjadi lema dalam kamus Kramers’ Nederlands
Woordenboek, cetakan ke-19, tahun 1979. Bentuk
akhir -teit pada effectiviteit setara dengan -ty dalam bahasa Inggris, yang
kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi -tas. Kata effectiviteit
merupakan bentuk analogi dari, misalnya, faculteit (faculty; fakultas) dan
universiteit (university; universitas). Bahwa
kemudian effectiviteit ada dalam perbendaharaan bahasa Belanda, sedangkan
effectivity tidak ada dalam bahasa Inggris, ihwal ini perlu ditelusuri lebih
jauh. Yang
pasti, kata fakulteit (faculteit) dan universiteit (universiteit) pernah lama
hidup dalam perbendaharaan bahasa Indonesia. Kedua kata ini, dan kata-kata
lain yang mengandung -teit, kemudian berubah seturut haluan pengindonesiaan
yang mengarah ke bahasa Inggris. Maka,
beranalogi kepada bentuk faculteit dan universiteit seperti yang sudah dijelaskan
di atas, kata effectiviteit diserap dan dijadikan efektivitas. Badudu
menganggap kita tentu tidak dapat menghilangkan begitu saja kata-kata Belanda
yang begitu banyaknya dalam perbendaharaan bahasa kita. Jalan tengah Kata
sinergitas dan sinergisitas bisa muncul karena dua penyebab. Pertama,
pengguna bahasa Indonesia berasumsi bahwa -tas bisa ditempatkan pada kata apa
saja. Kedua, bentuk akhir -tas diasumsikan berasal dari -ty, yang pada
kenyataannya tidak ada dalam bahasa sumbernya, bahasa Inggris. Namun,
perdebatan mengenai hal-hal kebahasaan biasanya tetap ada jalan tengahnya.
Terkait bentuk akhir -tas pada sinergitas, sinergisitas, dan juga
efektivitas, bahasa Indonesia sebetulnya punya imbuhan yang kedudukannya sama
dengan -tas, yakni imbuhan ke- + -an. Kata
sinergitas dan sinergisitas dapat diganti dengan kesinergian. Toh, makna yang disandangnya sama, yakni ’keadaan
sinergi’ atau ’perihal sinergi’. Selain itu, dari segi pembentukan kata, kata
kesinergian dapat dengan mudah ditelusuri asal-muasalnya. Selain
kesinergian, dari kata sinergi juga dapat diturunkan kata menyinergikan, bersinergi, disinergikan,
persinergian, penyinergi, dan seterusnya. Namun,
apakah bentuk kesinergian ini akan
beradu kuat dengan sinergitas dan sinergisitas yang tidak jelas
asal-usulnya, hanya waktu yang akan menjawabnya. Ihwal ini pun dialami oleh keefektifan yang beradu kuat dengan efektivitas. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar