Senin, 07 Juli 2014

Siapa yang Pantas?

                                                  Siapa yang Pantas?

Makki Omar Parikesit  ;   Musisi
KORAN SINDO,  05 Juli 2014
                                                


Tanggal 9Juli tinggal sebentar lagi. Banyak hal akan mendadak berakhir pada hari itu. Ingar-bingar pemilu yang memekakkan telinga akan mereda, spanduk dan atribut kampanye yang mengganggu mata akan perlahan menghilang, timeline di media sosial yang tadinya cenderung monotopical akan kembali normal.

Namun, yang pasti hari itu kita akan memilih siapa yang akan kita percaya untuk memegang kepemimpinan bangsa ini untuk lima tahun ke depan. Dua alternatif gaya dan persona kepemimpinan yang ditawarkan di podium bangsa ini menampilkan dua pilihan yang cukup berbeda, sepertinya. Ada tawaran seorang purnawirawan jenderal yang gemar berkuda dengan solusi ekonomi kerakyatan dengan orientasi pertanian, kembalinya kedaulatan pangan, dan kewibawaan bangsanya. Atau ada tawaran solusi revolusi mental seorang eks wali kota populer yang demen musik heavymetal dan sepertinya sangat menikmati teknologi informasi dengan platform ”e-everything”-nya.

Keduanya tentu orangorang yang luar biasa karena sudah dapat merebut hati bangsa ini sehingga sampai pada posisinya sekarang. Tidak kurang liputan dan analisis mengenai latar belakang, prestasi, rekam jejak, character make-up, dan keseluruhannya tentang siapa mereka di hampir seluruh outlet berita di negara selama masa pemilu ini berlangsung. Masing-masing mendapatkan dukungan yang bisa terhitung luar biasa dari para suporternya. Dinamika proses kampanye kali ini menjadi saksi terhadap banyak inovasi cara dan gaya berkampanye yang sebelumnya–mungkin–belum pernah ada.

Ragam dukungan dari yang wajar sampai yang cenderung miring pun banyak terlihat. Seperti babak final pertandingan sepak bola karena timnya tinggal dua. Fanatisme pengikutnya makin menjadi, mungkin. 

Siapa pun yang terpilih nanti, yang pasti mereka adalah pilihan mayoritas rakyat bangsa ini. Terlebih lagi, siapa pun yang terpilih nanti adalah cerminan siapa dan bagaimana pemimpin dan kepemimpinan yang menurut kita sebagai bangsa pantas bagi negara ini untuk saat ini.

Sang pemimpin adalah pemangku mandat kepercayaan yang diberikan para pendukungnya. Adalah tugasnya sebagai kandidat untuk meraup kepercayaanitudari para pemilihnya saat kampanye dan mengemban kepercayaan itu ketika terpilih. Di lain pihak para pemilih secara sadar memilih berdasarkan keyakinan dan informasi yang dimilikinya tentang sang calon. Para pemilih berharap bahwa yang terpilih akan mengerti, mampu menjaga, dan membawa aspirasi dan kepercayaan yang diamanatkan kepadanya pada keadaan yang lebih baik pada masa depan. Harapannya adalah rakyat berkehendak, pemimpin bertindak.

Ini sebuah proses dua arah yang sama-sama saling bergantung satu sama lain. Sebuah proses yang sangat bergantung pada persamaan informasi, paham, persepsi, dan kejujuran– atau kemampuan marketing– para participant-nya.

Every nation gets the government they deserve (Joseph de Maistre, 1811). Karena apa dan bagaimana bentuk dan prestasi sebuah pemerintahan, sebuah kepemimpinan negara atau bangsa adalah refleksi dari cara bangsa itu mendefinisikan kepemimpinan yang mereka inginkan, butuhkan. Yang mereka rasa pantas untuk mereka peroleh.

Jadi, seperti apa yang pantas untuk kita ? Kita pantas untuk mendapat pemimpin yang mampu mendefinisikan keunikan dan kekuatan kita sebagai bangsa dan negara. Mengolah keunikan dan kekuatan itu menjadi identitas kebangsaan yang mandiri mempunyai wibawa. Kekuatan identitas yang mandiri dan rasa kebangsaan yang inklusif terhadap kemajemukan unsur bangsa akan menjadi dasar yang kuat untuk terbentuknya identitas bersama sebagai bangsa. Kita pantas untuk mendapat pemimpin yang sederhana dan tegas.

Pemimpin yang dapat dimengerti rakyatnya, mampu mengurai dan menerjemahkan peliknya masalah bangsa dalam bahasa yang lugas dan mudah dimengerti, dengan action plan penanganan permasalahan itu yang jelas, dan menyelesaikannya dengan efisien, tuntas. Kita pantas mendapat pemimpin yang berwawasan luas, yang mampu menggalang aset-aset bangsa, keseluruhan kekuatan dan kemampuan bangsa untuk menyempurnakan dan menyelenggarakan blue print tumbuh kembang dan arah langkah maju bangsa ini pada masa yang akan datang sehingga dapat menjadi bangsa yang mandiri, kuat, dan berwibawa, berdaulat.

Kita pantas mendapat pemimpin yang mampu menciptakan rasa tenang dan aman untuk dapat hidup dan berkarya di negeri sendiri tanpa harus takut akan infiltrasi pihak mana pun yang bermaksud untuk mengganggu ketenangan itu. Pemimpin yang mendahulukan kepentingan internal daripada kepentingan eksternal. Bukan harapan-harapan yang berlebihan sepertinya. Bukankah kepemimpinan yang arif seharusnya mampu memberikan semua itu kepada mereka yang dipimpinnya? Sepertinya sudah waktunya kita memilih pemimpin yang mengerti rakyatnya, not the other way around. Pertanyaannya menjadi, siapa yang pantas memimpin kita? What goverment deserve us as its nation? 4 hari lagi!  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar