Kemitraan bagi Perdamaian dan Kesejahteraan
Retno LP Marsudi ;
Menteri Luar Negeri RI
|
KOMPAS, 24
Februari 2016
KTT Khusus
ASEAN-Amerika Serikat baru saja dilangsungkan di Sunnylands, California,
15-16 Februari 2016. Untuk pertama kalinya AS, sebagai mitra ASEAN, menjadi
tuan rumah.
Apa makna KTT tersebut bagi ASEAN, AS, dan dunia?
KTT khusus
diselenggarakan untuk menandai Kemitraan Strategis ASEAN dan AS yang
diluncurkan saat KTT ASEAN-AS di Kuala Lumpur, Malaysia, November 2015.KTT
ini juga menandai implementasi kemitraan melalui rencana aksi untuk lima
tahun (2016-2020).
Bagi AS, kemitraan
strategis adalah perwujudan kebijakan pivot to Asia Presiden Barack Obama. Di
bawah Pemerintahan Obama, AS ingin memberi perhatian lebih kepada Asia,
terutama ASEAN yang dinilai berhasil menjadikan Asia Tenggara aman, damai,
dan berkembang ekonominya.
Bagi ASEAN, AS
merupakan salah satu mitra penting, terutama dalam perdagangan dan investasi.
Tahun 2014, perdagangan ASEAN dengan AS mencapai212,4 miliar dollar AS,
terbesar keempat bagi ASEAN. Sementara dari sisi investasi, AS merupakan
investor terbesar ketiga dengan nilai 13,04 miliar dollar AS. Dari sisi
pariwisata, wisatawan AS terbesar keenam.
Untuk kesejahteraan
Dengan angka-angka di
atas, kemitraan ASEAN dan AS berpotensi besar untuk terus dikembangkan. Yang
perlu terus diperhatikan adalah kemitraan ini harus dapat bermanfaat bagi
rakyat ASEAN dan AS.
Upaya mempercepat
pertumbuhan ekonomi menjadi bahasan. Ekonomi berbasis teknologi digital merupakan
salah satu langkah yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Indonesia memiliki
visi kuat dalam mengembangkan ekonomi berbasis teknologi digital. Peta Jalan
untuk e-dagangakan dikembangkan dengan menyinkronisasikan 31 inisiatif
strategis yang berada di berbagai kementerian. Selain itu, pemerintah juga
mengembangkan kebijakan pro inovasi, di antaranya menciptakan 1.000
teknopreneur digital nasional. Yang penting adalah keberpihakan terhadap
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan ini disampaikan Indonesia selama
KTT.
UMKM berkontribusi
besar bagi perekonomian Indonesia maupun ASEAN. Lebih dari 90 persen bentuk
usaha di ASEAN adalah UMKM, menyerap hampir 100 persen tenaga kerja di ASEAN.
Meski demikian, UMKM masih kerap menghadapi tantangan baik kapasitas, akses
modal, dan integrasi mata rantai regional-global.
Dalam KTT ASEAN-AS,
Indonesia menekankan pentingnya akses UMKM terhadap teknologi digital. Misi
pemberdayaan UMKM ini dibawa dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Silicon
Valley. Google kemudian berkomitmen akan memberikan pelatihan bagi 100.000
developers Indonesia sampai tahun 2020.
Dukung UMKM
Pemerintah Indonesia
juga mendukung UMKM melalui kemudahan akses permodalan melalui kredit usaha
kecil.
Keberpihakan terhadap
UMKM tercantum dalam pernyataan bersama KTT ASEAN-AS. KTT mengakui pentingnya
kebijakan yang bermuara kepada ekonomi yang dinamis, terbuka, dan kompetitif
yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan
konektivitas.
Keberpihakan memang
harus dilakukan. Jika tidak, maka pertumbuhan ekonomi hanya akan
menguntungkan sebagian masyarakat. Joseph E Stiglitz dalam bukunya The Great Divide mengkhawatirkan inequality di dunia, yang digambarkan
sebagai one percent and the rest. Menurut
Stiglitz, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tidak akan terjadi jika
penghasilan mayoritas masyarakat stagnan.
Selain isu ekonomi,
KTT ASEAN-AS juga membahas situasi di berbagai kawasan dan kerja sama
menghadapi berbagai tantangan.Situasi Laut Tiongkok Selatan (LTS) masuk dalam
bahasan.Semua negara sepakat mengenai pentingnya perdamaian dan stabilitas di
LTS, terutama dalam menyikapi munculnya kegiatan militerisasi di kawasan itu.
Maka, semakin penting bagi ASEAN dan Tiongkok segera menyelesaikan Code of Conduct (CoC) yang bisa
membangkitkan kepercayaan dan kenyamanan ASEAN, Tiongkok, dan juga
internasional.
Untuk menjadikan
kawasan LTS stabil dan damai, maka penghormatan terhadap hukum internasional,
termasuk United Nations Covention on
the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 harus dihormati.
Semangat damai
Semangat menyelesaikan
masalah dengan peacefull resolution tampak jelas sepanjang KTT. Spirit ini
harus dipertahankan.
Isu penting lain yang
dibahas dalam KTT adalah upaya memerangi ekstremisme dan terorisme, di mana
Indonesia menjadi pembicara pertama.
Serangan teror di
Jakarta, 14 Januari 2016, menunjukkan bahwa ancaman terorisme ada
dimana-mana.Salah satu kunci sukses melawan ekstremisme dan terorisme adalah
partisipasi aktif masyarakat untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi,
moderasi, dan perdamaian.
Penyebaran nilai
toleransi, moderasi, dan perdamaian perlu diperkuat sebanyak mungkin
kalangan. Dalam konteks inilah, Presiden Jokowi dalam KTT menyampaikan ajakan
kepada para pemimpin ASEAN, AS, dan pemimpin dunia untuk menyebarluaskan
nilai-nilai ini.
Ajakan ini juga perlu
diperlebar ke media sosial. Inisiatif Indonesia Empowering Leaders of Peace, yang intinya mengajak menyebarkan
nilai toleransi, moderasi, dan perdamaian disambut antusias oleh industri
media sosial di Silicon Valley.
Setelah penguatan
kemitraan ASEAN dengan AS, tahun ini akan dilakukan pula upaya penguatan
kemitraan dengan Rusia dan Tiongkok melalui KTT di Rusia dan Tiongkok.
Bagi Indonesia, mesin
diplomasiakan terus bekerja menjaga sentralitas dan kesatuan ASEAN.Diplomasi
Indonesia juga berupaya menciptakan perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan
bagi semua. Prosperity for all and no
one left behind. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar