Kualitas
Samuel Mulia ;
Penulis Kolom PARODI Kompas Minggu
|
KOMPAS, 29 Mei
2016
Satu minggu yang lalu
berita dukacita berturut-turut datang memenuhi hari-hari saya. Peristiwa itu
membawa lamunan pada peristiwa kematian dua orangtua saya dan terutama
mengembalikan kenangan bagaimana kualitas manusia itu tidak hanya diuji,
tetapi terlihat keasliannya setelah upacara pemakaman selesai.
KW
Salah satu senjata
ampuh untuk menelanjangi manusia agar tampak keasliannya adalah warisan.
Warisan itu mampu meruntuhkan topeng, membongkar kebusukan, atau menunjukkan
kecantikan hati dan jiwa manusia. Itu seperti menguji barang asli atau KW.
Maka, kalau melihat
foto-foto indah sebuah keluarga yang diunggah di media sosial dengan
penjelasan yang menggambarkan kerukunan sebuah hubungan keluarga, ruang di
hati saya selalu bersuara sendu tapi menohok. "Lihat aja nanti."
Kebaikan yang
ditunjukkan seseorang bisa jadi sebuah agenda tersembunyi untuk mendapatkan
sesuatu setelahnya atau memang benar kebaikan yang sesungguhnya. Atau mungkin
yang kelihatan sama sekali tak meluangkan waktu untuk hadir, bahkan tak
membantu sama sekali, karena mungkin saja tak kuat menghadapi kesedihan akan
kehilangan.
Meski ada saja
kemungkinan yang lemah waktu pemakaman, akan sangat mampu bertahan sampai
mendapatkan bagiannya, bahkan kalau perlu menjadi makhluk yang sangat kuat
dan super sabar menghadapi jalan panjang pembagian itu, dan kemudian
menghilang setelah semua ada di tangan.
Sudah banyak peristiwa
yang saya lihat dan saya dengar bahwa harta bisa membuat manusia kehilangan
akal. Maka, saya pernah mendengar ungkapan bahwa cinta uang itu adalah akar
dari segala kejahatan.
Sampai saya pernah
berpikir bahwa sebaiknya orang tak perlu kaya raya, yang penting cukup untuk
membiayai anak sekolah. Jadi, yang ditinggalkan bukan harta berupa uang atau
tanah atau aset lain, tetapi aset berupa pengetahuan yang tak bisa diambil
oleh siapa pun dan tak bisa dituntut oleh seorang pengacara.
Beberapa hari setelah
berita dukacita yang berturut-turut itu, terpikirkan oleh saya untuk menguji
kualitas saya sebagai manusia, tepatnya sebagai anggota keluarga. KW atau
tidak KW. Kalau KW, apakah KW satu atau dua? Kalau KW satu itu nyaris
sempurna kemunafikan yang saya buat, sampai secara kasatmata orang lain tak
akan tahu bahwa saya ini penuh kepalsuan.
Berlian
Menilai kualitas yang
paling mudah adalah setelah upacara pemakaman selesai. Ketika ada beberapa
surat yang harus diselesaikan, ketika ada tagihan kartu kredit atau utang
yang harus dilunasi, ketika mendengar warisan dibacakan.
Apakah saya akan
merongrong untuk menjual rumah peninggalan karena saya bisa menghitung dan
nilainya tinggi dan lumayan untuk bisa dibagikan tanpa memedulikan bahwa itu
sebuah aset keluarga yang punya nilai emosional dan bukan hanya nilai
kalkulator?
Kemudian setelah
pemakaman selesai, setelah tak ada lagi manusia yang menjenguk, dan tersedia
waktu yang cukup untuk berpikir ulang, apakah saya benar-benar telah
mencintai mereka yang meninggal dengan benar selama ini?
Apakah unggahan saya
di media sosial dengan foto-foto dan keterangan yang begitu mesra dilakukan
dengan sepenuh hati? Atau hanya sebagai sebuah tindakan menjaga image dan
bagian dari agenda yang tersembunyi yang sudah saya rancang dari saat saya
mengetahui orangtua saya bertambah kaya?
Apakah saya memang
benar manusia yang kualitasnya seperti berlian nomor satu. Sabar, menerima
apa pun yang didapat dan hanya berpikir yang baik tentang mereka yang
meninggal. Dan berpikir apalah artinya harta berlimpah kalau itu didapat
dengan akhlak dan cara yang jauh dari baik.
Kemudian saya dan Anda
bisa mengajukan pertanyaan macam ini. Apakah ada korelasinya kualitas saya
yang KW atau berlian asli itu dengan tingkat kerajinan hadir di rumah ibadah,
berdoa siang dan malam berpuluh tahun lamanya, dan pandai menasihati orang
untuk hidup di jalan yang penuh dengan kebenaran?
Kalaupun Anda yang
membaca belum pernah mengalami peristiwa seperti yang saya alami, saya juga
mengajak Anda untuk menilai kualitas kemanusiaan Anda sekarang ini. Saat Anda
menjalani hidup, bekerja, bertetangga, berorganisasi, dan berbisnis.
Agar di suatu hari,
kalau peristiwa di atas datang ke hadapan Anda, Anda melakukan semuanya untuk
yang meninggal dengan kualitas berlian nomor satu. Menabur bunga dengan air
mata yang tidak palsu, perasaan kehilangan yang sesungguhnya dan bukan karena
kehilangan pegangan karena tak ada lagi yang bisa membelikan barang duniawi.
Dan terakhir Anda bisa
menikmati kenangan dengan tenteram di dalam rumah yang tidak didapat dari
menggeser hak orang lain hanya karena warisan yang Anda dapati ternyata tidak
sesuai dengan agenda tersembunyi yang belasan tahun telah Anda rancang. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar