Pemilu
dan Pemuda
Ezra Halleluyah Awang ; Pengacara Muda, Aktivis Pemuda
|
OKEZONENEWS,
15 April 2014
Awal
Tahun 2013, seluruh masyarakat dunia menjadi saksi bagaimana Presiden Amerika
Serikat terpilih, Barack Obama dengan lantang menyatakan bahwa begitu
pentingnya peran generasi muda dalam perjalanan negara adikuasa Amerika
Serikat pada saat pidato menyambut Inaugurasi Kepresidenan untuk masa jabatan
kedua kalinya.
Kemudian
bagaimana dengan kondisi generasi muda itu sendiri di Indonesia?, penulis
mencoba merefleksikan bagaimana sejatinya telah terjadi kemunduran terhadap
generasi muda di Indonesia.
Pertama,
fenomena generasi muda yang terlibat bahkan menjadi terdakwa kasus tindak
pidana korupsi (Koruptor Generasi Baru). Hal ini sungguh memilukan, mengingat
pada tahun 1998 justru kaum muda lah yang menyuarakan jatuhnya Orde Baru
karena KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang merajalela.
Kedua,
macetnya regenerasi dari generasi tua/senior kepada generasi muda pada lini
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dapat dilihat dari usia para tokoh
yang potensial dijadikan capres, sejak 2 (dua) pemilu presiden terakhir
sangat didominasi oleh generasi tua atau bisa dibilang generasi muda masih
menjadi minoritas.
Ketiga,
yaitu gejala Pragmatisme yang mendominasi Generasi Muda. Pragmatisme ini
dapat ditunjukkan dalam beberapa hal yaitu antara lain: tingginya tingkat
emosional para generasi muda di sosial terhadap kasus-kasus besar, namun
justru apatis dalam memberi masukan terhadap bangsa dan Negara; terlalu
sibuknya generasi muda meng-update dirinya dengan budaya konsumerisme sehingga
lupa akan keadaan di sekitarnya; konsumsi narkoba dan rusaknya moral di
kalangan generasi muda sebagai dampak tidak kuatnya penanaman nilai-nilai
dari orang tua pada generasi muda.
Di
tengah krisis yang melanda generasi muda Indonesia saat ini, muncul oase
kesempatan dalam Pemilihan Umum. Saat ini adalah Pemilu dimana akan diikuti
oleh mayoritas pemilih yang berasal dari Generasi Muda. Bayangkan seandainya
lahir pemimpin-pemimpin baru yang tergerak menggagaskan ide bagi bangsa, yang
bersih, dan berintegritas untuk menomorsatukan
kepentingan
bangsa di atas yang lain.
Penulis
meyakini bahwa sudah saatnya untuk kaum pemuda untuk berhenti menjadi
pesimis, dan mulai berbuat sesuatu untuk Indonesia dan memberikan suaranya
dalam Pemilihan Umum 2014..
Ayo!!!
generasi muda harus berhenti menyalahkan para pemimpin dan pejabat yang diisi
oleh generasi senior atau tua, melalui wadah Pemilu 2014, maka pemuda harus
mengisi diri dengan segenap kompetensi, memperkuat jaringan, memberikan
jawaban atas permasalahan bangsa serta melihat akar-akar permasalahan bangsa.
Pemuda harus mengembangkan beberapa karakteristik “pembaharu” antara lain:
(i) tidak gampang dihasut oleh isu yang menyinggung Suku, Agama, atau Ras;
(ii) Berpikir positif dalam mendukung kesejahteraan bangsa; (iii)
Meninggalkan sekat-sekat aliran, organisasi kepemudaan, paradigma sempit yang
justru membuat generasi muda tidak bersatu; (iv) tidak terbuai dengan
kenyamanan akan materi dan pencintaan terhadap diri sendiri.
Penutup
Tidak
cukup satu Pemimpin untuk mengubah Indonesia, tapi cukup apabila setiap anak
muda mau menjawab panggilannya untuk Indonesia. Panggilan untuk melayani
bangsa ini! ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar