Kaji
Ulang KA Semicepat Jakarta-Surabaya
Akhmad Sujadi ; Mantan Pekerja PT KAI
|
KOMPAS,
26 Oktober
2017
Ada dua rencana besar dalam
mengembangkan perkeretaapian di Jawa. Pertama, pembangunan KA Cepat
Jakarta-Bandung dengan investor dari China. Kedua, KA Semicepat
Jakarta-Surabaya, meskipun masih distudi, direncanakan investornya dari
Jepang.
KA Cepat Jakarta-Bandung
dibangun dengan biaya murni swasta dengan membentuk perusahaan baru, KA Cepat
Indonesia-China, perusahaan patungan antara beberapa BUMN dalam negeri dan
BUMN China.
KA Semicepat Jakarta-Surabaya
berbeda dengan KA Cepat Jakarta-Bandung. KA Cepat Jakarta-Bandung semua serba
baru. Jalur KA tidak menggunakan jalur pemerintah yang dioperasikan PT KAI.
Sementara KA Semicepat Jakarta-Surabaya akan menggunakan jalur lintas utara milik pemerintah yang
saat ini dioperasikan PT KAI.
Jalur ganda lintas utara Jawa
baru selesai dibangun pemerintah dan dioperasikan Juni 2014. Jalur ganda yang
baru berumur tiga tahun ini akan dirombak lagi di beberapa tempat agar
kecepatan KA dapat ditingkatkan dari 100 km/jam jadi 160 km/jam. Rehabilitasi
akan dilakukan di lengkung atau tikungan, penghilangan pelintasan sebidang
dengan jalan layang atau terowongan. Langkah ini diprediksi dapat
mempersingkat waktu tempuh dari sembilan menjadi lima jam.
Perlu diingat, pada lintas
utara Jakarta-Surabaya saat ini beroperasi KA lokal Jakarta-Cikampek, KA
lokal Tegal-Semarang, Purwokerto-Semarang, dan Semarang-Solo. KA eksekutif,
bisnis, KA ekonomi, dan KA barang memiliki kecepatan dan kepentingan ekonomi
berbeda-beda, sesuai kemampuan atau
daya beli pengguna jasa KA.
Kecepatan KA yang bervariasi
ini harus diatur cermat dalam grafik perjalanan KA (gapeka). KA barang, yang
kecepatan maksimumnya 70 km/jam atau lebih rendah dibandingkan KA eksekutif
yang bisa melaju 100 km/ jam, pada daerah tertentu harus disusul KA
eksekutif. Demikian pula KA lokal yang lebih banyak berhenti di stasiun harus
disusul KA yang kecepatannya lebih tinggi agar kepentingan operasional
terakomodasi.
Dengan peningkatan kecepatan
dari 100 km/jam menjadi 160 km/jam, efektifkah KA Semicepat Jakarta-Surabaya
yang konon akan merogoh kocek Rp 80 triliun hingga Rp 102 triliun itu? Kalau
kecepatan hanya 160 km/ jam, KA semicepat tidak sebanding dengan pengorbanan
dana dan warga yang terkena dampak proyek. Mustahil pula rehabilitasi jalur tidak mengganggu
pengoperasian KA eksisting. KA semicepat tidak serta-merta dapat meningkatkan
jumlah penumpang dua-tiga kali lipat. KA semicepat daya saingnya rendah diadu
dengan pesawat.
Sumber tenaga untuk
menggerakkan kereta apakah lokomotif diesel atau dibangun jaringan listrik
Jakarta-Surabaya? Kalau menggunakan lokomotif diesel PT KAI saat ini tentu tidak
mungkin karena lokomotif dan kereta milik PT KAI tidak dirancang untuk KA
semicepat. Jadi diperlukan lokomotif dan kereta baru dengan kapasitas serta
beban gandar yang besar sehingga jembatan yang sudah terbangun saat ini juga
harus ditingkatkan tekanan gandarnya.
Jika menggunakan tenaga listrik, tentu harus dibangun
jaringan listrik sepanjang Jakarta-Surabaya. Hal ini membutuhkan pula
substasiun dan sumber listrik PLN yang cukup tinggi. Ini juga perlu
dibicarakan dengan PLN, kemampuan suplainya seperti apa. Secara teknis banyak
kerumitan menyangkut infrastruktur, operasi KA lokal, KA barang, dan masalah
sosial lain yang perlu dipertimbangkan.
Biaya KA Semicepat
Jakarta-Surabaya tak sebanding dengan segudang masalahnya. Kenapa tidak
sekalian dibangun KA Cepat Jakarta-Surabaya dengan desain kecepatan 350-500
km/jam, waktu tempuhnya lebih singkat. Jangan paksakan pembangunan KA
Semicepat Jakarta-Surabaya, pertimbangkan lebih matang untung rugi, tingkat
kerumitan, gangguan, dan manfaatnya.
KA cepat sejajar jalan tol
Saat ini pemerintah sedang giat
membangun jalan tol Trans- Jawa dari Merak ke Banyuwangi. Dengan jalan tol
Trans-Jawa, mobil dapat melintas cepat dan kendaraan akan terus bertumbuh.
Konsekuensinya, pengeluaran subsidi akan naik seiring konsumsi bahan bakar
minyak yang terus membubung.
Selain membangun jalan tol
Trans-Jawa, pemerintah juga berencana membangun KA Semicepat
Jakarta-Surabaya. Pembangunan KA semicepat menggunakan jalur KA eksisting
pada lintas utara Jawa yang baru saja selesai dibangun dengan dana APBN. Jarak Jakarta-Surabaya
sejauh 724 kilometer dengan KA yang dikelola PT KAI saat ini ditempuh 9-11
jam. Pemerintah ingin waktu tempuhnya dipersingkat jadi lima jam,
konsekuensinya harus memacu kecepatan rata-rata 160 km/jam.
Membangun KA Semicepat
Jakarta-Surabaya dengan kecepatan 160 km/jam dengan waktu tempuh lima jam
tidak memberikan dampak signifikan. Penumpang tidak akan tertarik. Sasaran
penumpang KA Semicepat tentu transportasi tercepat saat ini, penumpang
pesawat udara. Dari segi waktu masih terlalu lama. Konsumen saat ini menanti kecepatan KA di atas 350
km/jam sehingga Jakarta-Surabaya dapat ditempuh 2,5 jam. Dengan waktu tempuh
2,5 jam, KA Cepat Jakarta-Surabaya memiliki keunggulan dibandingkan pesawat
udara karena KA langsung ke jantung kota.
Membangun KA Cepat
Jakarta-Surabaya dengan jalur dan trase baru dapat dibangun sejajar jalan
tol. Sebagian lahan dapat sinergi dengan pengelola jalan tol. Pilihan
menggunakan jalur tol sangat relevan karena menyatukan infrastruktur jalan
tol dan jalur KA menjadi pilihan agar pembebasan lahan tidak bermasalah.
Selain itu, sterilisasi jalan tol lebih jelas daripada jalur KA.
Perlu dipertimbangkan pengambil
kebijakan untuk membatalkan
pembangunan KA semicepat menjadi KA Cepat Jakarta-Surabaya sejajar jalan tol
Trans-Jawa. Lebih baik bikin trase baru daripada merehabilitasi jalur
operasional yang baru saja dibangun dengan biaya Rp 10,8 triliun. Trase jalur
KA di sisi jalan tol lebih realistis dibandingkan rehabilitasi jalur eksisting.
Dengan membangun KA cepat pada
jalur baru di sisi jalan tol, jalur eksisting dapat dioptimalkan untuk
pelayanan rakyat. Angkutan barang bisa dialihkan dari jalan raya ke KA.
Jepang dapat memanfaatkan jalur KA Cepat Jakarta-Bandung pada lintas Jakarta-Cikampek,
dipergunakan bersama dengan KA Cepat Jakarta-Surabaya. Jalur KA berpisah di
Cikampek. Jadi, KA Cepat Jakarta-Surabaya cukup dibangun Cikampek-Surabaya.
Biayanya akan lebih hemat. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar