Selasa, 03 April 2012

Asia dan Eropa Lama Harus Bekerja Sama


Asia dan Eropa Lama Harus Bekerja Sama
Giles Merritt dan Shada Islam, Giles Merritt adalah Sekretaris Jenderal Friends of Europe dan pemimpin redaksi Europe's World;
Shada Islam adalah Kepala Kebijakan Friends of Europe
SUMBER : SINAR HARAPAN, 03 April 2012



Meski rasanya menggoda, namun akan salah kalau kita menulis bahwa Eropa adalah kekuatan kemarin. Eropa tetaplah penting walaupun bukan demikian isi pesan para pembuat kebijakan Uni Eropa kepada dunia yang tengah mengamatinya.

Kesannya Eropa terlalu sibuk mengurusi berbagai persoalan internal sehingga lupa memainkan peran globalnya, khususnya di Asia yang sangat kuat. Benar adanya China mendapat perhatian besar dari Uni Eropa, dan jangkauan Uni Eropa di sektor perdagangan tetap kuat.

Tetapi seharusnya perhatian itu lebih ke Asia, bukan hanya China– dan berbagai perjanjian perdagangan dan investasi janganlah menggantikan kebijakan luar negeri Uni Eropa yang lebih pro aktif.

Uni Eropa harus lebih keras lagi mendekati negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara dalam kebijakan luar negeri dan keamanan, bukan hanya berdagang. Ini berarti partisipasi para pemimpin UE dalam berbagai forum keamanan Asia, seperti Forum Regional ASEAN (ARF).

Artinya, para pemimpin Eropa harus muncul dan serius berpartisipasi dalam pertemuan tingkat menteri dengan negara-negara Asia seperti pertemuan para menteri luar negeri UE-ASEAN para menteri luar negeri di Brunei pada April mendatang.

Ini juga menuntut pertemuan tingkat tinggi secara reguler dan konsisten menyangkut berbagai tantangan global dan regional dengan India dan negara-negara Asia Selatan.

Di luar lawatan ke China, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton jarang menyambangi negara-negara Asia lainnya. Keputusannya untuk absen dari ARF tahun lalu, dan itu sudah dua tahun demikian, adalah kecerobohan serius.

Tidak heran orang-orang di Asia menggantung permintaan Eropa untuk bergabung dengan KTT Asia Timur - klub keamanan utama di kawasan itu – menuntut Eropa harus membuktikan dahulu bahwa mereka siap berdialog serius dengan Asia menyangkut isu-isu keamanan.

Para pembuat kebijakan di Eropa hanya sedikit menjual kawasan mereka sehingga Asia tidak menanggapi Eropa dengan serius, kecuali bila mereka telah berkomunikasi lebih baik dengan Asia, dan dipahami lebih baik sehingga Asia makin lebih percaya.

Aliansi Baru

Berurusan dengan Asia yang sedang berubah dan menanjak memaksa Uni Eropa berhubungan dalam aliansi baru dengan berbagai pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil di wilayah tersebut.

Nama permainan itu adalah kemitraan antara Asia yang sedang naik daun dan Eropa Tua (Rising Asia and Old Europe). Tapi dengan tidak terlibat secara serius dan konsisten dengan Asia, Eropa sama saja menyebarkan mitos kelemahan dan ketidakrelevanan Eropa.

Realitas di Eropa tidak sama. Dia punya pengalaman dalam mengubah mereka yang bermusuhan menjadi teman, secara sukarela menyatukan kedaulatan dan mencapai integrasi ekonomi dan politik, sehingga Uni Eropa memiliki banyak pengalaman untuk dibagikan dengan Asia menyangkut kerangka masa depan bagi pengelolaan global.

Meski bangsa Asia terus maju dengan usaha mereka sendiri, mengintegrasikan kawasan maupun kerja sama lintas-batas, namun mereka tetap terinspirasi oleh Eropa. Menariknya, hal itu masih terjadi meskipun cara Eropa mengajari ASEAN pada subjek ini telah membuat marah banyak orang Asia.

Predominasi Uni Eropa dalam perdagangan dunia belum menyusut. Perdagangan Uni Eropa-Asia terus booming dan sangat penting, baik untuk pemulihan ekonomi Eropa dan memastikan bahwa pertumbuhan Asia tetap di jalurnya.

Perjanjian perdagangan bebas Uni Eropa-Korea Selatan adalah yang pertama dari rangkaian perluasan kesepakatan dagang Eropa dengan para mitra Asianya, termasuk India, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.

Eropa adalah sumber terbesar investasi asing di Asia. Saat ini, krisis di zona euro telah membuat pasar bebas Eropa menjadi magnet bagi para investor Asia.

Sebuah survei terbaru menggarisbawahi bahwa 45 persen usaha di Asia sedang melakukan atau pun mencari akuisisi strategis di Eropa dalam 12 bulan ke depan, dibandingkan dengan hanya 14 persen di Timur Tengah dan 7 persen di Amerika Utara.

Membentuk Standar

Meskipun para eksportir dan usaha Asia dan bisnis mengeluhkan ketatnya aturan yang diterapkan Brussels, Uni Eropa telah mendorong pengembangan berbagai aturan dan standar berkualitas tinggi yang juga membantu membentuk norma global dalam sektor makanan dan produk konsumen, mobil, bahan kimia, emisi pesawat.

Berbagai perusahaan Eropa adalah inovator terkemuka di bidang teknologi bersih dan hijau yang dibutuhkan Asia guna memenuhi tantangan pertumbuhan dengan emisi rendah karbon maupun urbanisasi, dan menyadari rencana mereka untuk meningkatkan konektivitas di antara bangsa-bangsa.

Ini adalah perbaikan mendatang dalam banyak aspek dari buku peraturan Uni Eropa-dari masalah jasa keuangan hingga iklim-yang akan mempertahankan pengaruh dan kehadiran Uni Eropa.

Baik Eropa maupun Asia tidak dapat bekerja sendiri untuk mengatasi ancaman terhadap stabilitas global yang berkisar dari perebutan sumber daya, proliferasi nuklir, kelebihan penduduk, sampai perubahan iklim.

Eropa tidak boleh mengabaikan atau menganggap tidak relevan kebangkitan Asia. Ketika AS berbicara tentang Abad Asia Pasifik dan mulai memperkuat kehadirannya di Asia, Eropa harus mengembangkan cetak birunya tersendiri untuk berdialog secara lebih baik dengan kawasan tersebut. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar