Indonesia
Butuh Pemuda Kuat
Nur Asma ; Alumnus STAIN
Malikussaleh Lhokseumawe;
Siswa Sekolah Demokrasi Aceh Utara Angkatan IV (2014)
|
OKEZONENEWS,
01 April 2014
The will to succeed is important, but what’s more
important is the will to prepare
(Bobby Knight)
BANGSA
yang kuat ditopang oleh kreativitas pemuda. Jika pemuda lemah, maka sebuah
bangsa niscaya akan mudah ditaklukkan. Maka membangun pemuda yang tangguh
menjadi keharusan. Manusia-manusia yang sudah tak muda pun harus turut
terlibat.
Namun
kenyataanya pemuda sekarang gampang putus asa, tidak gigih menghadapi zaman.
Pemuda dalam peradaban mutakhir ini jauh dari kesan tough. Ketika dihadapkan pada masalah yang cukup pelik, mereka
tidak menyelesaikan dengan tawaran solusi. Alih-alih melihat pemuda mencari
solusi kreatif, kini pemuda cenderung
pasif, malas, dan sedikit gunawan.
Sungguh
miris membaca berita dalam harian Serambi Indonesia (10/2/2014) dengan judul “Pemuda Tewas Lompat dari Tower”. Sang
pemuda disinyalir kehilangan akal sehat atau stress akibat mengonsumsi narkoba. Anda tentu akan mengelus dada
pada kenyataan seperti itu. Ironis dan aneh.
Ketika
fenomena tersebut ditelisik, biasanya yang muncul adalah dugaan yang begitu
sederhana: kurang awasnya keluarga. Narkoba tak henti-hentinya diserukan
berbahaya, tetapi berbalik dengan realitas bahwa generasi muda bersikap fairly saja. Inilah
keberanian yang terbalik; keberanian untuk mempraktikkan tindakan-tindakan
negatif.
Generasi
muda harus memiliki sikap mental yang positif dan selalu mendorong untuk
mencapai tujuan dengan gigih. Dengan semangat wirausaha, misalnya, tentu
pemuda diharapkan mampu membangkitkan bangsa yang tengah rapuh. Begitulah
generasi yang segar. Perlu diwujudkan pemuda yang cerdas, kreatif, serta
mampu memproduksi kreasi-kreasi positif yang membuahkan hasil, tidak penting
apakah itu berdampak besar atau kecil. Capaian itu kelak tercatat dalam karya
besar (magnum opus) mereka sesuai
dengan kemampuan dan kapasitasnya.
Pemuda,
dalam UU Nomor 40 Tahun 2009, didefinisikan sebagai warga negara Indonesia
yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16
sampai 30 tahun. Pembangunan kepemudaan adalah proses memfasilitasi segala
hal yang berkaitan dengan kepemudaan yang bertujuan untuk terwujudnya pemuda
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME. Semua orang jelas memimpikan
pemuda yang berakhlak mulia, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, dan
demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing serta memiliki jiwa
kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan.
Realitas
yang diperbincangkan mengenai pemuda ternyata tidak jauh dari kesan-kesan
ganas. Inilah paradoks. Kehidupan pemuda cenderung terkontaminasi aneka
pengaruh negatif. Seharusnya haluan dibalik dengan mengelaborasi diri dalam
kerja-kerja nyata yang positif dan mendatangkan manfaat. Contohnya mengakses
pendidikan yang akan berdampak pada masa depan cemerlang. Banyak kegiatan
harus diisi pemuda dengan menjadi penggerak di barisan terdepan serta
menunjukkan kriteria pemuda yang bertanggung jawab dalam segala hal.
Pemuda dan Islam
Islam
adalah agama yang aturannya memuat segala urusan dan kemaslahatan umat
manusia. Islam mengingatkan orangtua dan masyarakat agar tidak melalaikan
anak, yang bisa membawa dampak rasa kesepian dan kehilangan pada anak. Islam
juga melarang eksploitasi anak dalam suatu pekerjaan yang dapat berakibat
langsung pada fisik, mental atau psikologi mereka. Perintah ini bukan hanya
pada saat berusia dini, namun sampai dia remaja hingga dewasa sekalipun. Hal
ini dapat dipahami dalam Sabda Rasulullah SAW: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi.” (HR. Bukhari).
Firman
Allah SWT (QS. Ali Imran: 38): “Ya
Rabbi, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya
Engkau Maha Pendengar doa”. Sandaran makna yang dihantarkan dalam ayat
ini bahwa setiap orangtua sebelum berperan sebagai real parent dianjurkan untuk meminta kepada Allah SWT agar
mendapat keturunan yang baik dan saleh. Jika sudah menjadi orangtua tugasnya
sungguh akan lebih berat.
Dalam
hidup, manusia tentu ingin meraih apa yang diinginkannya. Aral melintang
menuju peraihan tersebut membuat manusia berkecil hati, mengecilkan diri, dan
menganggap setiap cita-cita sebagai sesuatu yang tak mungkin dicapai. Dalam
kondisi demikian, manusia membutuhkan motivasi, baik dari diri sendiri maupun
dari orang lain.
Di
samping itu, pemuda yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional
sejatinya harus berfungsi sebagai agen perubahan, penegak moral dan kontrol
sosial sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi diri dan masyarakat.
Pemuda berperan besar untuk mengadakan perubahan dalam tatanan pembangunan
nasional.
Peran
pemuda sebagai penegak moral memberikan kontribusi yang besar dalam
pembentukan karakter bangsa untuk membangun bangsa dan negaranya. Dia harus
memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, serta memahami
pengetahuan/teknologi untuk bersaing secara global. Sudah banyak pemuda
Indonesia yang mengharumkan nama bangsa dalam berbagai adu cerdas di level
internasional. Ini sebenarnya bisa menghilangkan paradigma negatif selama ini
yang menganggap pemuda sebagai pengikut golongan tua dan hanya sebagai
penjiplak.
Sepanjang
apa pun uraian yang disampaikan takkan membuahkan hasil jika tidak dihayati.
Banyak hal berguna untuk membangun bangsa dan negara bisa dilakukan. Terlebih
oleh pemuda sebagai suatu entitas dengan energi masih prima. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar