Sabtu, 10 Juli 2021

 

Cara Dunia Arab Menekan Penyebaran Covid-19

Musthafa Abd Rahman ;  Wartawan Kompas di Kairo, Mesir

KOMPAS, 2 Juli 2021

 

 

                                                           

Di tengah serangan Covid-19 varian Delta yang menghantam banyak negara, termasuk Indonesia, sangat bijak jika menengok keberhasilan dunia Arab menekan penyebaran penyakit ini.

 

Dunia Arab terbilang cukup berhasil menekan penyebaran penyakit yang disebabkan virus korona itu meskipun terakhir ini telah muncul berbagai varian baru, khususnya varian Delta yang ditemukan di India pada akhir 2020.

 

Rata-rata kasus positif Covid-19 per hari di negara-negara Arab yang berjumlah 22 negara masih di bawah angka 1.000 kasus. Sesekali terjadi lonjakan hingga sedikit lebih tinggi dari angka 1.000 di negara-negara Arab berpenduduk besar, seperti Mesir, Irak, dan Arab Saudi.

 

Namun, lonjakan kasus lebih dari angka 1.000 hanya satu atau dua hari, dan setelah itu kembali ke angka di bawah 1.000 kasus lagi. Oleh karena itu, menurut laporan Worldometers hingga Rabu (30/6/2021), peringkat negara-negara Arab dalam jumlah kasus positif Covid-19 yang tertinggi ada di urutan ke-25 dunia. Bandingkan dengan Indonesia yang menempati urutan ke-17 dengan kasus positif Covid-19 hingga Rabu (30/6/2021) mencapai 2.156.465 kasus.

 

Urutan ke-25 itu ditempati Irak. Menurut Worldometers, Irak adalah negara Arab dengan kasus Covid-19 tertinggi di Arab, mencapai 1.338.604 kasus hingga Rabu (30/6/2021). Negara ini pun menjadi satu-satunya negara Arab dengan kasus positif melebihi 1 juta orang. Adapun jumlah positif di negara-negara Arab lain jauh di bawah angka 1 juta orang.

 

Setelah Irak, ada Jordania yang menempati urutan jauh di bawahnya, yakni urutan ke-35, dengan 750.886 kasus positif. Kemudian Uni Emirat Arab (ke-41), Lebanon (42), Maroko (43), dan Arab Saudi (44). Sementara Mesir dengan penduduk terbanyak di dunia Arab (101 juta jiwa), jumlah kasus positif di saat yang sama hanya 281.031 kasus atau urutan ke-65 dunia.

 

Negara-negara Arab Teluk (Arab Saudi, Qatar, UEA, Bahrain, Kuwait, dan Oman), yang terkenal memiliki banyak penduduk asing dan menjadi pusat hub internasional, jumlah kasus positif Covid-19 antara 300.000 dan 600.000 kasus. Arab Saudi, khususnya, yang menjadi tempat ibadah haji dan umrah, cukup berhasil menekan penyebaran Covid-19 dengan kasus positif hingga Rabu (30/6/2021) hanya 486.106 kasus.

 

Keberhasilan negara-negara Arab menekan penyebaran Covid-19, khususnya setelah muncul varian berbahaya, seperti varian Delta, karena mereka sejak dini sudah sangat waspada. Mereka mengambil pelajaran dari kasus melonjaknya penyebaran secara luar biasa penyakit ini di India yang terjadi pada Maret dan April.

 

Media dan pengamat kesehatan di dunia Arab berhasil membangun narasi tentang kengerian lonjakan kasus Covid-19 di India sehingga cukup membuat ketakutan para pemimpin dan masyarakat Arab akan kemungkinan menjalarnya varian delta ke dunia Arab. Apalagi, faktor utama terjadinya tsunami Covid-19 di India adalah dibukanya kegiatan masyarakat yang mengundang kerumunan massa secara masif, seperti diizinkannya aktivitas ritual keagamaan Hindu yang melibatkan jutaan orang dengan mengabaikan protokol kesehatan.

 

Para pemimpin Arab pun mengumumkan lockdown, baik terbatas maupun total, mulai Ramadhan (bulan April) dan puncaknya pada saat Idul Fitri untuk mencegah penyebaran Covid-19 agar kasus di India tidak terjadi di negara-negara Arab. Semua ritual Ramadhan dan Idul Fitri yang mengundang kerumunan massa dilarang.

 

Hal itu membuat masyarakat Arab tidak bisa merayakan Ramadhan dan Idul Fitri selama dua tahun berturut-turut. Pada Ramadhan dan Idul Fitri 2020, warga juga dilarang menggelar perayaan atau ritual yang mengundang kerumunan massa. Bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri adalah saat yang paling rawan karena sangat banyak momentum yang bisa mengundang kerumunan massa.

 

Sejumlah kebijakan di Arab itulah yang berandil besar menekan penyebaran Covid-19 dengan varian barunya sehingga kasus positif di kawasan itu cukup landai saat ini. Arab Saudi bisa dibilang sangat keras atau bersikap tanpa kompromi terkait upaya menekan penyebaran Covid-19.

 

Arab Saudi sampai sekarang masih melarang masuk warga sembilan negara, yaitu Indonesia, Mesir, Pakistan, Lebanon, India, Afrika Selatan, Brasil, Turki dan Argentina. Sebelumnya, pada 2 Februari 2021, Arab Saudi melarang warga dari 20 negara. Namun, pada 4 Juni, Arab Saudi mengumumkan mencabut larangan masuk ke negara itu untuk warga 11 negara, yaitu Uni Emirat Arab, Jerman, Amerika Serikat, Irlandia, Italia, Portugal, Inggris, Swedia, Swiss, Perancis, dan Jepang.

 

Puncak upaya Arab Saudi mencegah penyebaran Covid-19 adalah keputusan membatasi jumlah calon jemaah haji tahun ini hanya maksimal 60.000 orang saja. Dalam konteks ini, Arab Saudi sangat tidak mau kompromi soal isu keselamatan kesehatan jemaah haji sehingga berani mengabaikan godaan keuntungan ekonomi yang luar biasa dari industri ibadah haji. Potensi pendapatan dari ibadah haji dan umrah diperkirakan bisa mencapai 14 miliar dollar AS.

 

UEA juga cukup tegas dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19. Negara ini mulai 21 Juni melarang warga dari tiga negara Afrika, yaitu Namibia, Liberia, dan Sierra Leone, masuk ke wilayah UEA atau bahkan transit di bandara udara internasional di UEA.

 

Negara itu juga mengharuskan warga dari India dan Afrika Selatan telah melakukan vaksin dua kali untuk bisa masuk ke wilayah UEA. Berkat kerja keras negara-negara Arab pada April dan Mei dengan menerapkan lockdown ketat, tingkat penyebaran Covid-19 di kawasan cukup landai saat ini.

 

Hal itu yang mendorong banyak negara Arab kini mulai memperlonggar kegiatan sosial dan ekonomi. Mesir, misalnya, mengizinkan kembali dibukanya tempat-tempat wisata dan bahkan menggelar pameran.

 

Mesir mulai 30 Juni hingga pertengahan Juli bahkan menggelar pameran buku yang merupakan pameran paling banyak pengunjungnya. Negara ini juga sudah berani menggelar berbagai pameran lain, seperti pameran properti dan pertanian, yang mengundang kerumunan massa.

 

Hal itu berangkat dari rasa percaya diri setelah penyebaran Covid-19 cukup landai di negeri itu. Meski demikian, seruan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat terus dikumandangkan, seperti harus memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar