Transformasi PT Islam
Amich Alhumami ;
Antropolog, bekerja di Kementerian PPN/Bappenas
|
REPUBLIKA, 21 Maret
2016
Dalam wacana publik,
sangat sedikit ahli dan pengamat yang mengulas tema perguruan tinggi Islam.
Padahal, perguruan tinggi Islam berperan penting dalam memajukan masyarakat
dan berkontribusi besar dalam pembangunan bangsa. Salah satu sumbangan sangat
berharga perguruan tinggi Islam adalah memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat
Islam, yang menghasilkan orang-orang terpelajar yang menjelma menjadi
kelompok kelas menengah terdidik.
Kalangan terdidik dari
kelas menengah Muslim ini telah membentuk suatu lapisan sosial baru, yang
memainkan peran sentral dalam proses transformasi sosial-budaya. Mereka
menjadi penggerak utama perubahan dan penyuara ide-ide pembaruan untuk
mencapai kemajuan dan kemodernan.
Transformasi kelembagaan
Peran perguruan tinggi
Islam dalam upaya memajukan masyarakat Indonesia bisa dilacak sejak awal
kemerdekaan tahun 1950-an, ketika lembaga pendidikan tinggi Islam mulai
didirikan, seperti sekolah tinggi Islam (STI), perguruan tinggi agama Islam
negeri (PTAIN), dan akademi dinas ilmu agama (ADIA). Berbagai bentuk
perguruan tinggi Islam ini selanjutnya berkembang menjadi Institut Agama
Islam Negeri (IAIN), yang kemudian mengalami kemajuan sangat pesat sebagai
institusi pendidikan tinggi modern.
Transformasi IAIN
menjadi UIN memiliki makna penting dalam konteks
perkuatan lembaga pendidikan
tinggi Islam. Transformasi kelembagaan ini bertujuan untuk memenuhi tuntutan
masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan tinggi bermutu melalui pengembangan
bidang-bidang keilmuan selain Dirasah Islamiyah. Setelah mengalami
transformasi kelembagaan, UIN kemudian mengembangkan program-program studi
umum: sains dan teknologi, yang mencakup fisika, kimia, biologi, matematika,
farmasi, teknik, bahkan kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Perkembangan mutakhir
ini sesungguhnya merupakan ikhtiar perguruan tinggi Islam untuk merespons
tantangan kemodernan, yang menuntut tersedianya sarjana-sarjana yang
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknikal. Dengan
mengembangkan sains dan teknologi, perguruan tinggi Islam sejatinya sedang
berikhtiar untuk menemukan kembali jangkar keilmuan yang pernah menandai masa
keemasan Islam pada abad-abad silam.
Sejarah mencatat,
antara abad ke-8 sampai ke-15, dunia Islam berhasil mengukir prestasi
gemilang dalam pengembangan sains, teknologi, dan filsafat, yang membawa
pengaruh besar pada munculnya zaman pencerahan di Eropa. Pada masa-masa
tersebut, para ilmuwan Muslim berhasil membangun tradisi intelektual dan
mendominasi hampir semua cabang ilmu pengetahuan.
Bahkan, masyarakat
Barat berutang kepada ilmuwan Muslim yang telah menerjemahkan ke dalam bahasa
Arab karya-karya para pemikir Yunani kuno di bidang sains dan filsafat, yang
kemudian diadopsi bangsa Barat. Saksikan, melalui dunia Islam bangsa Eropa
mendapat akses untuk mengembangkan ilmu pengetahuan modern.
Dalam konteks ini,
perguruan tinggi Islam mempunyai tanggung jawab besar untuk menemukan kembali
spirit pencarian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta memelihara dan
menumbuhkembangkan warisan intelektual berupa karya-karya ilmiah dari para
ilmuwan Muslim terdahulu.
Integrasi bidang ilmu
Kita perlu
mengapresiasi inisiatif UIN untuk membuka program studi umum dan menawarkan
bidang keilmuan di luar kajian ilmu-ilmu keislaman, seperti sains dan keteknikan.
Namun, untuk mendukung upaya pengembangan program studi umum tersebut, UIN
harus memperkuat kapasitas kelembagaan sejalan dengan perluasan mandat dalam
pengembangan keilmuan. Dalam perspektif demikian, UIN memiliki posisi penting
dan strategis yang berperan mengintegrasikan bidang keilmuan umum (sains dan
teknologi) dan ilmu-ilmu keislaman. Dengan demikian, salah paham atau
pandangan keliru yang selama ini berkembang di masyarakat mengenai adanya
pemisahan antara kedua bidang keilmuan tersebut secara perlahan dapat
dihapuskan.
Untuk itu, UIN harus
menjadi pelopor lahirnya ilmuwan-ilmuwan baru yang mempunyai wawasan komprehensif
dan integral, bahwa ilmu pengetahuan sejatinya tidak bisa dipilah antara
"ilmu sekuler" yang berada di bawah otoritas perguruan tinggi umum
dan "ilmu Islam" yang berada di bawah otoritas perguruan tinggi
Islam. UIN diharapkan mampu mengintegrasikan bidang-bidang keilmuan tersebut,
sehingga tidak ada lagi dikotomi antara keduanya. Lebih dari itu, UIN harus
dikembangkan menjadi universitas berkelas dan unggul (center of excellence) sekaligus pusat pengembangan ilmu pengeta
huan dan teknologi, yang menjadi basis pembangunan peradaban bangsa.
Tiga kategori peran
Seiring makin
berkembangnya lembaga pendidikan tinggi Islam, pemerintah seyogianya terus
mendorong agar IAIN dan UIN tumbuh kembang dengan baik sehingga dapat
berperan maksimal dalam pembangunan bangsa. Pemerintah dapat menaruh harapan
pada perguruan tinggi Islam paling kurang untuk tiga hal. Pertama, menjadi
institusi transmisi ilmu pengetahuan dengan memadukan lmu-ilmu keislaman,
sains, dan teknologi, yang memberi manfaat bagi masyarakat dan mendorong
kemajuan bangsa.
Kedua, menjadi ujung
tombak gerakan pembaruan pemikiran Islam sebagai respons atas dinamika
modernisasi, dengan tetap berpijak pada tradisi dan khazanah pemikiran Islam
klasik, seperti anjuran ulama salaf:al-mukhafadhatu
ala al-qadim al-shalih, wa al-akhdu bi al-jadid al-ashlah. Kaidah fikih
ini bermakna: memelihara tradisi lama
yang baik, mengambil pemikiran baru yang lebih baik.
Ketiga, menjadi
lembaga perantara atau makelar budaya (center
of excellence) guna memandu masyarakat menyongsong perubahan
sosial-budaya agar tetap berada dalam bingkai Islam. Dengan demikian,
masyarakat Muslim dapat mengapresiasi modernitas zaman tanpa harus kehilangan
identitas keislaman.
Untuk itu, Kementerian
Agama yang menaungi UIN-IAIN dituntut bekerja lebih keras lagi dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan tinggi Islam. Sumbangan terpenting kepada bangsa
adalah ketika perguruan tinggi Islam mampu melahirkan sarjana-sarjana
berkualitas sehingga dapat menjadi modal dasar pembangunan nasional.
Kita semua memberi
penghargaan yang tinggi atas sumbangan besar perguruan tinggi Islam dalam
membangun pendidikan bagi masyarakat, dengan memberi perhatian pada penguatan
nilai dan budaya Islam, serta pendalaman ilmu-ilmu keislaman. Sungguh,
masyarakat Muslim perlu memelihara warisan ilmu-ilmu keislaman yang demikian
kaya untuk dikembangkan menjadi identitas khas bagi perguruan tinggi Islam.
Seluruh pemangku
kepentingan perlu merespons tuntutan masyarakat untuk membangun perguruan
tinggi Islam, yang bukan saja kuat di bidang kajian keislaman, tetapi mampu
mengembangkan sains dan teknologi untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang
maju, modern, dan bermartabat. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar