Seabad RI dalam Empat Skenario :
Skenario Indonesia 2045 (1)
Budiman Tanuredjo ; Wartawan Senior Kompas
|
KOMPAS, 15
Februari 2016
Pengantar Redaksi
Menyambut 100 tahun
perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2045, Lembaga Ketahanan
Nasional menyusun skenario Indonesia pada tahun 2045. Diperkaya bahan lain,
Harian "Kompas" menurunkan empat tulisan mengenai hal tersebut,
mulai hari ini.
Lembaga Ketahanan
Nasional menyusun empat skenario Indonesia pada tahun 2045. Dokumen berisi
empat skenario Indonesia 2045 itu telah disampaikan Gubernur Lemhannas Budi
Susilo Soepandji kepada Presiden Joko Widodo dan dipaparkan ke pimpinan
redaksi media massa beberapa waktu lalu.
“Dokumen skenario itu tahun lalu telah disampaikan kepada Presiden
Jokowi," kata Budi Susilo Soepandji kepada Kompas, Minggu (14/2) di
Jakarta.
Dalam pengantarnya,
Budi menegaskan, "Lemhannas berkepentingan terhadap kondisi NKRI pada
tahun 2045 tersebut karena keberadaan dan integritas bangsa Indonesia
merupakan fokus perhatian Lemhannas."
Kemampuan imajinasi
manusia membayangkan situasi dan kondisi 30 tahun kemudian tidak mudah.
Banyak faktor yang memengaruhi dan menentukan masa depan. Jumlah cadangan
energi fosil berkurang dan lahan pertanian tak kunjung bertambah. Jumlah
penduduk Indonesia pada 2045 menurut Lembaga Demografi diperkirakan 321,85
juta. Adapun menurut proyeksi Population
Reference Bureau, jumlah penduduk Indonesia menjadi 365 juta tahun 2050
atau 350 juta pada 2045.
Menurut Sekretaris
Utama Lemhannas Komjen Suhardi Alius, Lemhannas menyusun skenario Indonesia
2045 dengan melibatkan narasumber lintas profesi. Ada birokrasi, pengusaha,
peneliti, gubernur, hingga bupati/wali kota di Jakarta dan di daerah.
Salah seorang penulis
skenario Indonesia 2045, Panutan S Sulendrakusuma yang juga ketua tim, saat
bertemu dengan pemimpin redaksi di Gedung Lemhannas mengatakan, skenario
disusun menggunakan orientasi transformatif. Skenario bukanlah proyeksi atau
target. Skenario adalah kisah tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan.
Skenario dibentuk bukan hanya untuk lebih memahami masa depan, melainkan
lebih dari itu, yaitu untuk memengaruhinya.
"Skenario bukanlah perencanaan," kata Budi Soepandji.
Masih ada 29 tahun
Menuju Indonesia 2045. Jika regularitas pemilu terjaga, tetap lima tahun
sekali sebagai pertanda kian matangnya demokrasi, masih akan ada enam pemilu
lagi menuju Seabad Republik Indonesia.
Menurut catatan
anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Yudi Latif dalam curah pendapat
diskusi di Kompas, menapaki Indonesia 2045 dunia akan dihadapkan pada dua
fundamentalisme, yakni fundamentalisme pasar dan fundamentalisme agama.
"Keduanya
merupakan dua sisi dari koin yang sama, globalisme triumphalist yang berlomba
menaklukkan setiap jengkal dunia hidup atas dasar hegemoni penunggalan agama
dan pasar," tulis Yudi Latif dalam makalah Revitalisasi Pancasila di
Tengah Dua Fundamentalisme.
Dengan menggunakan
skenario transformatif, ada empat skenario yang dikembangkan Tim Lemhannas,
yakni Skenario Mata Air, Skenario Sungai, Skenario Kepulauan, dan Skenario
Air Terjun. "Lemhannas tidak punya
preferensi skenario mana yang akan terjadi, tetapi semuanya butuh
antisipasi," kata Budi Soepandji.
Skenario Mata Air
Dalam Skenario Mata
Air, pada tahun 2045, Lemhannas memproyeksikan Indonesia akan diisi generasi
baru yang punya pandangan berbeda dengan pendahulunya. Penduduk Indonesia
mulai didominasi generasi berpendidikan tinggi, menguasai teknologi
komunikasi, aktif bermedia sosial, dan terpapar dengan nilai-nilai global.
Mereka adalah generasi baru yang berasal dari keluarga biasa yang sudah
terpisah jauh dari generasi pendahulu masa kemerdekaan Indonesia. Menurut
kelompok ini, mempertahankan kesatuan NKRI harus lebih didasarkan pada
prinsip integrasi fungsional dibandingkan integrasi historis.
"Generasi inilah yang akan menempati posisi penting di
bidang politik, birokrasi, bisnis dan ormas. Ide tentang cara berindonesia
yang baik berbeda dengan ide generasi pendahulunya. Ini harus
diantisipasi," kata Dr Panutan.
Suhardi menambahkan,
generasi ini menghargai prinsip demokrasi dan keadilan sosial. Mereka
terbiasa mengkritik kekuasaan secara lugas. Setiap ketidakadilan akan dilawan
melalui ormas dan kekuatan politik.
Dalam Skenario Mata
Air, kebijakan publik masih diwarnai percampuran kepentingan bisnis dan
politik yang menyebabkan suhu politik meningkat. Di tingkat daerah, kualitas
institusi dan sumber daya manusia yang belum merata menyebabkan tidak saja
sering terjadi korupsi, tetapi juga menimbulkan gesekan sosial antara putra
daerah dan pendatang sebagai akibat persaingan untuk memperoleh akses sumber
daya ekonomi. Ketimpangan antardaerah masih terjadi sehingga aspirasi
memisahkan diri kadang masih terdengar.
Dalam Skenario Mata
Air yang terfokus pada manusia, Indonesia tahun 2045 jadi lebih sejahtera
dengan adanya penyebaran pusat pertumbuhan, meskipun dinamika politik di
tingkat pusat akibat persinggungan politik kepentingan bisnis, politik, dan
birokrasi masih tinggi. Ketimpangan antardaerah terjadi sehingga memunculkan
gesekan sosial, termasuk aspirasi pemisahan diri. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar