Maina
Sara ja Ystavat
Ahmad Baedowi ; Direktur
Pendidikan Yayasan Sukma, Jakarta
|
MEDIA
INDONESIA, 10 April 2017
MEMBANGGAKAN, sekaligus mengharukan. Sebanyak 30 guru
Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Bireun, dan Lhokseumawe berhasil memperoleh gelar
master di bidang pendidikan dari Tempere University, Finlandia. Dalam wisuda
yang digelar pada Jumat, 7 April 2017, Bapak Surya Paloh menegaskan bahwa
program beasiswa Yayasan Sukma untuk guru-guru Sekolah Sukma Bangsa merupakan
prototipe dan komitmen kemanusian untuk terus menjaga Aceh dalam situasi
damai. Program kemanusian ini merupakan bagian dari pilantropi Media Group
untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Aceh pada khususnya dan
Indonesia pada umumnya. Di antara 30 orang guru, tersebutlah Maina Sara,
seorang akunting dan bendahara sekolah selama lebih dari 10 tahun, yang
menunjukkan keseriusan ingin ikut serta dalam program ini. Meskipun sedari
awal Maina Sara bukanlah seorang guru, juga dengan keterbatasan fisik yang
bisa dikatagorikan difabel, semangat belajar Maina menjadi pusat inspirasi
teman-teman guru lainnya. Dengan semua keterbatasannya, Maina Sara menjelma
menjadi seorang master bidang pendidikan yang akan membawa Sekolah Sukma
Bangsa menapaki masa depan kelembagaan pendidikan yang lebih baik di masa
depan.
Niat baik
Bagi Yayasan Sukma dan Media Group, memberikan program
beasiswa bagi guru-guru yang berbakat dan mumpuni merupakan niat baik yayasan
yang diinisiasi Bapak Surya Paloh ini. Sebagaimana niat untuk mendirikan sekolah
11 tahun lampau, memberikan beasiswa bidang master pendidikan juga merupakan
kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan dalam rangka meningkatkan status
sekolah ke arah yang lebih baik. Kerja sama dengan Finland University
meliputi program master bidang pendidikan (comission master degree program) bagi 30 guru Sekolah Sukma
Bangsa di Aceh. Program kerja sama ini menelan biaya kurang lebih 1,1 juta
euro, yang keseluruhan pembiayaan merupakan wakaf dan tanggung jawab Bapak
Surya Paloh selaku pendiri Yayasan Sukma, Jakarta. Selama 18 bulan terakhir,
peserta program telah menjalani perkuliahan di Sekolah Sukma Bangsa Bireuen,
Aceh, dan satu bulan kuliah di University of Tampere, Finlandia. Program
master degree for teacher education yang dilakukan Yayasan Sukma bekerja sama
dengan Finland University dengan komposisi perkuliahan dan penelitian yang
berimbang tanpa mencabut akar guru dari lingkungan tugas dan peran guru
tersebut dilakukan.
Untuk itu, penugasan berupa refleksi yang menggabungkan
teori serta kenyataan lapangan dan tanggapan guru terhadap fenomena tertentu
menjadi salah satu metode yang kerap dilakukan secara individu dan
berkelompok. Model pembelajaran tatap muka dan online mendorong guru untuk
memanfaatkan teknologi informasi secara kreatif. Jumlah total unit yang
ditetapkan dalam program ini ialah 120 ECTS (European credit transfer system)
atau SKS, yang setiap satu unitnya mensyaratkan waktu 20-25 jam di luar kelas
untuk melakukan tugas dan membaca materi yang berhubungan dengan topik
tertentu. Bisa dibayangkan bahwa program ini cukup intens dan untuk itu para
guru tidak melakukan tugas mengajar selama mereka menjadi peserta program dan
tinggal di asrama guru yang disediakan di lingkungan sekolah. Secara umum
kerja sama Yayasan Sukma dengan Finland University ini merupakan tindak
lanjut dari payung besar kerja sama bidang pendidikan Indonesia-Finlandia
yang telah ditandatangani kedua negara melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Konteks Aceh
Dalam naskah kerja sama yang ditandatangani kedua negara
disebutkan bahwa pengembangan kinerja sistem pendidikan pada tingkat dasar
dan menengah merupakan sentral isu dari kerja sama tersebut. Dalam memorandum
tersebut terdapat enam subarea yang menjadi fokus kerja sama. Pertama,
pertukaran informasi dan publikasi ilmiah serta tenaga ahli di bidang
pendidikan dan pengasuhan usia dini, taman kanak-kanak, dasar, menengah,
serta pendidikan kejuruan dan teknik. Kedua, pengembangan kurikulum dan kualifikasi. Ketiga,
pengkajian. Keempat, pembelajaran dan pengajaran, termasuk pendidikan guru
dan pengembangan profesional. Kelima, manajemen sekolah dan kepemimpinan
serta peningkatan mobilitas termasuk guru, staf administrasi, dan murid. Yang
keenam, isu pendidikan lainnya yang dapat disepakati secara langsung oleh
mitra dari kedua belah negara. Kerja sama kedua negara ini diharapkan dapat
menaungi seluruh bentuk kerja sama antara Indonesia dan Finlandia, termasuk
kerja sama dengan sekolah-sekolah swasta di Indonesia seperti Yayasan Sukma.
Menurut Finland University CEO, Pasi Kaskinen, sangat boleh jadi bahwa
setelah penandatanganan kerja sama bidang pendidikan antara Indonesia dan
Finlandia ditandatangani pada 19 Maret 2015, kurang dari 2 bulan sesudah itu
Yayasan Sukma merupakan pionir dan pelopor yang mengambil inisiatif untuk
merealisasikan kerja sama yang lebih operasional.
Yayasan Sukma menjadi institusi pendidikan pertama yang
melakukan kerja sama bidang pendidikan dengan Finland University. Dalam
konteks menjaga perdamaian di Aceh, lulusnya 30 guru Sekolah Sukma Bangsa
yang mayoritas berasal dari guru-guru asal Aceh diharapkan akan menambah daya
dukung dan keinginan yang kuat masyarakat Aceh memelihara perdamaian. Poros
Aceh-Helsinki merupakan tonggak sejarah yang tak bisa dilepaskan dari
semangat Aceh yang ingin tetap menjadi bagian dari Negara Keastuan Republik
Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan di Aceh khususnya dan
Indonesia pada umumnya memiliki warna tersendiri dan kompleksitas
permasalahan yang tinggi sehingga diperlukan sebuah inovasi pendidikan yang
juga unik, terutama sebagai duta perdamaian dan katalisator perdamaian Aceh.
Salah satu langkah awal dari inovasi itu ialah
mempersiapkan guru-guru yang memiliki kemampuan dan kompetensi untuk
merumuskan bersama modifikasi kurikulum yang responsif dengan kebutuhan Aceh
dan Indonesia saat ini. Diharapkan, lulusnya 30 guru Sekolah Sukma Bangsa
merupakan langkah awal bagi tumbuhnya kebijakan pendidikan inovatif yang
menunjang perubahan pendidikan yang melibatkan partisipasi aktif guru dari akar
rumput. Akhirnya, proficiat untuk Yayasan Sukma, dan selamat kepada
rekan-rekan guru Sekolah Sukma Bangsa Aceh yang telah berhasil membuat Aceh
bangkit dari keterpurukan akibat tsunami dan konflik, serta berharap akan
membawa Sekolah Sukma Bangsa di Aceh menjadi sekolah internasional pertama di
Aceh yang berisikan putra-putri Aceh. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar