Melihat
Dunia dari Jendela Kota Shenzen
Agnes
Swetta Pandia ; Wartawan Kompas
|
KOMPAS,
07 Juni 2014
Belajarlah
hingga ke negeri Tiongkok agaknya masih berlaku hingga kini. Bagaimana tidak,
Kota Shenzen yang berusia 34 tahun, dan diposisikan sebagai kota industri,
dipermak sebagai kota yang asri dan nyaman.
Kehadiran
taman saja di Kota Shenzen, Provinsi Guangdong, Tiongkok, lima tahun
terakhir, cukup mampu memikat turis domestik dan asing untuk mampir di kota
ini. Taman asri dengan beragam jenis pohon dan tanaman hias sangat dirawat
sehingga mampu menyejukkan suasana hati di tengah terik matahari dan suhu
udara yang menyengat.
Selain
taman sebagai kekuatan kota, ada dua tempat yang bisa dinikmati secara
khusus, yakni Window of The World atau
melihat miniatur jendela dunia dalam satu wilayah rekreasi dan China Folk and Culture Village, mirip
Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta.
Keasrian
dan keteduhan kota ini salah satu faktor, dalam lima tahun terakhir,
perjalanan wisata ke Tiongkok, yang dulu didominasi Hongkong dan Beijing,
kini wajib mampir di Shenzen. Di kawasan Window
Of The World yang seluas 48 hektar ini, pengunjung berada di 43 negara
berbeda di dalam satu hari dan terdapat 130 monumen yang direproduksi dengan
ukuran mini.
Bagi
penggila belanja, Shenzen juga surganya karena beragam barang, seperti
busana, sepatu, dan tas yang bermerek sekalipun, serta makanan buatan
Tiongkok, harganya sangat miring. Terlepas produk itu kategori KW alias
kualitas premium sampai ke titik paling tak mutu karena palsu.
Penampilan
Kota Shenzen layaknya sudah berumur ratusan tahun, sangat tertata, dan nyaris
tanpa ada pedagang kaki lima. Seluruh jalan pada umumnya minimal empat lajur
dan sepanjang jalan ditanami berbagai jenis pohon, terutama kelengkeng dan
tanaman hias.
Seluruh
taman pun terbuka bagi siapa saja untuk melakukan aktivitas olahraga,
berkumpul, dan bermain. Salah satu taman adalah Lychee Park atau Taman Leci
dengan areal 280 hektar.
Taman
ini memberikan suasana sejuk di tengah Kota Shenzhen yang ramai dan bersuhu
udara panas. Pengunjung pun diperkenankan makan buah leci saat musim tiba
sambil menikmati suasana alam dan keramaian kota dengan air terjun buatan dan
Botanical Garden.
Di
sepanjang jalan dan di setiap sudut kota dengan luas wilayah 2.020 kilometer
persegi dengan penduduk 6 juta jiwa kini terdapat pohon dan taman yang asri
dan terawat. Padahal, sebelum tahun 1980, Shenzhen lebih merupakan kampung
nelayan dan tempat memancing warga Hongkong.
Pada 1
Mei 1980 dicanangkan Kota Shenzhen sebagai zona ekonomi khusus dan pemerintah
membangun infrastruktur memadai guna menarik investasi dari luar negeri.
Sebagai
zona ekonomi khusus, kota ini memiliki panjang pantai 230 kilometer dan
memiliki banyak pelabuhan, seperti Shekou dan Yantian.
Pelabuhan
internasional Shenzhen, termasuk terminal kontainer Chiwan dan Shekou,
menjadi pelabuhan terbesar di Tiongkok daratan karena lokasinya dekat dengan
Hongkong dengan jarak tempuh satu jam lewat Jembatan Luohu.
Kehadiran
gedung pencakar langit serta berupa kawasan industri membuat Shenzen sudah
sepadan dengan kota-kota besar lain di dunia karena dilengkapi dengan simbol
kemajuan sebuah kota tanpa meniadakan ruang terbuka hijau.
Shenzen
kini ibarat madu yang dikerubungi lebah, dan biaya hidup relatif rendah
dibandingkan kota besar lain di Tiongkok. Penduduk Hongkong justru mencari
pekerjaan di kota ini karena peluang sangat terbuka sebab industri terus
tumbuh.
Shenzen layak menyandang kota hijau, dan pemerintah kota benar-benar
mengawasi sehingga untuk menemukan sampah pun sulit karena proses pengolahan
sudah jelas. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar