Senin, 03 Agustus 2015

Islam Nusantara Sangat Dinantikan Dunia

Islam Nusantara Sangat Dinantikan Dunia

Said Aqil Siradj ;  Ketua Umum PBNU
                                                  KORAN SINDO, 01 Agustus 2015 

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Muktamar Ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) akan dibuka di Jombang, Jawa Timur, malam ini. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menuturkan banyak hal mengenai kepemimpinannya dalam lima tahun terakhir. Said juga banyak menjelaskan perihal Islam Nusantara yang menjadi tema muktamar kali ini.

Masa jabatan Anda sebagai ketua umum PBNU segera berakhir. Bagaimana perasaan Anda?

Alhamdulillah, selama ini saya dan seluruh pengurus PBNU mampu melaksanakan amanat Muktamar Makassar 2010 walaupun tentu di sanasini banyak kekurangan. Beberapa amanat tidak berhasil dirampungkan karena memang berat dan sulit. Contohnya agenda mengembalikan dan memperjelas status hukum aset-aset NU.

Aset yang kecil-kecil memang sudah bisa kembali, tapi tanah yang berhektare- hektare belum. Saya juga bersyukur, semua lembaga, lajnah, dan badan otonom periode kali ini berperan aktif. Selama periode ini, alhamdulillah pembangunan 24 universitas NU, 62 SMK, penarikan kembali 3 rumah sakit NU, dan sebagainya bisa dilakukan dengan baik.

Yang perlu saya tekankan juga adalah soal keuangan. Baru periode ini, sistem keuangan PBNU terbuka, siapa pun dapat mengawasi. Saya juga berusaha agar NU menjaga jarak dan hubungan baik dengan semua pihak, dengan Istana, dengan DPR, dengan Mabes TNI, dengan Mabes Polri, dengan dunia internasional, dengan siapa saja.

Apa pentingnya Islam Nusantara yang menjadi tema Muktamar Jombang ini?

Lengkapnya, “Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia”. Jadi begini, Islam Nusantara merupakan warisan dari para wali, terutama Wali Songo, yang berhasil mengislamkan dan mewarnai dengan dakwah Nusantara bil hikmah (dengan kebijaksanaan), wal mauwal mauidhah hasanah (nasihat), wal mujadalah (diskusi), tidak dengan kekerasan.

Islam yang dibawa Wali Songo ialah Islam yang terbuka dan melebur dengan tradisi-budaya tanpa ada bentrokan, kecuali tradisi yang jelas-jelas melanggar syariah. Itu yang harus kita pelihara dan kembangkan. Kalau ada yang mengira Islam Nusantara anti- Arab, itu keliru. Tidak baca sejarah. Hubungan Islam Nusantara dengan Timur Tengah sudah lama.

Karakter tawasuth atau moderatnya yang penting. Sekarang terlihat, dunia Arab dibakar perang saudara tak habis- habis, sementara di Eropa dan Amerika, islamofobia menggejala di mana-mana. Serbarepot. Walhasil, wajar kalau Islam Nusantara yang moderat ini sangat dinantinantikan dunia.

Istilah Islam Nusantara ini dikritik karena tidak jelas secara definisi, komentar Anda?

Begitu tema ini diumumkan, segera mendapat banyak sambutan di mana-mana. Mereka yang terbiasa dengan olah pikir dan olah rasa beramai-ramai menyumbang pendapat dan argumen. Ini elok sekali. Datangilah muktamar, Anda akan menemukan banyak sekali karya ilmiah yang mengulas soal ini.

Kritik tersebut menurut saya kurang pas. Islam Nusantara terutama bukan soal definisi, tapi laku keislaman di kepulauan Nusantara yang usianya panjang sekali dan kaya tradisi. Saya cenderung menempatkan Islam Nusantara sebagai suatu tipologi atau mumayyizat atau khashaish yang membuat kita sebagai muslim Nusantara sangat khas keislamannya.

Islam Nusantara bukan mazhab, tapi bermazhab. Jadi ini bukan aliran baru. Mazhab kita ahlussunnah wal jamaah, sementara Islam Nusantara adalah mumayyizat - nya, tipologi Islam yang kita warisi dari ulama-ulama Nusantara. Nah,dengan mumayyizat inilah kita mendapat jalan keluar dari kemelut antara negara sekuler dan negara agama. Indonesia bukan salah satu dari kedua kutub ekstrem itu. Dan sejak awal NU sangat bersungguh-sungguh mendirikan dan membela kesatuan Republik Indonesia.

Muaranya NKRI?

Jelas dan persis di situ. NU itu kan kekuatan masyarakat sipil yang salah satu amanahnya adalah menjaga keutuhan bangsa ini. Kalau soal politik praktis, saya sangat menjauhi dan sebagai ketua umum, NU tidak saya arahkan ke sana. Kalau politik kebangsaan, iya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar