Kamis, 09 Oktober 2014

7-Eleven, Transformasi Bisnis PT Modern Internasional

7-Eleven, Transformasi Bisnis PT Modern Internasional

Henri Honoris  ;   President Director PT Modern PutraIndonesia
KORAN SINDO,  07 Oktober 2014




PT Modern Internasional Tbk memulai bisnis fotografi dan menjadi sole distributor Fuji Film Jepang sejak 1971. Sejak saat itu, perusahaan terus bergerak mengembangkan beragam varian produk fotografi sesuai kebutuhan konsumen di Indonesia. Bahkan melalui anak usahanya, perusahaan terus mengembangkan toko ritel Fuji Image Plaza di seluruh pelosok Tanah Air melengkapi toko ritel foto milik mitra Fuji Film yang sudah tersebar luas.

Ini ditujukan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan memudahkan aktivitas mereka akan produkproduk fotografi. Semua produk selalu tersedia sesuai lifestyle serta perkembangan teknologi fotografi yang ada saat itu. Dari teknologi yang benar-benar konvensional dan tradisional, semidigital hingga teknologi digital yang akhirnya menguasai hampir seluruh bisnis fotografi. Perkembangan teknologi memang tidak dapat dihindari lagi. Era digitalisasi telah menurunkan bisnis fotografi konvensional yang selama ini dilakukan oleh perusahaan.

Hanya dalam hitungan kurang dari lima tahun, perkembangan teknologi ini telah menurunkan lebih dari 50% bisnis yang ada. Semua produk berubah dan berganti, peralatan pendukung berubah, perilaku konsumen berubah dengan sangat cepat, sehingga supply and demand pun tidak dapat berimbang yang otomatis memengaruhi bisnis perusahaan. Perkembangan teknologi digital yang luar biasa dalam industri fotografi telah memaksa perusahaan melakukan perubahan bisnis demi menyelamatkan perusahaan.

Sejak tahun 2006, perusahaan mulai mencari bisnis baru yang dipersiapkan akan mentransformasikan bisnis utama perusahaan. Bisnis ritel convenience 7- Eleven yang menjadi pilihan. Selang dua tahun kemudian, melalui proses panjang, akhirnya PT Modern Internasional Tbk dapat menandatangani LOI dengan 7-Eleven Internasional pada 2008 dan dapat membuka outlet pertamanya akhir 2009. Sejak 2009 hingga 2014 ini, bisnis 7-Eleven adalah sebuah bisnis transformasi bagi PT Modern InternationalTbk. Bisnis ritel convenience store ini telah menggantikan bisnis fotografi yang sudah dilakukan perusahaan lebihdari 50tahun.

Pada tahun 2010, 7-Eleven baru dapat mengontribusikan penjualan sebesar 10% terhadap total penjualan perusahaan. Dan kini di 2014, bisnis 7-Eleven sudah mengontribusikan penjualan sebesar 64% terhadap total penjualan bisnis PT Modern Internasional Tbk. Melihat perkembangan bisnis yang dicapai, perusahaan yakin bahwa bisnis ini akan terus berkembang di tahun-tahun selanjutnya. Prospek bisnis ritel seperti yang dilakukan 7-Eleven di Indonesia diyakini akan terus meningkat seiring perubahan perilaku konsumen dan gaya hidup masyarakat.

Masyarakat saat ini memanfaatkan convenience store tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti sebelumnya. Saat ini masyarakat mengunjungi convenience store untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum. Convenience store di modern market lebih populer dibandingkan dengan format besar seperti supermarket dan hypermarket, serta lebih populer juga dibandingkan traditional market sehingga pertumbuhannya pun semakin cepat. Data dari McKinsey, tahun 2011 sebanyak 66% konsumen membeli makanan dan minuman di convenience store, dan angka ini meningkat di tahun 2013, konsumen yang membeli makanan dan minuman di convenience store sekitar 71%.

Dalam beberapa data dan faktasertainformasiterkiniyang kita terima dari Euromonitor tentang customer insight Indonesia tahun 2013, disebutkan bahwa dalam lifestyle masyarakat perkotaan, masyarakat harus menghadapi dinamika kehidupan yang serbacepat dan sibuk sehingga memenuhi kebutuhan akan makanan dan minuman di luar rumah menjadi sesuatu yang sangat umum. Selain itu terdapat fakta, wanita pekerja populasinya atau jumlahnya semakin besar, 59,6% bekerja sebagai entrepreneur dan 25,3% bekerja sebagai karyawan kantoran.

Kebanyakan dari mereka yang merupakan generasi masa kini dan untuk generasi-generasi selanjutnya, para wanita ini tidak lagi atau jarang yang belajar memasak. Sehingga mereka memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan kebutuhan rumah tangga dengan cara membeli, sesuatu yang praktis bisa dilakukan. Fakta terakhir yang kita bisa lihat, semakin banyak dan pesatnya pembangunan perumahan vertikal yang menandakan populasi penduduk semakin meningkat. Perumahan vertikal itu pun luasnya tidak besar, sangat simpel dengan ruangan dapur yang juga tidak besar.

Sejumlah fakta di atas menunjukkan masyarakat perkotaan semakin hari akan semakin membutuhkan segala sesuatu yang bersifat cepat, mudah, praktis dan dengan harga terjangkau sesuai gaya hidup yang mereka jalani saat ini termasuk juga di dalamnya pemenuhan kebutuhan akan makanan dan minuman. Mereka membutuhkan makanan dan minuman yang siap saji, praktis, mudah didapat, harga terjangkau dan tentunya makanan serta minuman yang sehat, bersih dan segar sesuai kesadaran akan kesehatan yang juga meningkat.

Meningkatnya jumlah kelas menengah di Indonesia serta naiknya produk domestik bruto (PDB) karena konsumsi domestik yang meningkat, menjadikan bisnis ritel di Indonesia semakin kompetitif. Untuk pertumbuhan pasar ritel modern di Indonesia, sesuai data dari Aprindo, dari tahun 2012 meningkat 9,6% menjadi Rp148 triliun di tahun 2013 dan diperkirakan akan meningkat 10% di tahun 2014 menjadi Rp162,8 triliun. Perkembangan dan pertumbuhannya ini tidak kalah dengan di negara lain mengingat karakteristik, kemampuan dan gaya hidup masyarakat yang hampir sama dengan beberapa negara tetangga seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia.

Pertumbuhan bisnis ritel yang terjadi di sana akan juga terjadi di Indonesia dalam waktu tidak lama lagi. Ambil saja contoh perkembangan bisnis di Thailand dengan karakteristik masyarakat dan tata kota yang hampir sama dengan Indonesia. Saat ini Thailand dengan populasi sebesar 70 juta penduduk memiliki sekitar 7.000 outlet 7-Eleven. Dari angka tersebut, kita bisa katakan 1 outlet 7-Eleven dapat melayani sekitar 10.000 penduduk. Jika Jakarta dan sekitarnya memiliki 24 juta penduduk, tidak menutup kemungkinan akan ada sekitar 2.400 outlet 7-Eleven dalam waktu 10 hingga 15 tahun.

Meningkatnya kelas menengah ini memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan bisnis ritel di Indonesia. Tidak hanya itu, bisnis seperti yang dilakukan 7-Eleven ini pun akan memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Dalam pengembangan bisnis yang dilakukan, selain memberikan pendapatan pada pajak daerah, penyerapan tenaga kerja pun akan semakin besar. Dan, hal ini tentu saja akan membantu mengurangi jumlah pengangguran karena adanya penyediaan lapangan pekerjaan untuk para tenaga kerja baru maupun para tenaga kerja terampil.

Tidak hanya itu, bisnis ini pun dapat memunculkan atau meningkatkan jumlah para pengusaha kecil dan menengah yang saat ini masih sangat sedikit di Indonesia. Para pemasok yang sebagian besar berasal dari usaha kecil menengah, selain kapasitas produksinya akan semakin meningkat, kenaikan jumlah para pengusaha kecil menengah juga akan semakin besar. Tidak hanya dari sisi pemasok, 7-Eleven memberikan kesempatan kepada para pengusaha muda di tingkat kecilmenengah yang akan menjalankan bisnis secara keseluruhan. Outlet-outlet 7-Eleven nantinya akan banyak dimiliki dan dioperasikan oleh mereka. Hal ini pun berdampak positif bagi perkembangan bisnis dan perekonomian Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar