Jumat, 19 September 2014

Aspek Mendidik lewat Televisi

Aspek Mendidik lewat Televisi

Th Rosid Ahmad  ;   Ketua MGMP Bahasa Inggris SMK di Eks Karesidenan Semarang 1992-1998, dan Kota Semarang 1998-2003
SUARA MERDEKA, 17 September 2014

                                                                                                                       
                                                      

“Faktanya, tayangan televisi acap membantu proses pembelajaran jadi lebih mudah, luwes, dan menarik”

Sulit membayangkan kehidupan modern tanpa media massa, apalagi televisi, media elektronik yang bagi banyak keluarga telah menjelma menjadi kebutuhan primer. Sehari tidak menonton televisi saja rasanya tertinggal banyak informasi penting berkait topik utama perbincangan di masyarakat. Dampak pemberitaan media bagi kehidupan warga memang besar.

Ada ungkapan, media menguasai pola pikir masyarakat, bahkan cenderung ikut membentuk karakter bangsa. Tema dalam interaksi sosial di kehidupan seolah-olah berkelindan. Apa yang dibicarakan di media, segera menjadi topik hangat di masyarakat. Ditengarai media bisa memengaruhi gaya hidup banyak orang, terlebih generasi muda. Sayang, banyak acara televisi ditonton oleh anak yang belum waktunya, semisal tayangan terkait dengan kekerasan. Risikonya, anak meniru aksi-aksi yang kadang cukup berbahaya. Masalahnya, kadang tanpa disadari terselip tontonan yang kurang layak dan meracuni anak.

Kita bisa menyebut tayangan kriminalitas, pornografi, dan pornoaksi ataupun western culture yang bertentangan dengan adat ketimuran. Maka, pengawasan dari orang tua mesti diperketat terhadap tayangan yang ditonton anak. Perlu dipahami secara fisik televisi dengan pancaran cahaya amat terang dan jarak menonton terlalu dekat bisa merusak mata. Acara seperti sinetron yang penuh dengan aksi arogansi, perselingkuhan, kriminal, dan semacamnya jelas membawa dampak negatif. Pemirsa boleh jadi akan berpikir bahwa dunia ini dipenuhi hal-hal negatif seperti itu sehingga membikin takut dan waswas terhadap keadaan sekitar. Padahal, realitasnya belum tentu sama.

Adegan dalam sinetron, reality show, dan sejenisnya hanyalah aksi rekayasa berdasar skenario dan bukan kejadian sebenarnya. Tidak semua program hiburan di berbagai stasiun televisi sehat untuk dikonsumsi. Beberapa di antaranya berisiko merusak norma yang berlaku di masyarakat. Wajar jika sering terdengar imbauan dari tokoh dan ulama yang merasa prihatin akan kualitas tayangan sehingga mereka menyeru Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) supaya lebih tegas menjalankan fungsi pengawasan. Namun di balik sisi negatif itu, televisi memiliki banyak hal yang bermanfaat, baik yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Manfaat yang bersifat kognitif (terkait ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan) di antaranya berita, dialog, wawancara dan sejenisnya.

Manfaat kedua, yakni afektif (terkait dengan sikap dan emosi) adalah acaraacara yang mendorong pemirsa memiliki kepekaan sosial, dan kepedulian terhadap sesama. Membangkitkan Gairah Adapun yang bersifat psikomotorik (terkait tindakan dan perilaku yang positif) dapat disimak dari film, sinetron, drama dan sejenisnya. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan dewasa ini, kemunculan banyak stasiun televisi swasta dengan tayangan yang terbilang eksklusif mampu membangkitkan gairah warga dari perkotaan hingga pelosok desa. Penayangan film cerita, acara musik, komedi situasi, dan sejenisnya memperjelas peran media elektronik ini di jagat hiburan.

Hal paling menonjol justru pada kemampuan menyajikan acara yang memberi nilai hiburan, sekaligus pendidikan yang berguna bagi anak-anak. Dari kaca mata pendidikan, faktanya televisi acap membantu proses pembelajaran menjadi lebih mudah, luwes, dan menarik. Bukan terbatas pada informasi dan berita-beritanya yang kaya akan pengetahuan, melainkan juga ulasan-ulasannya dapat meningkatkan daya nalar dan pekerti masyarakat.

Kendati demikian, harus diakui tak jarang penayangan suatu acara lebih menonjolkan segi hiburan atau bisnis semata. Karena itu, perlu peran orang tua dalam memilih dan memilah acara yang benar-benar berkualitas bagi perkembangan jiwa anak. Dengan begitu media televisi bukan cuma menyediakan hiburan segar mealinkan juga pendidikan yang berguna terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar