Kamis, 11 Februari 2016

Momentum Pertumbuhan KTT ASEAN-AS

Momentum Pertumbuhan KTT ASEAN-AS

Rene L Pattiradjawane  ;   Wartawan Senior Kompas
                                                     KOMPAS, 10 Februari 2016

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Pekan depan, para kepala negara ASEAN akan bertemu Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-AS di Sunnyland, California, AS. Pertemuan seperti ini baru pertama kali dilakukan dan menjadi penting setidaknya karena dua hal. Yakni perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan berakhirnya pemerintahan Obama setelah pemilu, 8 November.

Bagi ASEAN, hubungan ekonomi dengan AS menjadi penting walaupun tidak sepenting hubungan ASEAN-Tiongkok atau ASEAN-Jepang. Kebijakan poros di bawah Obama menghadirkan persoalan baru di kawasan selama dua tahun terakhir. Alasannya sederhana. Kebijakan ini sarat dengan perspektif membendung kebangkitan Tiongkok yang agresif, tidak hanya secara militer di Laut Tiongkok Selatan (LTS), juga ambisius dalam mengembangkan kerja sama ekonomi dan perdagangan.

Secara ekonomi, ASEAN sangat penting bagi pebisnis AS. Nilai perdagangan ASEAN-AS tercatat sebesar 254 miliar dollar AS (2014), menempatkan Washington sebagai mitra dagang keempat terbesar ASEAN. Investasi asing langsung (FDI) sebesar 226 miliar dollar AS menempatkan AS sebagai kelompok perusahaan terbesar yang berinvestasi di kawasan.

Bandingkan hubungan ASEAN dengan Tiongkok atau Jepang yang berseteru secara politik, ekonomi, keuangan, dan perdagangan. Total perdagangan ASEAN-Tiongkok mencapai 480 miliar dollar AS (2014), tetapi FDI Tiongkok ke ASEAN hanya 35,2 miliar dollar AS pada tahun yang sama. Adapun total perdagangan ASEAN-Jepang pada 2014 mencapai 229 miliar dollar AS, ketiga terbesar setelah Tiongkok dan Uni Eropa. FDI Jepang ke ASEAN tahun 2014 mencapai 22 miliar dollar AS, termasuk investasi untuk produksi otomotif dan perbankan.

Pada sisi lain, KTT ASEAN-AS pekan depan juga akan membahas persoalan yang terkait kerja sama militer dan keamanan maritim, khususnya situasi dan perkembangan di LTS. Salah satu masalah serius adalah bagaimana sinkronisasi kepentingan AS yang mengusulkan Inisiatif Keamanan Maritim Asia Tenggara dengan dukungan dana 250 juta dollar AS, dengan gagasan Indonesia pada KTT Asia Timur (EAS) tentang Statement on Regional Maritime Cooperation, mencakup kerja sama lebih luas di bidang ekonomi dan keamanan.

Dalam konteks ini, KTT ASEAN-AS memiliki beberapa faktor penting yang perlu dicermati. Pertama, terkait masalah keamanan di LTS. Inisiatif Keamanan Maritim Asia Tenggara harus mampu mengarah pada terbentuknya suatu resolusi konflik, untuk terciptanya kondisi nonmiliter di LTS. Hal ini bertujuan mengukur niatan RRT untuk tidak melakukan militerisasi wilayah tersebut, sekaligus mengurangi ketegangan karena berbagai operasi militer di kawasan.

Pada pertengahan tahun ini, pengadilan arbitrase internasional di Belanda akan mengambil kesimpulan atas permintaan Filipina terkait sembilan garis putus-putus di kawasan LTS yang menjadi sumber sengketa tumpang tindih kedaulatan di LTS. Apa pun keputusan pengadilan tersebut, akan menghadirkan nuansa politik dan keamanan baru di kawasan LTS.

Kedua, menyangkut kerja sama ekonomi. Pembagian kerja sama ekonomi dan perdagangan bebas dalam beberapa institusi di kawasan Asia Tenggara, jangan sampai menimbulkan blok ekonomi persaingan kekuatan negara besar ke dalam mekanisme coalition of the willing bagi ASEAN yang baru memulai Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Artinya, skema dan mekanisme perdagangan bebas dan implementasinya, baik Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), APEC, maupun kesepakatan lainnya, jangan menjadi pijakan untuk melakukan pecah belah yang tidak menguntungkan kerja sama ekonomi dan perdagangan. Bagi ASEAN, semua kerja sama kemitraan penting untuk mempertahankan momentum pertumbuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar