Teka-teki
”Sudah Akan” Retmawati ; Penyelaras
Bahasa Kompas |
KOMPAS, 17 April 2021
Pemakaian frasa sudah akan kerap kali
muncul dalam percakapan di masyarakat, media sosial, bahkan dalam tulisan di
media massa cetak dan daring. Namun, yang tak banyak disadari, apabila
istilah ini muncul dalam sebuah kalimat, sebenarnya kalimat tersebut berubah
layaknya sebuah teka-teki. Mengapa seperti teka-teki? Frasa sudah akan
terdiri dari kata sudah dan akan. Kata sudah dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) daring diartikan sebagai ’telah jadi’; ’telah sedia’;
’selesai’. Kata ini bisa diartikan pula sebagai ’telah
lalu’ (lampau, terjadi); ’terdahulu’. Lebih ringkasnya, kata sudah merujuk
pada arti ’telah’ (menyatakan perbuatan yang telah terjadi). Sementara itu, kata akan dalam KBBI
diartikan salah satunya sebagai ’hendak’ (untuk menyatakan sesuatu yang
hendak terjadi, berarti). Berdasarkan tinjauan di KBBI tersebut,
bukankah makna kedua kata itu justru bertolak belakang? Dengan demikian,
ketika gabungan kata itu muncul dalam sebuah kalimat, bukankah kita harus
menebak layaknya sebuah teka-teki: sudah atau akan? Sudah terjadi atau baru
rencana? Sebagai contoh, bisa kita lihat dalam dua
kalimat berikut: Mukhasan menjelaskan bahwa penyelenggara
pemilu akan mendapat tantangan besar apabila fenomena itu terjadi mendekati
hari pemungutan suara. Sebab, segala logistik, seperti kertas suara, sudah
akan dicetak. (Kompas, 5 Oktober 2020) Pembicaraan dengan Pfizer masih terus
dilakukan. Dalam waktu dekat, Bio Farma sudah akan mulai proses manufaktur
vaksin Sinovac. (Kompas, 7 Januari 2021) Jika kita melihat kalimat pertama,
kemunculan sudah akan sebenarnya bisa dihindari dengan menghilangkan kata
akan sehingga kalimat tersebut menjadi: Mukhasan menjelaskan bahwa penyelenggara
pemilu akan mendapat tantangan besar apabila fenomena itu terjadi mendekati
hari pemungutan suara. Sebab, segala logistik, seperti kertas suara, sudah
dicetak. Sementara untuk contoh kedua lebih tepat
jika kata sudah dihilangkan sehingga menjadi: Pembicaraan dengan Pfizer masih
terus dilakukan. Dalam waktu dekat, Bio Farma akan memulai proses manufaktur
vaksin Sinovac. Munculnya frasa sudah akan dalam bahasa
Indonesia kemungkinan besar karena terpengaruh bahasa daerah, khususnya
bahasa Jawa. Penutur bahasa Jawa sering menggunakan istilah wis arep—yang
juga bisa diartikan sebagai ’sudah akan’—dalam percakapan sehari-hari. Meski demikian, untuk mencegah kebingungan
pembaca atau lawan bicara dan tanpa sadar mengubah sebuah kalimat menjadi
sebuah teka-teki, ada baiknya gabungan kata sudah akan kita hindari. Kita
bisa memilih sudah atau akan; telah terjadi (lampau) atau hendak terjadi
(baru rencana) untuk menegaskan maksud dari kalimat yang kita ungkapkan. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar