Daya
Lenting Bangsa Diuji Tajuk Kompas ; Dewan Redaksi Kompas |
KOMPAS, 26 Juli 2021
Gelombang
kedua Covid-19 yang kita hadapi saat
ini ditandai dengan adanya lonjakan kasus harian hingga empat kali lipat dari
kasus harian tertinggi pada gelombang pertama. Kendati kini kurva sudah mulai
menurun, penurunan tersebut belum signifikan. Kasus
harian tertinggi pada gelombang pertama tercatat pada 30 Januari 2021, yaitu
14.518 kasus. Pada gelombang kedua, kasus harian melonjak hingga 56.775 kasus
di 15 Juli 2021. Kemarin, kasus harian sudah mulai menurun, yaitu 38.679
kasus, tetapi masih jauh di atas gelombang pertama. Situasi
serupa juga terjadi di India. Gelombang tertinggi pertama terjadi pada 17
September 2020, yaitu 97.894 kasus per hari. Gelombang tertinggi kedua pada 7
Mei 2021 tercatat 414.188 kasus per hari. Kenaikannya pun 4,2 kali lipat.
Namun, kasus harian di India telah jauh menurun dari gelombang pertama. India
membutuhkan waktu 32 hari untuk menekan jumlah kasus harian hingga ke posisi
gelombang pertama. Pada 24 Juli, jumlah kasus harian semakin kecil, 40.284 kasus. Kita
tentu berharap dengan kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang konsisten
serta dibarengi kedisiplinan seluruh warga. Maka, pada 17 Agustus mendatang,
saat merayakan kemerdekaan, kita pun bisa menggapai penurunan signifikan.
Kasus konfirmasi positif di Indonesia sudah berada di bawah posisi gelombang
pertama dan terus mengecil. Penurunan
serupa juga harus terjadi pada angka kematian. Di India, angka kematian pada
gelombang kedua naik 3,9 kali lipat dari gelombang pertama. Pada gelombang
kedua, angka kematian tertinggi terdata 5.015 kasus per hari pada 23 Mei
2021. Dalam waktu 34 hari, angka kematian berhasil ditekan ke posisi
gelombang pertama, yaitu 1.287 kasus. Pada
gelombang pertama di Indonesia, angka kematian per hari tertinggi tercatat
476 kasus pada 28 Januari lalu. Pada gelombang kedua, kasus kematian per
hari, naik 3,3 kali lipat, hingga
mencapai 1.566 kasus. Kemarin, 25 Juli 2021, angka kematian mulai menurun
menjadi 1.266 kasus. Semoga, ini menjadi pertanda dari mulai melandainya
kurva kematian. Kebijakan
PPKM darurat yang dilakukan mulai tanggal 3 Juli telah terbukti berhasil
menekan mobilitas penduduk. Hal itu terlihat dari data indeks mobilitas Google. Per tanggal 21-25 Juli,
PPKM level 4 pun diterapkan dan mulai berbuah pada penurunan angka kasus.
Karena itu, perpanjangan seminggu ke depan harus terus diefektifkan. Menghadapi
kondisi yang tidak mudah ini, daya lenting bangsa dan kita semua diperlukan.
Pada satu sisi harus memiliki kemampuan untuk menahan dampak tekanan, pada
sisi lain punya kemampuan memulihkan diri. Indonesia sebagai bangsa pejuang,
dan dikenal bersemangat solidaritas yang tinggi, memiliki modal untuk
menghadapinya. ”Dua
pejuang yang paling berkuasa adalah kesabaran dan waktu,” kata Leo Tolstoy. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar