Mengatasi
Konflik Papua Irfan Ridwan Maksum ; Guru Besar Tetap;
Ketua Pengabdian Masyarakat Desa dan Klaster DeLOGO Fakultas Ilmu
Administrasi UI |
KOMPAS, 28 April 2021
Ditembaknya kepala Badan Intelijen Negara
wilayah Papua menandakan bahwa konflik yang dimunculkan kelompok kriminal
bersenjata atau KKB di Papua adalah masalah serius yang dapat menjadi
ancamaan keutuhan NKRI. Sudah saatnya bangsa Indonesia merenungi apa yang
dilakukan selama ini terhadap Papua, secara keseluruhan. Boleh jadi terdapat
sikap yang tidak berujung pada sentuhan yang sama antara berbagai pihak
secara tepat. Tanah Papua menyimpan gradasi masalah dari
yang bersifat ideologis sampai teknis administratif. Jebakan teknis
administratif lebih disukai bangsa Indonesia untuk menyikapi soal ini. Dalam
bahasa vulgar, kita lebih memilih kebijakan remeh-temeh. Artikel ini mencoba
mengkaji berbagai kemungkinan di luar kebijakan tersebut sehingga dapat
menjadi pilihan untuk meredam konflik Papua dan dalam rangka mencapai
kemajuan bangsa Indonesia bersama-sama. Sebatas
otonomi khusus Mengatasi problematika Papua, termasuk
pembangunan masyarakatnya, meningkatkan pelayanan publik, dan isu pembangunan
lainnya dicapai melalui titik temu dalam rumusan otonomi khusus (otsus) bagi
masyarakat Papua. Tampak ideal karena di dalam rumusan tersebut
kita semua berharap tata kelola pembangunan Papua dapat dijalankan sendiri
lebih banyak oleh masyarakat Papua. Hal ini pun dipandang adil dan mendorong
demokratisasi, mendorong kemajuan budaya setempat, dan yang lainnya. Tertuang dalam kebijakan otsus tersebut
berbagai program pembangunan dan termasuk instrumen kelembagaannya agar dapat
efektif tercapai, sampai pendanaan otsus yang digelontorklan pun tidak
tergolong kecil. Semua pihak dipaksa memikirkan betul efektivitas otsus ini.
Tetap,i dinamika sosial politik terkait pembangunan Papua toh terus kian
terasa, terlebih kelompok bersenjata terus hidup. Patut diduga terdapat kekeliruan dan juga
harus dipetik hikmahnya dalam mengurus Papua ini. Bangsa Indonesia perlu
membuka cakrawala yang lebih luas dan tidak perlu alergi untuk dialog secara
intens bersama-sama kembali persoalan Papua ini. Pembicaraan terkait pelaksanaan otsus Papua
telah tumbuh sedemikian rupa menjadi semakin kompleks, rigid, dan birokratis
administratif. Celakanya, menjadi semakin pragmatis berupa sebatas
proyek-proyek pemerintah dengan ukuran kinerja yang administratif pula. Dalam soal Papua sebetulnya berlaku pula
bagi pembangunan daerah di tempat lain, semua bangsa termasuk Indonsesia
terdapat matra substansial bukan sekadar proyek pembangunan yang dilancarkan
birokrasi pemerintah. Dalam hal ini terdapat soal kemanusiaan dan soal
ekonomi-politik nyata yang berjalan dan imperatif. Prosedur-prosedur administratif, SOP, dan
juga buku panduan yang muncul karena berjalannya waktu akibat ditangani
negara menjadi jebakan yang amat mengikat dan boleh jadi menjadi tidak
relevan kembali dari apa yang sesungguhnya terjadi. Tambang
emas Di balik isu Papua terdapat isu utama yang
menjadi pemicu hampir semua isu yang ada sebagai isu riak-riak pengikutnya,
tetapi proyek pemerintah dan rutinitas sehari-hari, bahkan isu yang
disuguhkan media massa, menjadikan isu utama tertutupi. Dapat pula tertutupinya isu utama karena
kejelian pihak tertentu untuk sengaja melakukannya agar tidak diketahui oleh
banyak pihak, bahkan terlupakan. Isu utama Papua tetap berada pada soal
tambang emas yang dikelola oleh PT Freeport. Di situ terdapat sejarah politik Indonesia
dan negara lain, terdapat sumber daya ekonomi berlimpah, terdapat public
value yang sudah berurat-akar, dan berdampak pada kehidupan sosial masyarakat
Papua secara mendalam. Politik lokal Papua pun juga terpengaruh, jika tidak
dikatakan terkooptasi. Rupanya bangsa Indonesia lebih memilih
kebijakan remeh-temeh berupa upaya memperbaiki otsus Papua ketimbang
menyentuh isu besar ini. Tambang emas Papua tersebut bernilai tak terbatas
dan yang sudah dikelola oleh PT Freeport melebihi kekayaan APBN bangsa
Indonesia berlipat-lipat. Semua tahu, dan seluruh dunia memahami hal
ini. Kunci mengatasi Papua adalah menciptakan common interest bangsa
Indonesia soal tambang emas Papua ini. Kembangkan komunikasi intensif dengan
tokoh-tokoh Papua terkait tambang emas tersebut dalam koridor Indonesia. Tambang emas tersebut milik bangsa
Indonesia yang berada di tanah Papua. Ajak membangun pemahaman bersama yang
mendalam dengan masyarakat Papua sebagai pemilik lokasi tambang emas
tersebut. Aras utamakan isu ini mengatasi banyak soal di Papua. Suarakan merata hal ini ke seluruh jengkal
tanah Papua, baik di Papua maupun Papua Barat. Pastikan pandangan bangsa
Indonesia sama, tidak ada perbedaan. Boleh jadi pandangan masyarakat Papua
sendiri yang diutamakan. Dengarkan betul jeritan masyarakat Papua akan
tambang emas tersebut. Tidak elok jika pandangan masyarakat lain
di Indonesia menjadi yang utama. Harus pandangan masyarakat Papua sendiri.
Terkait emas Papua ini, langkah berikutnya adalah gotong royong untuk
mewujudkan pandangan tersebut. Boleh jadi berhadapan dengan PT Freeport
Indonesia. Kekompakan bangsa Indonesia menjadi modal
tak terkalahkan menghadapi siapa pun, terlebih PT Freeport Indonesia. Jangan
sampai bangsa Indonesia terpecah dalam soal ini setelah dikristalkan pada
pandangan masyarakat Papua sebagai satu-satunya acuan. Bangsa Indonesia adalah bangsa pemberani.
Kita direpotkan oleh isu remeh-temeh soal Papua yang berakibat munculnya isu
KKB dan sedikit diolah adanya isu gerakan separatisme. Tekanan-tekanan ini
dapat berujung konflik horizontal antarbangsa Indonesia sendiri. Kita harus
sadar, terdapat kepentingan bersama yang lebih luas sebagai cara untuk
memperbaiki semua aspek di tanah Papua. Dengan cara ini, kita beranjak bukan
sekadar memilih soal remeh-temeh kembali. Jika tambang emas di Papua dikelola dengan
memperhatikan suara masyarakat Papua sendiri, sangat boleh jadi otonomi
khusus pun dilupakan karena menjadi cara perbaikan, bukan sekadar proyek
pemerintah, tetapi nyata sesuai apa yang diinginkan oleh masyarakat Papua
untuk dapat berkembang sendiri. Pembangunan teraih dari sini dan konflik pun
dapat diredam. Semoga. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar