Aspek
Mendidik lewat Televisi
Th Rosid Ahmad ;
Ketua
MGMP Bahasa Inggris SMK di Eks Karesidenan Semarang 1992-1998, dan Kota
Semarang 1998-2003
|
SUARA
MERDEKA, 17 September 2014
“Faktanya, tayangan
televisi acap membantu proses pembelajaran jadi lebih mudah, luwes, dan
menarik”
Sulit
membayangkan kehidupan modern tanpa media massa, apalagi televisi, media
elektronik yang bagi banyak keluarga telah menjelma menjadi kebutuhan primer.
Sehari tidak menonton televisi saja rasanya tertinggal banyak informasi
penting berkait topik utama perbincangan di masyarakat. Dampak pemberitaan
media bagi kehidupan warga memang besar.
Ada
ungkapan, media menguasai pola pikir masyarakat, bahkan cenderung ikut
membentuk karakter bangsa. Tema dalam interaksi sosial di kehidupan
seolah-olah berkelindan. Apa yang dibicarakan di media, segera menjadi topik
hangat di masyarakat. Ditengarai media bisa memengaruhi gaya hidup banyak
orang, terlebih generasi muda. Sayang, banyak acara televisi ditonton oleh
anak yang belum waktunya, semisal tayangan terkait dengan kekerasan.
Risikonya, anak meniru aksi-aksi yang kadang cukup berbahaya. Masalahnya,
kadang tanpa disadari terselip tontonan yang kurang layak dan meracuni anak.
Kita
bisa menyebut tayangan kriminalitas, pornografi, dan pornoaksi ataupun
western culture yang bertentangan dengan adat ketimuran. Maka, pengawasan
dari orang tua mesti diperketat terhadap tayangan yang ditonton anak. Perlu
dipahami secara fisik televisi dengan pancaran cahaya amat terang dan jarak
menonton terlalu dekat bisa merusak mata. Acara seperti sinetron yang penuh
dengan aksi arogansi, perselingkuhan, kriminal, dan semacamnya jelas membawa
dampak negatif. Pemirsa boleh jadi akan berpikir bahwa dunia ini dipenuhi
hal-hal negatif seperti itu sehingga membikin takut dan waswas terhadap
keadaan sekitar. Padahal, realitasnya belum tentu sama.
Adegan
dalam sinetron, reality show, dan sejenisnya hanyalah aksi rekayasa berdasar
skenario dan bukan kejadian sebenarnya. Tidak semua program hiburan di
berbagai stasiun televisi sehat untuk dikonsumsi. Beberapa di antaranya
berisiko merusak norma yang berlaku di masyarakat. Wajar jika sering
terdengar imbauan dari tokoh dan ulama yang merasa prihatin akan kualitas
tayangan sehingga mereka menyeru Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) supaya
lebih tegas menjalankan fungsi pengawasan. Namun di balik sisi negatif itu,
televisi memiliki banyak hal yang bermanfaat, baik yang bersifat kognitif,
afektif, maupun psikomotorik. Manfaat yang bersifat kognitif (terkait ilmu
pengetahuan atau informasi dan keterampilan) di antaranya berita, dialog,
wawancara dan sejenisnya.
Manfaat
kedua, yakni afektif (terkait dengan sikap dan emosi) adalah acaraacara yang
mendorong pemirsa memiliki kepekaan sosial, dan kepedulian terhadap sesama.
Membangkitkan Gairah Adapun yang bersifat psikomotorik (terkait tindakan dan
perilaku yang positif) dapat disimak dari film, sinetron, drama dan
sejenisnya. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan dewasa ini, kemunculan banyak
stasiun televisi swasta dengan tayangan yang terbilang eksklusif mampu
membangkitkan gairah warga dari perkotaan hingga pelosok desa. Penayangan
film cerita, acara musik, komedi situasi, dan sejenisnya memperjelas peran
media elektronik ini di jagat hiburan.
Hal
paling menonjol justru pada kemampuan menyajikan acara yang memberi nilai
hiburan, sekaligus pendidikan yang berguna bagi anak-anak. Dari kaca mata
pendidikan, faktanya televisi acap membantu proses pembelajaran menjadi lebih
mudah, luwes, dan menarik. Bukan terbatas pada informasi dan berita-beritanya
yang kaya akan pengetahuan, melainkan juga ulasan-ulasannya dapat
meningkatkan daya nalar dan pekerti masyarakat.
Kendati
demikian, harus diakui tak jarang penayangan suatu acara lebih menonjolkan
segi hiburan atau bisnis semata. Karena itu, perlu peran orang tua dalam
memilih dan memilah acara yang benar-benar berkualitas bagi perkembangan jiwa
anak. Dengan begitu media televisi bukan cuma menyediakan hiburan segar mealinkan
juga pendidikan yang berguna terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar