7-Eleven,
Transformasi Bisnis PT Modern Internasional
Henri Honoris ; President Director PT Modern PutraIndonesia
|
KORAN
SINDO, 07 Oktober 2014
PT
Modern Internasional Tbk memulai bisnis fotografi dan menjadi sole
distributor Fuji Film Jepang sejak 1971. Sejak saat itu, perusahaan terus
bergerak mengembangkan beragam varian produk fotografi sesuai kebutuhan
konsumen di Indonesia. Bahkan melalui anak usahanya, perusahaan terus mengembangkan
toko ritel Fuji Image Plaza di seluruh pelosok Tanah Air melengkapi toko
ritel foto milik mitra Fuji Film yang sudah tersebar luas.
Ini
ditujukan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan memudahkan aktivitas
mereka akan produkproduk fotografi. Semua produk selalu tersedia sesuai
lifestyle serta perkembangan teknologi fotografi yang ada saat itu. Dari
teknologi yang benar-benar konvensional dan tradisional, semidigital hingga
teknologi digital yang akhirnya menguasai hampir seluruh bisnis fotografi.
Perkembangan teknologi memang tidak dapat dihindari lagi. Era digitalisasi
telah menurunkan bisnis fotografi konvensional yang selama ini dilakukan oleh
perusahaan.
Hanya
dalam hitungan kurang dari lima tahun, perkembangan teknologi ini telah
menurunkan lebih dari 50% bisnis yang ada. Semua produk berubah dan berganti,
peralatan pendukung berubah, perilaku konsumen berubah dengan sangat cepat,
sehingga supply and demand pun tidak dapat berimbang yang otomatis
memengaruhi bisnis perusahaan. Perkembangan teknologi digital yang luar biasa
dalam industri fotografi telah memaksa perusahaan melakukan perubahan bisnis
demi menyelamatkan perusahaan.
Sejak
tahun 2006, perusahaan mulai mencari bisnis baru yang dipersiapkan akan
mentransformasikan bisnis utama perusahaan. Bisnis ritel convenience 7-
Eleven yang menjadi pilihan. Selang dua tahun kemudian, melalui proses
panjang, akhirnya PT Modern Internasional Tbk dapat menandatangani LOI dengan
7-Eleven Internasional pada 2008 dan dapat membuka outlet pertamanya akhir
2009. Sejak 2009 hingga 2014 ini, bisnis 7-Eleven adalah sebuah bisnis
transformasi bagi PT Modern InternationalTbk. Bisnis ritel convenience store
ini telah menggantikan bisnis fotografi yang sudah dilakukan perusahaan
lebihdari 50tahun.
Pada tahun
2010, 7-Eleven baru dapat mengontribusikan penjualan sebesar 10% terhadap
total penjualan perusahaan. Dan kini di 2014, bisnis 7-Eleven sudah
mengontribusikan penjualan sebesar 64% terhadap total penjualan bisnis PT
Modern Internasional Tbk. Melihat perkembangan bisnis yang dicapai,
perusahaan yakin bahwa bisnis ini akan terus berkembang di tahun-tahun
selanjutnya. Prospek bisnis ritel seperti yang dilakukan 7-Eleven di
Indonesia diyakini akan terus meningkat seiring perubahan perilaku konsumen
dan gaya hidup masyarakat.
Masyarakat
saat ini memanfaatkan convenience store
tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti sebelumnya. Saat
ini masyarakat mengunjungi convenience
store untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum. Convenience store di modern
market lebih populer dibandingkan dengan format besar seperti supermarket
dan hypermarket, serta lebih populer juga dibandingkan traditional market sehingga pertumbuhannya pun semakin cepat.
Data dari McKinsey, tahun 2011 sebanyak 66% konsumen membeli makanan dan
minuman di convenience store, dan
angka ini meningkat di tahun 2013, konsumen yang membeli makanan dan minuman
di convenience store sekitar 71%.
Dalam
beberapa data dan faktasertainformasiterkiniyang kita terima dari Euromonitor
tentang customer insight Indonesia tahun 2013, disebutkan bahwa dalam
lifestyle masyarakat perkotaan, masyarakat harus menghadapi dinamika
kehidupan yang serbacepat dan sibuk sehingga memenuhi kebutuhan akan makanan
dan minuman di luar rumah menjadi sesuatu yang sangat umum. Selain itu
terdapat fakta, wanita pekerja populasinya atau jumlahnya semakin besar,
59,6% bekerja sebagai entrepreneur dan 25,3% bekerja sebagai karyawan
kantoran.
Kebanyakan
dari mereka yang merupakan generasi masa kini dan untuk generasi-generasi
selanjutnya, para wanita ini tidak lagi atau jarang yang belajar memasak.
Sehingga mereka memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan kebutuhan rumah tangga
dengan cara membeli, sesuatu yang praktis bisa dilakukan. Fakta terakhir yang
kita bisa lihat, semakin banyak dan pesatnya pembangunan perumahan vertikal
yang menandakan populasi penduduk semakin meningkat. Perumahan vertikal itu
pun luasnya tidak besar, sangat simpel dengan ruangan dapur yang juga tidak
besar.
Sejumlah
fakta di atas menunjukkan masyarakat perkotaan semakin hari akan semakin
membutuhkan segala sesuatu yang bersifat cepat, mudah, praktis dan dengan
harga terjangkau sesuai gaya hidup yang mereka jalani saat ini termasuk juga
di dalamnya pemenuhan kebutuhan akan makanan dan minuman. Mereka membutuhkan
makanan dan minuman yang siap saji, praktis, mudah didapat, harga terjangkau
dan tentunya makanan serta minuman yang sehat, bersih dan segar sesuai
kesadaran akan kesehatan yang juga meningkat.
Meningkatnya
jumlah kelas menengah di Indonesia serta naiknya produk domestik bruto (PDB)
karena konsumsi domestik yang meningkat, menjadikan bisnis ritel di Indonesia
semakin kompetitif. Untuk pertumbuhan pasar ritel modern di Indonesia, sesuai
data dari Aprindo, dari tahun 2012 meningkat 9,6% menjadi Rp148 triliun di
tahun 2013 dan diperkirakan akan meningkat 10% di tahun 2014 menjadi Rp162,8
triliun. Perkembangan dan pertumbuhannya ini tidak kalah dengan di negara
lain mengingat karakteristik, kemampuan dan gaya hidup masyarakat yang hampir
sama dengan beberapa negara tetangga seperti Thailand, Singapura, dan
Malaysia.
Pertumbuhan
bisnis ritel yang terjadi di sana akan juga terjadi di Indonesia dalam waktu
tidak lama lagi. Ambil saja contoh perkembangan bisnis di Thailand dengan
karakteristik masyarakat dan tata kota yang hampir sama dengan Indonesia.
Saat ini Thailand dengan populasi sebesar 70 juta penduduk memiliki sekitar
7.000 outlet 7-Eleven. Dari angka tersebut, kita bisa katakan 1 outlet
7-Eleven dapat melayani sekitar 10.000 penduduk. Jika Jakarta dan sekitarnya
memiliki 24 juta penduduk, tidak menutup kemungkinan akan ada sekitar 2.400
outlet 7-Eleven dalam waktu 10 hingga 15 tahun.
Meningkatnya
kelas menengah ini memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan bisnis
ritel di Indonesia. Tidak hanya itu, bisnis seperti yang dilakukan 7-Eleven
ini pun akan memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian Indonesia
secara keseluruhan. Dalam pengembangan bisnis yang dilakukan, selain
memberikan pendapatan pada pajak daerah, penyerapan tenaga kerja pun akan
semakin besar. Dan, hal ini tentu saja akan membantu mengurangi jumlah
pengangguran karena adanya penyediaan lapangan pekerjaan untuk para tenaga
kerja baru maupun para tenaga kerja terampil.
Tidak hanya itu, bisnis ini pun dapat memunculkan atau meningkatkan
jumlah para pengusaha kecil dan menengah yang saat ini masih sangat sedikit
di Indonesia. Para pemasok yang sebagian besar berasal dari usaha kecil
menengah, selain kapasitas produksinya akan semakin meningkat, kenaikan
jumlah para pengusaha kecil menengah juga akan semakin besar. Tidak hanya
dari sisi pemasok, 7-Eleven memberikan kesempatan kepada para pengusaha muda
di tingkat kecilmenengah yang akan menjalankan bisnis secara keseluruhan.
Outlet-outlet 7-Eleven nantinya akan banyak dimiliki dan dioperasikan oleh
mereka. Hal ini pun berdampak positif bagi perkembangan bisnis dan
perekonomian Indonesia. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar