Sabtu, 17 April 2021

 

China Tumbuh walau Terus Digoyang

Tajuk Kompas ; Dewan Redaksi Kompas

KOMPAS, 16 April 2021

 

 

                                                           

Perekonomian China tumbuh 18,7 persen pada kuartal pertama 2021. Angka ini melebihi pertumbuhan di negara mana pun di dunia yang masih sibuk dengan isu Covid-19.

 

Langkah terencana, cepat, dan tidak banyak kisruh domestik menjadi alasan utama di balik sukses itu. Determinasi China dalam mengatasi gejolak, karena Covid pada awalnya, ditambah dengan guncangan dahsyat dan tiada henti dari Amerika Serikat (AS), membuat negara ini memanen jerih payah.

 

AS sejak dipimpin Donald Trump hingga presiden baru Joe Biden sibuk menghantam China dari berbagai isu, mulai dari isu Hong Kong, Taiwan, Laut China Selatan, Xinjiang. Presiden Xi Jinping memenuhi janji. Dalam kunjungannya ke Wuhan, 10 Maret lalu, Xi menjanjikan pertolongan.

 

Pengetatan mobilitas, pelacakan kasus Covid-19, penggunaan aplikasi digital, hingga pembangunan rumah sakit darurat membuat pandemi di negara ini cepat pulih. Hanya ada 90.457 kasus Covid di China hingga 15 April 2021. Di balik itu tentu ada riset dengan kecepatan ekstra. China berhasil menggunakan vaksin secara darurat pada Mei 2020.

 

China juga mendorong pemakaian obat tradisional, yang dipakai pada awal pandemi, demikian The Global Times, edisi 3 Maret 2021. Kesediaan rakyat berdisiplin, tidak mudik saat Imlek, dan aksi saling menolong sesama warga melengkapi sukses China. William N Brown, profesor bisnis di Universitas Xiamen, pada 27 Mei 2020 mengatakan, Pemerintah China menjalankan apa yang direncanakan, dan rakyat percaya serta turut pada perintah pemerintah.

 

Negara ini akhirnya mampu mengatasi penyebab lumpuhnya ekonomi, yakni terhentinya mobilitas. Program vaksinasi yang terus berjalan mengukuhkan mobilitas, yang mirip urat nadi yang mengalirkan darah dalam tubuh. ”Kini kota kami adalah kota yang sehat, berbahagia, dan tentu sedang bangkit,” kata Liu Huihao, profesor ekonomi dan hukum di Universitas Zhongnan, seperti dikutip Changjiang Daily, sebuah harian di Wuhan, Rabu (14/4).

 

Kebangkitan ekonomi China sebenarnya sudah terjadi sejak kuartal ketiga 2020 dan berlanjut hingga kuartal keempat. Ini membuat China mengalami pertumbuhan ekonomi 2,3 persen pada 2020, satu-satunya yang tumbuh di tengah pandemi global. Sejak itu, ”Indikator bulanan menunjukkan pertumbuhan kuat dan berlanjut,” demikian Christina Zhu, ekonom dari Moody’s Analytics. Kantor berita Agence France Presse, Rabu (14/4), yang menyajikan opini dari berbagai lembaga, mengukuhkan pertumbuhan China.

 

Sepanjang 2021 ekonomi China diperkirakan tumbuh 8,5 persen. Hanya saja, Pemerintah China memilih angka moderat, pada kisaran di atas 6 persen, dengan alasan tetap saja ada risiko pada pertumbuhan. Namun, apa pun itu, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva, Desember 2020, menyatakan, ”Terima kasih pada langkah penanganan virus yang menyebabkan pemulihan cepat.”

 

China meraih pemulihan yang dinamai pola V. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar