Kamis, 02 Oktober 2014

Bukan Sekadar Mendidik “Tukang”

Bukan Sekadar Mendidik “Tukang”

Indria Mustika  ;   Guru SMKN 2 Jepara,
Mahasiswa S-2 Universitas Negeri Semarang (Unnes)
SUARA MERDEKA,  29 September 2014

                                                                                                                       


Kurikulum 2013 (K13) memberikan ruang lebih luas bagi tumbuh dan berkembangnya industri kreatif kendati secara substansif masih mengundang perdebatan dan menghadirkan kesan kedodoran.

Melalui kurikulum baru diharapkan SDM usia produktif yang terdidik di SMK/MAK ditransformasikan jadi SDM yang memiliki kompetensi, talenta individu, inovasi, dan kreativitas. Dengan demikian, ke depan mereka bukan sekadar ‘’tukang’’ melainkan mampu berkarya dan mengomersialisasikan kekayaan intelektualnya.

Paling tidak spirit itu terlihat dari kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah kejuruan (SMK)/madrasah aliyah kejuruan (MAK) sebagaimana tertuang dalam Permendiknas (kini Permendikbud) Nomor 70 Tahun 2013. K13 bertujuan mempersiapkan manusia yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi dalam kehidupan.

Di samping itu, mampu menjawab tantangan internal bahwa SDM usia produktif tersebut memiliki kompetensi dan keterampilan supaya tidak menjadi beban.

Dari sisi eksternal pun, kurikulum baru itu diharapkan mampu merespons masalah lingkungan hidup, globalisasi, kemajuan teknologi dan informasi, termasuk merespons kebangkitan industri kreatif dan budaya. Pencapaian tujuan itu tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan.

Upaya itu harus dimulai dari menyempurnakan pola pikir, mulai pola pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik, dan itu juga bisa menjadi persoalan serius.

Namun, sejatinya kurikulum yang baru tersebut bisa memberikan peluang tata kelola kurikulum di SMK/MAK lewat penguatan tata kerja guru, dari semula bersifat individual menjadi kolaboratif. Dengan tata kelola yang baru, guru SMK/MAK dapat memberikan bimbingan secara intens dan lebih mendalam.

Tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya SMK/MAK makin berkembang dan memberikan sumbangan maksimal bagi keterciptaan manusia beriman, kompeten, bisa mengembangkan talenta individu secara kreatif sekaligus menghasilkan karya.

Pertama; pemilihan pengembangan kompetensi serumpun supaya memudahkan sekolah atau pemerintah memperkuat sarana dan prasarana berkait kepentingan pembelajaran. Pemilihan pengembangan kompetensi serumpun oleh SMK/MAK itu juga memudahkan guru untuk mengembangkan profesionalitas dan kreativitasnya.

Kedua; mengembangkan kompetensi yang berakar dari potensi dan budaya daerah agar peserta didik mampu mengembangkan pola pembelajaran interaktif dengan lingkungan masyarakat. Pola itu sekaligus memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil di daerah.

Ketiga; keberanian pengelola sekolah menyelenggarakan diklat/bimbingan teknis internal supaya guru bisa cepat merespons penyempurnaan pola pikir dan karakteristik kurikulum.

Beri Pemahaman

Keempat; memberdayakan komite sekolah untuk memberikan pemahaman kepada orang tua berkait implementasi kurikulum baru, sekaligus memberikan pengertian tentang peran yang harus diambil.

Kelima; memastikan guru benar-benar memahami desain kurikulum baru yang menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian autentik supaya bisa memberikan kesempatan kepada peserta didik mengonstruksi pengetahuan lewat proses kognitifnya. Keenam; rutin menggelar hasil karya siswa guna memotivasi dan mendorong peserta didik berkarya dengan inovasi, kreativitas, talenta, dan iptek yang dimiliki.

Ketujuh; keberanian mendatangkan guru/instruktur tamu yang berkompeten dan memiliki karya nyata untuk menumbuhkan dan merangsang kreativitas siswa. Pengembangan industri kreatif berbasis budaya dan potensi lokal adalah keniscayaan.

Lewat pola itu diharapkan lulusan SMK bisa mandiri dengan hasil karyanya. Industri kreatif juga diyakini memiliki daya tarik dan nilai jual menjanjikan karena lebih bermakna bagi kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar