Asia dan Eropa Lama Harus Bekerja Sama
Giles Merritt dan Shada Islam, Giles
Merritt adalah Sekretaris Jenderal Friends of Europe dan pemimpin redaksi Europe's
World;
Shada
Islam adalah Kepala Kebijakan Friends of Europe
SUMBER : SINAR HARAPAN, 03 April 2012
Meski rasanya menggoda, namun akan salah
kalau kita menulis bahwa Eropa adalah kekuatan kemarin. Eropa tetaplah penting
walaupun bukan demikian isi pesan para pembuat kebijakan Uni Eropa kepada dunia
yang tengah mengamatinya.
Kesannya Eropa terlalu sibuk mengurusi
berbagai persoalan internal sehingga lupa memainkan peran globalnya, khususnya
di Asia yang sangat kuat. Benar adanya China mendapat perhatian besar dari Uni
Eropa, dan jangkauan Uni Eropa di sektor perdagangan tetap kuat.
Tetapi seharusnya perhatian itu lebih ke
Asia, bukan hanya China– dan berbagai perjanjian perdagangan dan investasi
janganlah menggantikan kebijakan luar negeri Uni Eropa yang lebih pro aktif.
Uni Eropa harus lebih keras lagi mendekati
negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara dalam kebijakan luar negeri dan
keamanan, bukan hanya berdagang. Ini berarti partisipasi para pemimpin UE dalam
berbagai forum keamanan Asia, seperti Forum Regional ASEAN (ARF).
Artinya, para pemimpin Eropa harus muncul dan
serius berpartisipasi dalam pertemuan tingkat menteri dengan negara-negara Asia
seperti pertemuan para menteri luar negeri UE-ASEAN para menteri luar negeri di
Brunei pada April mendatang.
Ini juga menuntut pertemuan tingkat tinggi
secara reguler dan konsisten menyangkut berbagai tantangan global dan regional
dengan India dan negara-negara Asia Selatan.
Di luar lawatan ke China, kepala kebijakan
luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton jarang menyambangi negara-negara Asia
lainnya. Keputusannya untuk absen dari ARF tahun lalu, dan itu sudah dua tahun
demikian, adalah kecerobohan serius.
Tidak heran orang-orang di Asia menggantung
permintaan Eropa untuk bergabung dengan KTT Asia Timur - klub keamanan utama di
kawasan itu – menuntut Eropa harus membuktikan dahulu bahwa mereka siap
berdialog serius dengan Asia menyangkut isu-isu keamanan.
Para pembuat kebijakan di Eropa hanya sedikit
menjual kawasan mereka sehingga Asia tidak menanggapi Eropa dengan serius,
kecuali bila mereka telah berkomunikasi lebih baik dengan Asia, dan dipahami
lebih baik sehingga Asia makin lebih percaya.
Aliansi Baru
Berurusan dengan Asia yang sedang berubah dan
menanjak memaksa Uni Eropa berhubungan dalam aliansi baru dengan berbagai
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil di wilayah tersebut.
Nama permainan itu adalah kemitraan antara
Asia yang sedang naik daun dan Eropa Tua (Rising Asia and Old Europe).
Tapi dengan tidak terlibat secara serius dan konsisten dengan Asia, Eropa sama
saja menyebarkan mitos kelemahan dan ketidakrelevanan Eropa.
Realitas di Eropa tidak sama. Dia punya
pengalaman dalam mengubah mereka yang bermusuhan menjadi teman, secara sukarela
menyatukan kedaulatan dan mencapai integrasi ekonomi dan politik, sehingga Uni
Eropa memiliki banyak pengalaman untuk dibagikan dengan Asia menyangkut
kerangka masa depan bagi pengelolaan global.
Meski bangsa Asia terus maju dengan usaha
mereka sendiri, mengintegrasikan kawasan maupun kerja sama lintas-batas, namun
mereka tetap terinspirasi oleh Eropa. Menariknya, hal itu masih terjadi
meskipun cara Eropa mengajari ASEAN pada subjek ini telah membuat marah banyak
orang Asia.
Predominasi Uni Eropa dalam perdagangan dunia
belum menyusut. Perdagangan Uni Eropa-Asia terus booming dan sangat
penting, baik untuk pemulihan ekonomi Eropa dan memastikan bahwa pertumbuhan
Asia tetap di jalurnya.
Perjanjian perdagangan bebas Uni Eropa-Korea
Selatan adalah yang pertama dari rangkaian perluasan kesepakatan dagang Eropa
dengan para mitra Asianya, termasuk India, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Eropa adalah sumber terbesar investasi asing
di Asia. Saat ini, krisis di zona euro telah membuat pasar bebas Eropa menjadi
magnet bagi para investor Asia.
Sebuah survei terbaru menggarisbawahi bahwa
45 persen usaha di Asia sedang melakukan atau pun mencari akuisisi strategis di
Eropa dalam 12 bulan ke depan, dibandingkan dengan hanya 14 persen di Timur
Tengah dan 7 persen di Amerika Utara.
Membentuk Standar
Meskipun para eksportir dan usaha Asia dan
bisnis mengeluhkan ketatnya aturan yang diterapkan Brussels, Uni Eropa telah
mendorong pengembangan berbagai aturan dan standar berkualitas tinggi yang juga
membantu membentuk norma global dalam sektor makanan dan produk konsumen,
mobil, bahan kimia, emisi pesawat.
Berbagai perusahaan Eropa adalah inovator
terkemuka di bidang teknologi bersih dan hijau yang dibutuhkan Asia guna
memenuhi tantangan pertumbuhan dengan emisi rendah karbon maupun urbanisasi,
dan menyadari rencana mereka untuk meningkatkan konektivitas di antara
bangsa-bangsa.
Ini adalah perbaikan mendatang dalam banyak
aspek dari buku peraturan Uni Eropa-dari masalah jasa keuangan hingga
iklim-yang akan mempertahankan pengaruh dan kehadiran Uni Eropa.
Baik Eropa maupun Asia tidak dapat bekerja
sendiri untuk mengatasi ancaman terhadap stabilitas global yang berkisar dari
perebutan sumber daya, proliferasi nuklir, kelebihan penduduk, sampai perubahan
iklim.
Eropa tidak boleh mengabaikan atau menganggap
tidak relevan kebangkitan Asia. Ketika AS berbicara tentang Abad Asia Pasifik
dan mulai memperkuat kehadirannya di Asia, Eropa harus mengembangkan cetak
birunya tersendiri untuk berdialog secara lebih baik dengan kawasan tersebut. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar