Kamis, 17 April 2014

Pemilu dan Pemuda

Pemilu dan Pemuda

Ezra Halleluyah Awang  ;   Pengacara Muda, Aktivis Pemuda
OKEZONENEWS, 15 April 2014

                                                                                         
                                                             
Awal Tahun 2013, seluruh masyarakat dunia menjadi saksi bagaimana Presiden Amerika Serikat terpilih, Barack Obama dengan lantang menyatakan bahwa begitu pentingnya peran generasi muda dalam perjalanan negara adikuasa Amerika Serikat pada saat pidato menyambut Inaugurasi Kepresidenan untuk masa jabatan kedua kalinya.

Kemudian bagaimana dengan kondisi generasi muda itu sendiri di Indonesia?, penulis mencoba merefleksikan bagaimana sejatinya telah terjadi kemunduran terhadap generasi muda di Indonesia.

Pertama, fenomena generasi muda yang terlibat bahkan menjadi terdakwa kasus tindak pidana korupsi (Koruptor Generasi Baru). Hal ini sungguh memilukan, mengingat pada tahun 1998 justru kaum muda lah yang menyuarakan jatuhnya Orde Baru karena KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang merajalela.

Kedua, macetnya regenerasi dari generasi tua/senior kepada generasi muda pada lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dapat dilihat dari usia para tokoh yang potensial dijadikan capres, sejak 2 (dua) pemilu presiden terakhir sangat didominasi oleh generasi tua atau bisa dibilang generasi muda masih menjadi minoritas.

Ketiga, yaitu gejala Pragmatisme yang mendominasi Generasi Muda. Pragmatisme ini dapat ditunjukkan dalam beberapa hal yaitu antara lain: tingginya tingkat emosional para generasi muda di sosial terhadap kasus-kasus besar, namun justru apatis dalam memberi masukan terhadap bangsa dan Negara; terlalu sibuknya generasi muda meng-update dirinya dengan budaya konsumerisme sehingga lupa akan keadaan di sekitarnya; konsumsi narkoba dan rusaknya moral di kalangan generasi muda sebagai dampak tidak kuatnya penanaman nilai-nilai dari orang tua pada generasi muda.

Di tengah krisis yang melanda generasi muda Indonesia saat ini, muncul oase kesempatan dalam Pemilihan Umum. Saat ini adalah Pemilu dimana akan diikuti oleh mayoritas pemilih yang berasal dari Generasi Muda. Bayangkan seandainya lahir pemimpin-pemimpin baru yang tergerak menggagaskan ide bagi bangsa, yang bersih, dan berintegritas untuk menomorsatukan
kepentingan bangsa di atas yang lain.

Penulis meyakini bahwa sudah saatnya untuk kaum pemuda untuk berhenti menjadi pesimis, dan mulai berbuat sesuatu untuk Indonesia dan memberikan suaranya dalam Pemilihan Umum 2014..

Ayo!!! generasi muda harus berhenti menyalahkan para pemimpin dan pejabat yang diisi oleh generasi senior atau tua, melalui wadah Pemilu 2014, maka pemuda harus mengisi diri dengan segenap kompetensi, memperkuat jaringan, memberikan jawaban atas permasalahan bangsa serta melihat akar-akar permasalahan bangsa. Pemuda harus mengembangkan beberapa karakteristik “pembaharu” antara lain: (i) tidak gampang dihasut oleh isu yang menyinggung Suku, Agama, atau Ras; (ii) Berpikir positif dalam mendukung kesejahteraan bangsa; (iii) Meninggalkan sekat-sekat aliran, organisasi kepemudaan, paradigma sempit yang justru membuat generasi muda tidak bersatu; (iv) tidak terbuai dengan kenyamanan akan materi dan pencintaan terhadap diri sendiri.

Penutup

Tidak cukup satu Pemimpin untuk mengubah Indonesia, tapi cukup apabila setiap anak muda mau menjawab panggilannya untuk Indonesia. Panggilan untuk melayani bangsa ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar