Tahu Semua Hal atau Sok Tahu?
Agustine Dwiputri ;
Penulis kolom “Konsultasi Psikologi” Kompas
Minggu
|
KOMPAS,
23 Agustus 2015
Berbeda pendapat
adalah hal yang biasa dalam keseharian kita berinteraksi dengan orang lain.
Namun, kita sering melihat atau menemui orang-orang yang berbicara secara
meyakinkan, panjang lebar, dan menganggap dirinyalah yang paling tahu dan
paling benar tentang segala hal.
Si Sok Tahu atau
menurut Jon P Bloch (2013) The Know-It-All Person adalah seseorang yang selalu
merasa benar, lebih tahu, dan tidak bisa salah tentang semua hal. Dia harus
mempunyai kata terakhir, bahkan jika terjadi argumentasi yang berbelit,
seketika itu ia akan mengubah menjadi suatu kebohongan.
Kadang-kadang dia
merasa terpojok, karena orang lain telah membuat kontra-argumen yang kuat,
dan dia berada di ambang akhir sebagai orang yang salah. Ia akan mengatakan
apa pun untuk memenangi suatu perdebatan kecil, dalam kondisi lainnya ia akan
memilih untuk melawan dan akan bertahan habis-habisan. Baginya mengganggu
waktu orang lain tidak apa-apa, karena seharusnya ada prinsip yang harus dia
pertaruhkan.
Si Sok Tahu hanya
sedikit berusaha menyembunyikan cara mereka-bahkan pada pertemuan pertama.
Mereka pasti langsung menunjukkan bahwa pendapatnyalah yang benar dan
Anda-lah yang salah. Mereka seperti merasa berkuasa dan punya kekuatan. Hal
yang agak mengecoh orang tentang si Sok Tahu adalah bahwa sepintas mereka
terlihat mau berkomunikasi, mereka bersedia untuk membahas apa pun yang
sedang dibicarakan. Namun, ternyata semua yang disampaikan secara
bertele-tele lebih bertujuan untuk menunjukkan kehebatan mereka sendiri.
Menjadi si Sok Tahu
Kebanyakan dari mereka
sebenarnya cukup cerdas. Hanya saja mereka memiliki alasan bahwa di awal
kehidupannya mengalami keraguan bahwa mereka adalah sepintar yang mereka
rasakan. Mungkin lingkungan sekolah hanya sedikit memberi dukungan atas
kecerdasan mereka, atau bahkan tidak memberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan atau menyampaikan ide-idenya. Kadang kala mereka tidak dimasukkan
ke dalam kelas murid-murid yang hebat atau lebih banyak mengalami penghinaan
atau peremehan.
Kehidupan dalam
keluarga di masa kecil juga memberi pengalaman yang serupa, mereka
mengembangkan keyakinan bahwa mereka sebenarnya punya sesuatu untuk
dibuktikan, tetapi tidak mendapat kesempatan. Seiring berjalannya waktu,
mereka akan mengembangkan berbagai jenis strategi yang kemudian tertanam kuat
dalam benak, untuk mendahului keraguan dari orang lain.
Mereka sering tidak
menyadari bahwa orang lain merasa terintimidasi, dengan cara yang negatif
atau menyebalkan. Ironisnya, si Sok Tahu dapat memenangi pertempuran (dalam
lingkup kecil), tetapi kalah dalam perang (lingkup yang lebih luas). Mereka
tetap merasa "kehilangan" sesuatu dari waktu ke waktu. Pada tingkat
tertentu mereka merasakan hal ini, yang tentu saja hanya membuat mereka marah
serta makin meningkatkan keinginan mereka untuk selalu dapat mengendalikan
pembicaraan.
Jon P Bloch (2013)
mengatakan bahwa berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa menjadi si Sok
Tahu mungkin terkait dengan narsisme (sangat mencintai diri sendiri). Orang
dengan kecenderungan narsistik biasanya mengklaim pengetahuan di area di mana
sesungguhnya mereka hanya tahu sedikit, itu pun jika memang ada. Artinya, menjadi
orang yang merasa tahu semua hal sebenarnya bertentangan dengan sifat
keilmiahan. Sementara beberapa orang berpikir ilmuwan itu "mengetahui
banyak hal", pada kenyataannya ilmuwan itu yang pertama dan utama
dilakukan adalah mengajukan pertanyaan. Itu sebabnya ilmuwan selalu melakukan
eksperimen dan penelitian-karena mereka tidak tahu semua jawaban. Jika Anda
tahu segalanya, Anda tidak mampu belajar sesuatu yang baru.
Cara menghadapi si Sok Tahu
Lebih lanjut Bloch
mengatakan sebaiknya mulailah dengan menerima fakta menyedihkan bahwa si Sok
Tahu berada di luar jangkauan Anda untuk dibantu. Pola perilaku yang telah
berakar seperti itu-yang berasal dari pembelaan diri-tidak mungkin hilang
dengan terus melakukan berbagai ucapan atau tindakan yang mengancam.
Jika Anda bersedia
untuk melihat perilaku ini sebagai kelemahan yang tidak menguntungkan dan
bukan sebagai ancaman pribadi, Anda mungkin dapat memiliki apresiasi yang
lebih dalam mengenai situasinya. Begitu Anda berada dalam keadaan pikiran
yang berbeda ini, Anda mungkin bersedia untuk mencoba beberapa cara halus
agar lebih menang menghadapinya.
Salah satu strategi
adalah dengan menghindari membuat berbagai pernyataan kepada mereka, dan
apabila memungkinkan lebih baik mengganti segala ucapan dalam bentuk
pertanyaan. Membuat pertanyaan akan terdengar "lugu" dan tidak
bias, merupakan suatu pencarian sederhana untuk mendapatkan kebenaran.
Sebagai contoh, Anda
dapat bertanya sesuatu seperti ini: "Saya mendengar apa yang baru saja
Anda katakan, tetapi sekarang saya bingung. Karena hanya beberapa hari yang
lalu, saya baca dalam kamus (atau surat kabar, atau apa pun) bahwa sesuatu
yang berbeda dari pendapat Anda itulah yang benar. Mana yang harus saya
percayai?"
Dengan menyampaikan
penjelasan dengan tenang namun mantap, mungkin si Sok Tahu terpaksa diam, dan
mencari cara untuk menerima informasi Anda tanpa terlihat "salah".
Atau jika dia dengan keras kepala bertahan pada pandangan semula tanpa ada
fakta-fakta yang mendukung, perhatikan bahwa orang lain akan menangkap hal
ini, dan akan berpikir bahwa si Sok Tahu adalah seorang yang bodoh dan
sebenarnya kurang tahu.
Dalam upaya melakukan
ini, Anda tidak perlu mengharapkan mereka untuk mau mengatakan: "Engkau
yang benar dan saya salah, saya minta maaf." Namun, kadang kala si Sok
Tahu hanya akan mulai berbicara tentang sesuatu dengan cara yang berbeda, dan
ini menunjukkan bahwa sebenarnya Anda telah berhasil mengatasi mereka.
Biasanya mereka adalah
tipe orang yang sangat sulit sehingga kemungkinan tidak satu pun cara yang
Anda coba akan berhasil. Anda mungkin bertanya sesuatu dan mendapatkan
jawaban yang sangat mengganggu yang sebenarnya ingin Anda hindari. Jika
demikian halnya, dengan berat hati sebaiknya tinggalkan dia dan bersiaplah
untuk kalah, atau sedapat mungkin melepaskan diri dari orang dan situasi yang
membuat sedih. Temuilah teman-teman dekat yang dapat memahami Anda dan
jelaskan bagaimana si Sok Tahu telah mempermalukan Anda.
Jadi Anda mungkin
hanya memutuskan untuk pergi, menerima rasa sakit hati dan menunggu hari esok
yang lebih cerah. Anda mungkin dapat menghibur diri dengan mengingat bahwa
dalam jangka panjang si Sok Tahu akan berbuat sama pada banyak orang dan pada
akhirnya dia akan dihindari oleh orang lain. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar