Tokoh Muda,
Mungkinkah?
James Luhulima, Wartawan KOMPAS
SUMBER : KOMPAS, 14 April 2012
Sejak Pemilihan Presiden 2009, di mana Susilo
Bambang Yudhoyono terpilih kembali sebagai presiden untuk kedua kalinya,
pembicaraan tentang perlunya Indonesia dipimpin oleh tokoh muda mulai muncul ke
permukaan. Namun, pembicaraan tentang tokoh muda itu semakin lirih seiring
dengan munculnya kesadaran bahwa tidak, atau lebih tepat dikatakan belum,
adanya tokoh muda yang dapat diajukan.
Pembicaraan tentang perlunya tokoh muda untuk
memimpin Indonesia itu mulai ramai kembali pada 9 April lalu ketika Ketua
Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas mengemukakan, Ketua Umum Partai
Golkar Aburizal Bakrie dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDI-P) Megawati Soekarnoputri sudah uzur sehingga tidak perlu maju dalam
Pemilihan Presiden 2014.
”Sebaiknya kedua tokoh itu menyerahkan kepada
anak muda untuk menjadi calon presiden,” kata Taufiq, suami Megawati, yang juga
Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI-P.
Pada hakikatnya, kita dapat menerima
pernyataan Taufiq itu. Apalagi, kita mengetahui bahwa baik Aburizal Bakrie
maupun Megawati Soekarnoputri pada 2014 akan berusia 65 tahun, yang merupakan
batas tertinggi usia pensiun di negeri ini.
Namun, di sisi lain, kita heran mengapa ia
”menyerang” istrinya di muka umum? Kita
mengetahui, Taufiq menjagokan putrinya,
Puan Maharani, Ketua Fraksi PDI-P DPR, yang berusia 39 tahun, sebagai calon
presiden dari PDI-P. Pertanyaannya, mengapa ia tidak membicarakan hal itu di
rumah atau dalam rapat-rapat di PDI-P.
Idealnya, calon presiden itu berusia 40-45
tahun. Dengan demikian, jika ia berkuasa selama dua periode (10 tahun)—batas
maksimum yang dimungkinkan undang-undang—ia akan mengakhiri jabatannya pada
usia 50-55 tahun.
Sayangnya, sejarah bangsa ini menunjukkan
bahwa hanya dalam masa revolusi atau setelah terjadi kekalutan politik muncul
calon presiden yang muda. Misalnya, Soekarno yang pada 18 Agustus 1945 berusia
44 tahun dan Soeharto yang pada 22 Februari 1967 berumur 46 tahun.
Selain Soekarno dan Soeharto, semua Presiden
Indonesia mulai menjabat sebagai presiden pada usia di atas 50 tahun. BJ
Habibie pada usia 62 tahun, Abdurrahman Wahid pada usia 59 tahun, Megawati
Soekarnoputri pada usia 54 tahun, dan Susilo Bambang Yudhoyono pada usia 55
tahun.
Pada saat ini, sistem pemilihan umum yang
dianut negeri ini tidak memungkinkan munculnya tokoh independen di luar partai
politik. Tidak ada tokoh yang dapat muncul ke permukaan jika tidak didukung,
atau tepatnya diajukan, oleh partai politik. Rumitnya, hampir semua partai
politik mengajukan ketua umumnya sebagai calon presiden. Dan, sebagian besar
ketua umum partai politik yang ada pada saat ini berusia di atas, atau hampir,
60 tahun.
Bagaimana dengan kemungkinan munculnya tokoh
muda sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014? Itu adalah hal
menarik yang masih harus ditunggu.
Secara teoretis, tokoh muda dapat muncul dari
Partai Demokrat mengingat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak dapat
mencalonkan diri lagi karena sudah dua kali terpilih. Akan tetapi, sampai saat
ini Presiden Yudhoyono belum mengajukan nama yang akan diusung sebagai calon
presiden yang akan menggantikannya.
Tokoh muda juga dapat muncul dari PDI-P.
Megawati Soekarnoputri saat berkunjung ke Redaksi Harian Kompas, awal bulan
ini, mengemukakan, Ketua Umum PDI-P tidak otomatis diajukan sebagai calon
presiden dalam Pemilihan Presiden 2014. ”Masa, sih, saya mau maju lagi sebagai
calon presiden pada 2014. Saya, kan, sudah pernah menjadi calon presiden pada
2004 dan 2009 dan saya gagal terpilih. Kalau saya maju lagi, ini yang ketiga
kalinya, malu jika kalah lagi,” ujarnya. Namun, tentunya masih harus ditunggu,
apakah Megawati benar-benar tidak mau dicalonkan lagi dan melapangkan jalan
bagi tokoh yang lebih muda untuk maju?
Atau, lewat pernyataan di atas Megawati hanya
ingin ”menguji” apakah PDI-P masih menginginkan dia maju sebagai calon presiden
pada 2014. Bagaimanapun, sampai saat ini Megawati masih menjadi orang yang
paling berpengaruh di PDI-P.
Seandainya pada akhirnya Megawati benar-benar
tidak mencalonkan diri dan kurang sreg dengan mengajukan Puan Maharani,
putrinya, ia bisa mengajukan tokoh muda lain, bisa dari dalam partai atau dari
luar partai.
Partai Golkar mengisyaratkan akan mengajukan
ketua umumnya, Aburizal Bakrie, sebagai calon presiden. Namun, kepastiannya
masih harus ditunggu karena Jusuf Kalla yang kini berusia 70 tahun juga
menyatakan siap diajukan Partai Golkar sebagai calon presiden.
Di luar itu masih ada sejumlah calon presiden
yang disebut-sebut, seperti Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Gerindra,
yang pada tahun 2014 berusia 63 tahun; Hatta Rajasa (59), Ketua Umum PAN; dan
Suryadarma Ali (58), Ketua Umum PPP.
Jika saja dalam memilih calon presiden untuk
Pemilihan Presiden 2014 partai politik bersikap seperti memilih calon gubernur
DKI Jakarta, bukan tidak mungkin tokoh yang lebih muda bisa muncul sebagai
calon.
Sayangnya, mencalonkan seorang sebagai
presiden tidaklah sesederhana mencalonkan seorang gubernur.
Sesungguhnya, tua atau muda tidak masalah,
yang penting dapat membawa bangsa ini menuju kesejahteraan yang berkeadilan....
●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar