Kebanggaan
ASIAN Games 2018
Dian Permana ; Mahasiswa Magister Program Studi Pendidikan Olahraga
SPs UPI Bandung
|
REPUBLIKA,
06 Oktober 2014
Pesta
olahraga terbesar Asia, Asian Games XVII Incheon 2014 telah berakhir pada 4
Oktober 2014 dengan closing ceremony sangat meriah. Kegiatan akbar yang
diikuti 11 negara dengan 36 cabang olahraga ini menempatkan Indonesia pada
posisi ke-17 dari total 45 negara peserta. Dari data terakhir perolehan
medali yang ditayangkan TVRI sebagai stasiun resmi penyiar Asian Games XVII,
Indonesia memperoleh 20 medali yang terdiri atas 4 emas, 5 perak dan 11
perunggu. Hasil ini menurun dibandingkan raihan medali pada gelaran Asian
Games XVI Guangzhou yang meraih 26 medali (4 Emas, 9 perak, dan 13 perunggu).
Jawara
gelaran akbar ini masih diraih juara umum sebelumnya, Republik Rakyat Cina,
dengan 342 medali (151 emas, 108 perak, 83 perunggu) diikuti tuan rumah Korea
Selatan pada tempet kedua dengan 234 medali (79 emas, 71 perak, dan 84
perunggu). Sedangkan Jepang, dengan raihan 46 emas, 73 perak, dan 76
perunggu, mengokohkannya pada posisi ketiga.
Meskipun
terjadi kemerosotan prestasi, lagu kebanggaan Indonesia Raya justru
diperdengarkan dan bergema di Incheon satu kali lebih banyak. Kebanggaan ini
sangat terasa saat Sang Saka Merah Putih berkibar diiringi lagu Indonesia
Raya, bahkan ada penampilan seni dan budaya Ibu Pertiwi di hadapan seluruh
negara peserta pada upacara penutupan. Ini disebabkan Vietnam sebagai tuan
rumah Asian Games XVIII 2018 terpilih, secara mengejutkan mundur. Sehingga,
ambisi Indonesia mengulang sejarah tahun 1962 sebagai tuan rumah Asian Games
terwujud sudah.
Menjadi
tuan rumah, jelas merupakan kebanggaan luar biasa bagi bangsa Indonesia.
Modal awal yang baik guna menunjukkan keindahan, budaya, jati diri bangsa,
dan tentu saja prestasi dan harga diri bangsa Indonesia pada dunia, khususnya
bangsa-bangsa di Asia. Namun, perlu diingat pula bahwa hal ini malah menjadi
bumerang, jauh dari misi yang hendak dicapai dan harapan bangsa ini. Bahkan
malah menambah masalah bangsa yang saat ini masih dalam proses perbaikan dan
pembenahan.
Indonesia
berencana perhélatan empat tahunan ini di Jakarta dan Sumatra Selatan,
melihat penyerahan estafet Asian Games dari Korea Selatan diserahkan langsung
kepada Ibu Rita Subowo selaku ketua umum KOI didampingi gubernur Jakarta dan
Sumatra Selatan. Kita masih ingat bagaimana
pelaksanaan Sea Games 2011 yang juga terlaksana di dua tempat
tersebut. Meskipun dalam hal prestasi Indonesia berhasil menyandang predikat
juara umum, terdapat banyak komplain/keluhan baik dari peserta maupun
pihak-pihak terkait lainnya. Jelas dalam proses penyelenggaraannya masih
memiliki banyak permasalahan yang perlu dibenahi. Ini masih berbicara di
level Asia Tenggara, sementara yang akan dihadapi adalah event olahraga yang
lebih besar, dengan tamu dari seluruh daratan Asia.
Beberapa
hal yang perlu dibenahi dan perhatian utama manakala berkaca pada Sea Games
2011 di antaranya adalah kelengkapan sarana-prasarana dan biaya, proses
penyelenggaraan, akses media dan akses transportasi serta kooordinasi.
Pembangunan
sarana-prasarana olahraga tidak dilakukan secara tergesa-gesa sehingga
selesai dan siap digunakan sebelum pembukaan/penggunaan. Sarana-prasarana
serta operasional penyelenggaraan jelas berhubungan dengan anggaran biaya.
Biaya Asian Games yang sangat besar menuntut kematangan dalam perencanaannya
sehingga dapat terpenuhi dengan baik tanpa merugikan kepentingan pembangunan
negara atau rakyat Indonesia. Selanjutnya, mengingat jarak antara Jakarta dan
Sumatra Selatan yang cukup jauh, maka perlu diperhatikan pula akses kemudahan
mobilitas peserta. Kemacetan Ibu Kota yang belum terpecahkan dapat menjadi
masalah yang cukup krusial. Media internet yang cepat dan akurat harus
memadai guna memudahkan masyarakat internasional untuk mengaksesnya kapan pun
dan di mana pun.
Ini
semua dapat terwujud manakala seluruh elemen yang terlibat bekerja sama dan
terkoordinasi dengan rapi mulai dari tingkat pemerintahan tertinggi,
lembaga-lembaga olahraga, panitia pelaksana, masyarakat Indonesia yang
terkenal dengan bangsa yang ramah serta seluruh pihak terkait lainnya. Dengan
demikian kita tidak perlu merasa khawatir, namun, sebaliknya, kita optimistis
penyelenggaraan Asian Games XVIII di Indonesia akan berjalan dengan sukses.
Pengalaman adalah guru yang paling baik. Pengejar prestasi yang baik
adalah baik, namun tidak berarti mengesampingkan tahapan-tahapan proses
penyelenggaraannya. Karena, dari sanalah sebenarnya keberhasilan sebuah
kegiatan bisa dinilai. Kenyamanan, keamanan, serta pelayanan yang baik bagi
tamu sekaligus lawan tanding juga menjadi hal utama yang perlu ekstra kerja
keras dalam mewujudkannya. Tunjukkan bahwa Indonesia adalah tuan rumah yang
baik dan berprestasi. Tunjukkan pada dunia, Indonesia bisa. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar