Jumat, 30 April 2021

 

Jack Ma Melawan Insting dan Digusur dari Grup Ant (2)

Simon Saragih ;  Wartawan Kompas

KOMPAS, 29 April 2021

 

 

                                                           

Kasus-kasus pinjaman online termasuk yang menyebabkan aksi bunuh diri membuat China heboh selama lima tahun. Kasus ini terdengar sampai di telinga Presiden Xi Jinping. Situasi itu mendorong seruan tentang pemberangusan peer to peer lending (P2P), yang sekian lama berlangsung tanpa payung hukum. Pemerintah kemudian hadir di tengah rakyat yang resah.

 

Otoritas yang mengatur lembaga perbankan dan asuransi China (China Banking and Insurance Regulatory Commission (CBIRC) kemudian gencar memperketat peraturan tentang keberadaan P2P. Pengetatan ini sejalan dengan perintah tegas Presiden Xi Jinping lewat pidatonya, seperti diberitakan harian The China Daily, 24 Mei 2018.

 

Saat itu Presiden Xi berpidato dalam kapasitasnya sebagai Ketua Audit Commission of the CPC Central Committee (CPC CC). Komisi ini dibentuk untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan Partai Komunis China. Xi mendesak pengembangan sistem audit untuk mendorong pengelolaan dan pengawasan sektor publik dengan lebih baik.

 

Xi mengatakan, CPC CC harus menjaga tatanan ekonomi dan keuangan, memperbaiki efisien penggunaan dana-dana dan mendorong tata kelola yang bersih. Komisi audit itu diminta tidak ragu menegakkan kepemimpinan dan menjalankan tugasnya. Xi mengatakan, juga otoritas harus memantau dana-dana dan proyek-proyek yang terkait dengan kehidupan warga.

 

Otoritas auditor juga diminta menyelidiki problem dan kecenderungan baru dalam perkembangan sosial dan ekonomi. Xi meminta para pejabat di semua level harus bekerja sama dengan para auditor, menerima pengawasan dari otoritas auditor, menelusuri permasalahan yang ditemukan auditor, dan memperbaiki langkah-langkah yang relevan di semua area. ”Mereka yang menciptakan hambatan bagi pekerjaan audit harus ditindak,” demikian pesan Presiden Xi.

 

Perintah Presiden Xi Jinping diterjemahkan, antara lain, dengan peluncuran peraturan yang meredam tekfin, khususnya yang bergelut dalam P2P lending. Penegakan peraturan tentang P2P ini berhasil secara drastis menurunkan jumlah perusahaan. Misalnya, P2P diharuskan memiliki permodalannya sendiri. P2P harus membuka semua data peminjam dan investor (mirip nasabah di perbankan) kepada otoritas.

 

P2P bertumbangan

 

Tentu, peraturan itu turut menyebabkan penurunan jumlah P2P. Kebangkrutan perusahaan P2P juga terjadi secara alami. Jumlah P2P yang beroperasi di China pada 2020 turun menjadi 29 perusahaan dari 6.000 perusahaan, bahkan pernah mencapai 10.000 perusahaan pada sekitar 2015. Juga pada masa puncaknya bisnis P2P pernah berhasil menarik 50 juta investor untuk menginvestasikan dananya di P2P. Jumlah pinjaman yang dikucurkan sebesar 150,5 miliar dollar AS. Pada masa puncaknya, P2P pernah memiliki omzet keuangan 218 miliar dollar AS, melebihi kucuran pinjaman di AS.

 

Kebangkrutan P2P akibat penertiban, termasuk karena kebangkrutan alamiah, menyebabkan dana investor sebesar 115 miliar dollar AS menjadi macet. Hal inilah juga yang sangat mengagetkan para investor (penyimpan dana).

 

Jack Ma, yang juga menggeluti jasa keuangan lewat internet, tampil dan berbicara di beberapa kesempatan. Misalnya, dia mengatakan, kesalahan bukan pada jasa keuangan internet itu sendiri, melainkan pada P2P yang ilegal. Jack Ma hendak menyarankan bahwa pemberangusan seharusnya tidak menghilangkan esensi inovasi di bidang teknologi keuangan.

 

Sempat ragu

 

Jack Ma mengatakan, peraturan yang diluncurkan untuk mengamankan sektor keuangan internet agar tidak menghalangi inovasi. Titik kulminasi kritik Jack Ma adalah kata sambutannya pada 24 Oktober 2010 di Bund Finance Summit di Shanghai. Sebelum berpidato, Jack Ma sudah punya insting bagus.

 

Dia, misalnya, menyatakan keraguan untuk berbicara, apakah pas momentumnya. Namun, Jack Ma tetap memutuskan untuk berbicara dan berharap bisa berbagi ide tentang inovasi jasa keuangan internet. Tentu tidak ada kalimatnya dari sudut mana pun yang salah.

 

Hal yang salah adalah momentum. Mungkin kesalahan yang kedua adalah kritik Jack Ma pada otoritas dan regulator keuangan yang dia sebut seperti ”buku lama” yang hidup dalam alam lama, sementara China ada di dunia baru yang tidak cocok dengan pemikiran ”orang lama”.

 

Jack Ma memakai nama Presiden Xi Jinping. Dia mengutip satu pesan Presiden Xi bahwa kemajuan tidak harus selalu datang dari ide dan prakarsa Presiden Xi, tetapi bisa dari siapa saja. Jack menyampaikan secara implisit, inovasi jangan jadi terhambat, apa pun yang sedang terjadi dengan proses pembenahan keuangan.

 

Tidak lama setelah pidato Jack Ma di Shanghai itu, rencana penjualan saham perdana Ant Group dibatalkan, tidak tahu sampai kapan. Regulator juga mengatakan, Ant Group harus mengubah rencana dan format perusahaan.

 

Akhirnya Jack Ma harus digusur dari Ant Group. Semua saham Jack Ma di Ant Group harus dijual ke non-afiliasi, kepada negara. Alibaba dikenai denda dengan alasan memiliki kekuatan monopolisitik yang merugikan konsumen.

 

Sulit juga rasanya menemukan di mana letak persis kesalahan Jack Ma dan perusahaannya. Seruan-seruan Jack Ma agar peraturan jangan menghambat inovasi juga tidak salah. Hanya saja, momentum pidatonya barangkali tak pas disertai kalimat-kalimat keras Jack Ma, yang bikin merah telinga otoritas keuangan China.

 

Ucapan-ucapannya di tengah gencarnya otoritas keuangan memperketat peraturan,dianggap sebagai perlawanan. ”China akan mendukung inovasi yang masuk akal sepanjang risiko bisa dikendalikan. Pemerintah mendukung inovasi yang melayani serta berkontribusi pada perekonomian,” kata Liu Fushou, Ketua Dewan Hukum China Banking and Insurance Regulatory Commission (CBIRC), pada 9 November 2020 di Beijing.

 

Membayar harga

 

Liu menambahkan, semua kegiatan keuangan, termasuk tekfin, harus diatur dalam regulasi serupa. Permodalan P2P harus diperkuat dan perlakuan terhadap P2P harus setara dengan perbankan komersial. Ini artinya barriers to entry makin tinggi bagi perusahaan baru yang ingin memasuki bisnis P2P.

 

Memasuki 2020 dan berlanjut pada 2021, heboh akibat kisruh pinjaman online lewat P2P di China mulai mereda meski masalahnya tidak akan pernah tuntas. Masih banyak dana simpanan nasabah yang lenyap dan diduga tidak akan bisa dipulihkan semuanya. Guo Shuqing, Ketua CBRIC, mengatakan bahwa dirinya merasa puas setelah lima tahun berjuang membersihkan industri P2P.

 

Seiring dengan penertiban itu, di mata publik pandangan terhadap Jack Ma berubah. ”Why China Turned Against Alibaba’s Jack Ma”-The New York Times (nytimes.com). Pada 9 November 2020, situs Caixin menuliskan ”Billionaire Jack Ma Pays High Price for Challenging Regulators”. Jack Ma membayar harga karena menentang regulator keuangan. ”Billionaire Jack Ma Pays High Price for Challenging Regulators” (caixinglobal.com).

 

Namun, jangan lupa, Jack Ma tidak digusur dari Alibaba. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar