Kamis, 09 Oktober 2014

Kebanggaan ASIAN Games 2018

Kebanggaan ASIAN Games 2018

Dian Permana  ;   Mahasiswa Magister Program Studi Pendidikan Olahraga
 SPs UPI Bandung
REPUBLIKA,  06 Oktober 2014




Pesta olahraga terbesar Asia, Asian Games XVII Incheon 2014 telah berakhir pada 4 Oktober 2014 dengan closing ceremony sangat meriah. Kegiatan akbar yang diikuti 11 negara dengan 36 cabang olahraga ini menempatkan Indonesia pada posisi ke-17 dari total 45 negara peserta. Dari data terakhir perolehan medali yang ditayangkan TVRI sebagai stasiun resmi penyiar Asian Games XVII, Indonesia memperoleh 20 medali yang terdiri atas 4 emas, 5 perak dan 11 perunggu. Hasil ini menurun dibandingkan raihan medali pada gelaran Asian Games XVI Guangzhou yang meraih 26 medali (4 Emas, 9 perak, dan 13 perunggu).

Jawara gelaran akbar ini masih diraih juara umum sebelumnya, Republik Rakyat Cina, dengan 342 medali (151 emas, 108 perak, 83 perunggu) diikuti tuan rumah Korea Selatan pada tempet kedua dengan 234 medali (79 emas, 71 perak, dan 84 perunggu). Sedangkan Jepang, dengan raihan 46 emas, 73 perak, dan 76 perunggu, mengokohkannya pada posisi ketiga.

Meskipun terjadi kemerosotan prestasi, lagu kebanggaan Indonesia Raya justru diperdengarkan dan bergema di Incheon satu kali lebih banyak. Kebanggaan ini sangat terasa saat Sang Saka Merah Putih berkibar diiringi lagu Indonesia Raya, bahkan ada penampilan seni dan budaya Ibu Pertiwi di hadapan seluruh negara peserta pada upacara penutupan. Ini disebabkan Vietnam sebagai tuan rumah Asian Games XVIII 2018 terpilih, secara mengejutkan mundur. Sehingga, ambisi Indonesia mengulang sejarah tahun 1962 sebagai tuan rumah Asian Games terwujud sudah.

Menjadi tuan rumah, jelas merupakan kebanggaan luar biasa bagi bangsa Indonesia. Modal awal yang baik guna menunjukkan keindahan, budaya, jati diri bangsa, dan tentu saja prestasi dan harga diri bangsa Indonesia pada dunia, khususnya bangsa-bangsa di Asia. Namun, perlu diingat pula bahwa hal ini malah menjadi bumerang, jauh dari misi yang hendak dicapai dan harapan bangsa ini. Bahkan malah menambah masalah bangsa yang saat ini masih dalam proses perbaikan dan pembenahan.

Indonesia berencana perhélatan empat tahunan ini di Jakarta dan Sumatra Selatan, melihat penyerahan estafet Asian Games dari Korea Selatan diserahkan langsung kepada Ibu Rita Subowo selaku ketua umum KOI didampingi gubernur Jakarta dan Sumatra Selatan. Kita masih ingat bagaimana  pelaksanaan Sea Games 2011 yang juga terlaksana di dua tempat tersebut. Meskipun dalam hal prestasi Indonesia berhasil menyandang predikat juara umum, terdapat banyak komplain/keluhan baik dari peserta maupun pihak-pihak terkait lainnya. Jelas dalam proses penyelenggaraannya masih memiliki banyak permasalahan yang perlu dibenahi. Ini masih berbicara di level Asia Tenggara, sementara yang akan dihadapi adalah event olahraga yang lebih besar, dengan tamu dari seluruh daratan Asia.

Beberapa hal yang perlu dibenahi dan perhatian utama manakala berkaca pada Sea Games 2011 di antaranya adalah kelengkapan sarana-prasarana dan biaya, proses penyelenggaraan, akses media dan akses transportasi serta kooordinasi.

Pembangunan sarana-prasarana olahraga tidak dilakukan secara tergesa-gesa sehingga selesai dan siap digunakan sebelum pembukaan/penggunaan. Sarana-prasarana serta operasional penyelenggaraan jelas berhubungan dengan anggaran biaya. Biaya Asian Games yang sangat besar menuntut kematangan dalam perencanaannya sehingga dapat terpenuhi dengan baik tanpa merugikan kepentingan pembangunan negara atau rakyat Indonesia. Selanjutnya, mengingat jarak antara Jakarta dan Sumatra Selatan yang cukup jauh, maka perlu diperhatikan pula akses kemudahan mobilitas peserta. Kemacetan Ibu Kota yang belum terpecahkan dapat menjadi masalah yang cukup krusial. Media internet yang cepat dan akurat harus memadai guna memudahkan masyarakat internasional untuk mengaksesnya kapan pun dan di mana pun.

Ini semua dapat terwujud manakala seluruh elemen yang terlibat bekerja sama dan terkoordinasi dengan rapi mulai dari tingkat pemerintahan tertinggi, lembaga-lembaga olahraga, panitia pelaksana, masyarakat Indonesia yang terkenal dengan bangsa yang ramah serta seluruh pihak terkait lainnya. Dengan demikian kita tidak perlu merasa khawatir, namun, sebaliknya, kita optimistis penyelenggaraan Asian Games XVIII di Indonesia akan berjalan dengan sukses.

Pengalaman adalah guru yang paling baik. Pengejar prestasi yang baik adalah baik, namun tidak berarti mengesampingkan tahapan-tahapan proses penyelenggaraannya. Karena, dari sanalah sebenarnya keberhasilan sebuah kegiatan bisa dinilai. Kenyamanan, keamanan, serta pelayanan yang baik bagi tamu sekaligus lawan tanding juga menjadi hal utama yang perlu ekstra kerja keras dalam mewujudkannya. Tunjukkan bahwa Indonesia adalah tuan rumah yang baik dan berprestasi. Tunjukkan pada dunia, Indonesia bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar