Rabu, 16 Juli 2014

Dunia Harus Hentikan Perang

                                  Dunia Harus Hentikan Perang

Benny Susetyo ;   Seorang Pastor
KORAN JAKARTA,  15 Juli 2014
                                                


Israel terus menggempur militan Palestina di sepanjang Jalur Gaza. Serangan udara terus dilakukan dan tidak ada tanda-tanda Israel bakal menghentikan atau mengalihkan lewat serangan darat. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tak akan tunduk pada tekanan internasional untuk menghentikan agresi militer ke Gaza.

Tindakan Israel melanggar batas kemanusian universal karena telah melukai hukum internasional dan tata dunia yang damai. Paus Fransiksus berupaya mendukung Palestina. Hal itu diperlihatkan dengan mengunjungi negeri tersebut. Menurut dia, sekarang adalah saatnya mewujudkan perdamaian di tanah tersebut.

Ada banyak makna simbolis serta kejutan Paus untuk Israel dan Palestina waktu berkunjung. “Aku bersamamu," kata Paus kepada sekelompok anak-anak Palestina di kamp pengungsian di Bethlehem. Dia juga menggelar makan siang pribadi dengan lima keluarga Palestina yang dirugikan Israel.

Bahkan, kedatangan Paus di Bethlehem langsung dari Yordania naik helikopter memiliki makna simbolis penting. Kedatangan Paus sebelumnya, sejak Israel menduduki wilayah Itu pada 1967, selalu dilakukan lewat Israel.

Paus mendukung terhadap Palestina demi tercipta perdamaian sejati. Maka, tindakan Israel atas rakyat Palestina jelas melanggar moralitas kemanusiaan, HAM, dan melukai demokrasi. Israel seperti monster yang menakutkan. Demikian juga para militansinya yang kerap menjadikan penduduk sipil tak bersalah sebagai tameng peperangan.

Permasalahan Israel dan Palestina sudah bergeser dari soal-soal ideologis menjadi problem kemanusiaan universal. Dengan alasan itulah, maka setiap umat beragama apa pun dan dari kelompok mana pun yang mencintai perdamaian sudah seharusnya menggerakkan spirit perdamaian lebih luas.

Bersatu

Paus Fransiskus terus mendorong agar agama bersatu mewujudkan damai sejati. Agama dipangil untuk menciptakan tata dunia baru. Dialog antar-agama tidak boleh berhenti sebatas formalitas belaka. Pembumian makna dialog berarti menepis segala bentuk yang berbau ritual dan formal, tapi harus lebih menjunjung tinggi aspek semangat persaudaraan. Lebih jauh lagi, pembumian dialog bertujuan agar masyarakat bawah menerima cahaya kedamaian demi kehidupan yang tenang, tanpa ketakutan dan kecemasan.

Membangun kesadaran keberagaman harus menjadi prioritas. Keberagamaan jangan sekadar berwajah kesalehan individual, tetapi juga sosial. Kesalehan sosial ditandai kepedulian secara ekonomis dan menerima umat agama lain. Itu berarti kaum beragama tidak boleh menghardik umat dari agama lain.

Itulah wajah agama yang manusiawi karena berorientasi altruistik, bukan egoistik. Maka, tiap ibadah harus lebih dilandasi sikap hati yang tulus untuk memberi penghargaan terhadap martabat kemanusiaan. Mempersembahkan korban bukan ritus utama beragama, tetapi pemihakan pada nilai-nilai kemanusiaan.

Untuk itu, orang harus lebih dulu berdamai dengan siapa pun termasuk saudara, baru boleh beribadah atau berdoa. Bila tanganmu masih penuh penindasan, cucilah lebih dulu agar layak beribadah. Bila dirimu masih membenci sesamamu, berdamailah dulu, lalu beribadah kepada Tuhan.

Bila engkau masih berniat membunuh, buang, baru merayakan ibadah. Bila engkau masih merencanakan balas dendam, batalkan dulu. Peribadahan menjadi memuakkan dan hanya semu, ketika dalam waktu yang bersamaan tangan kita berlumuran darah. Begitulah pesan Nabi Yesaya.

Tugas umat beriman menyucikan dunia dengan menegakkan kemanusiaan dan keadilan. Keberagamaan bukan untuk kepentingan diri sendiri, tetapi orang lain. Mendiang Romo Mangun mengatakan orang yang memiliki religiositas tidak memikirkan diri sendiri, tapi justru memberikan diri untuk keselamatan orang lain. Iman harus menghasilkan buah kebaikan, perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan. Jadi, beragama baru dikatakan benar bila kaum beragama mampu mengendalikan pikiran, emosi, agar tidak menyakiti orang lain.

Upaya Paus Fransiskus menghadirkan perdamaian dunia sebagai wujud keberimaan yang otentik. Iman otentik bila agama dihayati dalam wujud cinta kepada kemanusia. Kemanusian utama menerima sesama sebagai persaudaraan sejati untuk hidup berdampingan. Erick From mengatakan seluruh cinta di alam semesta merupakan representasi cinta Tuhan dan menjadi “wujud” cinta terhadap Tuhan.

Erick From menyatakan cinta tak akan mengerdilkan diri, pasangan, atau siapa pun yang ada di sekitar. Mencintai seseorang berarti membiarkan dia tumbuh dan berkembang secara bebas. Cinta itu membebaskan.

Inilah pentingnya mencintai berdasakan keberadaan Tuhan. Ketika pencina dan yang dicinta menyadari diri sebagai bagian ciptaan Tuhan, keduanya adalah satu, walaupun nyatanya tetap ada dua sebagai representasi keutuhan diri. Pencinta tidak akan melukai sesamanya, apalagi membuat orang lain menderita karena berbagai hal, termasuk perang. Perang sebenarnya menghancurkan nilai-nilai kemanusian karena hanya melahirkan penderitaan sesamanya.

Upaya Paus Fransiksus mewujudkan perdamaian tidak terlepas dari impian dalam membentuk tata dunia baru. Ini diucapkan saat Paus berada di sebuah tembok yang bertuliskan “Free Palestine” (bebaskan Palestina). Paus lalu berdoa di situ. ”Bethlehem terlihat seperti Ghetto, Warsawa” bunyi tulisan lain sebagai sindiran penderitaan rakyat Palestina seperti penderitaan warga Yahudi ketika ditindas rezim Nazi.

Dalam kunjungan tiga hari ke Timur Tengah itu, Paus Fransiskus juga mendukung kemerdekaan Palestina. Dia sepenuhnya mendorong upaya perundingan damai yang sudah lama “lumpuh”. Paus lalu mengundang Presiden Israel dan Presiden Palestina ke Vatikan untuk berdoa bersama guna mengakhiri konflik abadi, sebagaimana telah terjadi.

”Dalam hal ini, di tempat kelahiran Raja Damai, saya mengundang Anda, Presiden Mahmoud Abbas bersama Presiden Shimon Peres untuk bergabung dengan saya dalam doa sepenuh hati kepada Tuhan atas karunia perdamaian,” kata Paus di Betlehem.

Perdamaian Palestina akan mewujudkan dunia yang damai seutuhnya. Dunai internasional haraus segera menghentikan perang di Palestina. Gerakan solidaritas masyarakat intenasional akan menghentikan aksi melangar hukum. Dunia harus bersatu menegakkan nilai kemanusian universal. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar