Kamis, 17 Juli 2014

Jika MOS Semanis Takjil

                                         Jika MOS Semanis Takjil

Nanik Irmawati  ;   Kepala Sekolah, Tinggal di Jepara 
SUARA MERDEKA,  16 Juli 2014

                                                                                                                       


"Raciklah kegiatan masa orientasi peserta didik (MOPD) agar bermanfaat dan dikenang selamanya oleh siswa baru"

Melepas anak berangkat mengikuti masa orientasi sekolah (MOS), jujur terbersit beragam kekhawatiran. Bagaimana nanti kesehatannya, teman barunya, tugasnya, dan terlebih bagaimana sikap kakak kelas mereka. Kekhawatiran yang wajar mengingat tiap tahun ajaran baru senantiasa muncul korban. Tak hanya laki-laki, peserta didik perempuan pun ada yang jadi korban.

Sebenarnya kegiatan MOS, yang kini berganti nama menjadi masa orientasi peserta didik (MOPD), bertujuan baik. Antara lain pengenalan lingkungan fisik sekolah, budaya dan kebiasaan sekolah, serta kegiatan intra dan ekstrasekolah. Kegiatan itu dimaksudkan untuk mengenalkan peserta didik baru pada sekolah yang menjadi tempat belajar mereka. Hal itu baik terkait informasi tentang sekolah itu sendiri, maupun tata tertib yang wajib dipatuhi. Tiap sekolah mempraktikkannya secara berbeda dan umumnya berlangsung tiga hari.

Kenyataannya kadang tidak sama dengan tujuan semula mengingat MOPD tiap tahun menuliskan sejarah tentang korban-korbannya. Misalnya tahun lalu, Anindya Ayu Puspita, peserta didik baru SMK Negeri 1 Pandak Bantul DIY, dihukum karena lupa membawa pakaian olahraga. Hukuman fisik itu diduga memberi kontribusi pada penyebab kematiannya. Kasus lupa membawa tugas, terjadi dua tahun sebelumnya. Peserta putri di SMA Negeri 9 Ciputat Tangerang Selatan, Amanda Putri Lubis, tahun 2011 meninggal dunia diduga akibat keletihan mengikuti acara pada masa orientasi. Amanda mendapat hukuman fisik karena lupa membawa name tag.

Setahun setelah itu, tragedi kembali terjadi. Seorang peserta didik baru SMA Seruni Don Bosco, Pondok Indah, Jakarta melapor menerima bullying dari seniornya, sepulang masa orientasi. Beserta 6 teman lain dia dibawa ke suatu tempat, dipaksa minum miras, merokok, mata ditutup lalu dipukuli.  ’’Beruntung’’ tidak ada korban tewas, tetapi hal itu berdampak luka fisik dan trauma. Bahkan belum hilang dari ingatan kita, tahun 2009 seorang peserta didik menghembuskan napas terakhir usai mengikuti masa orientasi selama tiga hari. Dialah M Rajib siswa SMK Pelayaran di Kampung Rambutan, Jakarta Timur.

Sebagaimana dilansir media, selama kegiatan berlangsung korban disuruh jalan kaki berkilo-kilometer dengan membawa tas berisi beban berat. Mengawali tahun pelajaran baru, peserta didik beserta  orang tua disibukkan untuk mendapatkan beberapa benda yang ditugaskan oleh panitia atau kakak kelas. Tugas itu kadang berkesan mengada-ada. Yang terkenal dan sekarang sudah jarang ditugaskan adalah membuat topi dari setengah bola, membawa dot, dan mengikat rambut atau jilbab dengan aneka warna pita.

Setelah sekian tahun mengukir deretan luka di hati pesertanya, kekecewaan orang tua, dan menorehkan noda hitam di media, besar harapan kegiatan itu tahun ini berjalan seperti tujuan semula. Suatu kesyukuran bagi semua bila kegiatan itu terbebas dari kekerasan fisik dan verbal, bullying, perendahan martabat, ataupun yang mengarah ke destruktif.

Kegiatan Bermanfaat

Terlebih dilaksanakan pada bulan suci, Ramadan. Seyogianya pilih kegiatan bermanfaat dan tugas-tugas yang mesti dikumpulkan tidak melulu harus berupa hal sia-sia. Pilih yang berguna, sebagaimana dilakukan SMA Avicenna Cinere.  Atribut dan peralatan yang dibawa peserta diatur sedemikian rupa agar bermanfaat di kemudian hari.

Contohnya, topi dibuat dari pot plastik, supaya nanti bisa kembali digunakan untuk menanam bunga di sekolah. Tas yang dibawa adalah tas keranjang sampah sehingga nantinya bisa dipakai sebagai tempat sampah. Bila adik-adik kelas memang dipandang perlu menjalani MOPD untuk mengetahui atmosfer baru supaya mampu bernapas lega di dalamnya, raciklah kegiatan bermanfaat yang manis dan membuat dikenang selamanya. Sebagaimana kita senantiasa terkenang dan menantikan manisnya takjil pada bulan Ramadan. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar