Senin, 03 Agustus 2015

Hari Keluarga Nasional

Hari Keluarga Nasional

Arswendo Atmowiloto ;   Budayawan
                                               KORAN JAKARTA, 01 Agustus 2015          

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Hari Sabtu ini, ada peringatan Hari Keluarga Nasional, Harganas, yang dipusatkan di Tangerang, dan dihadiri Presiden Jokowi. Ini merupakan peringatan yang ke 22. Harganas sudah dimulai sejak tahun 1993, dengan penyelenggara BKKBN, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Dilihat dari sejarahnya lahirnya Harganas masih berbau Orde Baru. Tanggal pelaksanaan jatuh 29 Juni, yang diambil dari para pejuang yang setelah merebut Yogya bisa berkumpul bersama keluarga. Tak apa. PBB, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan tanggal 15 Mei, sebagai Family Day. Dan beberapa negara lain memilih sesuai dengan sejarah atau selera masingmasing.

Bahwa keluarga, bagian terkecil dari sebuah komunitas di masyarakat mendapat perhatian di dunia, rasanya tak ada yang mempertanyakan. Semua Negara menganggap keluarga adalah unsur penting dalam masyarakat. Kira-kira slogan umum adalah: dari keluarga yang baik, muncul masyarakat yang baik, dan berkehendak baik. Dari segi rohani maupun jasmani.

Berbuat terbaik untuk keluarga, adalah pendekatan menyeluruh yang antara dengan pendekatan keluarga berencana. Dalam hal ini PBB memberikan penghargaan negeri ini dengan UN Population Awards, pada tahun 1994. Negeri ini termasuk terdepan dalam menangani urusan kependudukan—kelahiran, juga kematian, juga perpindahan, sehingga banyak Negara lain berguru di sini.

BKKBN hadir dalam percaturan pembicaraan, juga dalam lomba lawak, lomba penulisan, serta puluhan kegiatan lain. Advokasi yang dilakukan seakan menyatu dengan kegiatan masyarakat lengkap dengan humor sehari-hari soal kondom, misalnya. Lembaga pemerintah nondepartemen ini juga bergandengan dengan lembaga lain, semisal PKK, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga. Sangat mungkin nama-nama yang makin asing di mata anak muda, dan sekarang ini adalah kesempatan untuk melihat, mengingat, dan meningkatkan kemampuannya yang memukau dalam merangkul masalah keluarga. Ketika para ahli merumuskan persoalan keluarga dalam fungsi reproduksi yang bertanggung jawab, dukungan ekonomi serta dukungan emosional, dalam peraturan pemerintah terkaitkan maslah agama, sosial budaya dan lingkungan. Dengan kata lain, secara teori pemahaman mengenai peran keluarga sangat dipahami. Bahkan secara nasional.

Seperti yang terjadi pagi ini ketika tokoh, para pelaku berkumpul bersama. Setahun sekali, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain seraya menampilkan potensi daerah sebenarnya bisa menjadikan momentum yang baik. Dalam artian memberi peluang menemukan makna sebuah keluarga. Bahwa sesungguhnya, kumpul dan makan bersama seluruh anggota keluarga, adalah perekat dan komunikasi yang sangat berarti. Dan berbagai persoalan lain yang diselesaikan dengan diplomasi kumpul bersama. Inilah yang diharapkan terjadinya “menjadi keluarga yang lebih baik.” Terutama ketika makin tersiarkan berbagai kabar yang terkait keretakan keluarga: baik hubungan perkawinan, anak menuntut orang tua, orang tua menelantarkan anak, sampai segala bentuk kekerasan atau bahkan sampai kasus pembunuhan.

Harganas bisa menjadi pegangan dan pijakan untuk merumuskan dan menjalankan pendekatan baru, juga jurusjurus baru. Harta yang paling berharga adalah keluarga, lirik lagu masih terdengar dinyanyikan secara koor oleh anak-anak, namun mereka menambahi apa jadinya jika tak ada pekerjaan bagi orang tua, tak ada kesempatan bagi-bagi anak untuk sekolah, untuk berkreasi.

Barangkali pada anak-anak itu kita melihat keberadaan sebuah keluarga. Dan menjadikan lebih baik, karena istana yang paling megah, seperti juga puisi yang paling indah, adalah keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar