Selasa, 31 Maret 2015

Olga, Meningitis, dan Rahasia Pasien

Olga, Meningitis, dan Rahasia Pasien

Badrul Munir  ;  Peneliti neuro AIDS-ilmu penyakit saraf RS Saiful Anwar/Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang
JAWA POS, 30 Maret 2015

                                                                                                                                     
                                                                                                                                                           

DUNIA hiburan kembali dikejutkan dengan meninggalnya artis dan komedian Olga Syahputra. Walau almarhum telah lama sakit dan berobat di Singapura, kematiannya tetap mengejutkan kita semua.

Satu hal yang sempat menarik perhatian dan membuat penasaran para fans di tanah air adalah penyakit apa yang telah diderita Olga. Sikap keluarga yang berusaha menutup informasi penyakit Olga semakin menciptakan gosip yang tidak terkendali. Akibatnya, dugaan yang bukan-bukan berkembang di media sosial.

Seolah sudah menjadi aturan tidak tertulis bagi seorang selebriti dan public figure bahwa publik pasti ingin mengetahui segala hal yang bersifat pribadi. Semakin ditutup semakin penasaran dan inilah yang sering disiarkan oleh infotainment untuk meningkatkan rating siaran.

Padahal, diagnosis penyakit adalah sesuatu yang bersifat rahasia. Menyebarkan rahasia pasien, termasuk diagnosisnya, adalah pelanggaran etis dan hukum yang serius. Bahkan, dokter yang merawat akan memegang teguh rahasia pasien, kecuali ada kondisi yang mengharuskan untuk membuka rahasia seperti bersaksi di depan pengadilan.

Itulah yang dijaga oleh keluarga dan dokter yang merawat Olga, baik saat masih dirawat di Jakarta maupun di Singapura. Sampai akhirnya Olga meninggal dan menurut beberapa berita disebabkan oleh meningitis,

Namun, ada beberapa orang yang mau dibuka diagnosis penyakitnya. Beberapa hari yang lalu bapak pendiri Singapura Lee Kuan Yew juga mangkat dan dokter mengumumkan penyebabnya adalah penyakit radang paru-paru (pneumonia). Hal ini memberikan informasi kepada rakyat Singapura agar mereka lebih jelas dan mendoakan mantan perdana menterinya. Perbedaan menyimpan atau menyiarkan rahasia pasien (baca diagnosis) ini terletak dari tujuan informasi bagi publik dan dampak penyakit terhadap reputasi pasien itu sendiri.

Meningitis

Menurut beberapa berita, Olga meninggal karena meningitis. Meningitis merupakan kegawatdaruratan di bidang penyakit saraf karena tingkat kematian dan kecacatan akibat penyakit ini sangat tinggi.

Meningitis adalah proses peradangan di selaput otak. Peradangan ini bisa disebabkan oleh beberapa agen, antara lain, virus, bakteri, TB, bahkan jamur. Agen tersebut mencapai selaput otak dengan cara ikut aliran darah, perjalanan langsung, atau perambatan dari daerah infeksi dekat otak seperti infeksi telinga tengah, sinusitis, dan lain-lain.

Otak dilapisi oleh selaput atau pembungkus yang sangat kuat. Selaput ini disebut meningeal. Ada tiga lapisan selaput otak yang sangat penting untuk melindungi otak. Akan tetapi, bila selaput ini meradang, disebut meningitis.

Sebenarnya, angka kejadian meningitis sedikit, berkisar 18–24/100.000 penduduk. Ada beberapa kondisi yang rentan terhadap radang otak ini. Di antaranya, bayi atau balita, terutama bayi prematur atau berat badan lahir rendah; orang usia lanjut; penderita kencing manis atau sistem kekebalan tubuh yang menurun akibat penyakit sebelumnya.

Sanitasi yang buruk serta kumpulan orang yang berdesak-desakan juga mudah menularkan penyakit ini. Karena itu, serangan meningitis sering terjadi pada jamaah haji saat ritual ibadah haji.

Gejala yang muncul pada awalnya badan terasa pegal dan lemah, takut melihat cahaya, kemudian muncul gejala sakit kepala, panas badan tinggi, dan leher kaku (kaku kuduk). Dalam perjalanan lebih lanjut, bisa terjadi gangguan memori, perubahan perilaku, kejang, kelumpuhan, dan penurunan kesadaran.

Derajat penyakit bergantung pada agen penyebab dan kondisi pasien. Apabila disebabkan virus, harapan kesembuhan lebih tinggi daripada yang disebabkan bakteri dan TBC. Begitu juga, kondisi tubuh penderita sangat memengaruhi proses penyembuhan. Pada orang tua atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, hasilnya akan kurang bagus.

Penanganan penyakit ini sangat rumit dan harus dilakukan secepatnya. Sebab, sifat sel otak sangat rentan terhadap kerusakan dan proses regenerasi otak sangat kecil. Sehingga bisa terjadi kerusakan yang bersifat permanen serta meninggalkan gejala sisa setelah pengobatan.

Pencegahan

Karena penyakit ini sangat fatal, langkah terbaik adalah pencegahan. Beberapa tindakan yang baik untuk mencegah, antara lain, imunisasi seperti yang dilakukan oleh calon jamaah haji, mengonsumsi makanan bergizi, menghindari konsumsi alkohol dan obat terlarang, serta rajin berolahraga.

Selamat jalan Olga, semoga damai di sisi-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar