Minggu, 24 Juni 2012

Om Liem dan Duka Indonesia


Om Liem dan Duka Indonesia
Haryono Suyono ;   Mantan Menko Kesra dan Taskin
Sumber :  SUARA KARYA, 23 Juni 2012


Selama dua minggu terakhir, Indonesia berkabung secara tidak resmi. Suasana dukacita itu muncul karena salah seorang tokoh yang tidak sering disebut namanya secara terbuka, Sudono Salim alias Om Liem atau Liem Sioe Liong, dipanggil oleh Tuhan Yang Mahakuasa pada 10 Juni dalam usia 97 tahun. Surat kabar di Indonesia, Singapura, dan banyak negara lainnya, dihiasi iklan dukacita berbagai ukuran.

Sesungguhnya puluhan ribu, bahkan jutaan warga ingin juga mengungkapkan rasa dukacitanya ditinggal oleh seorang tokoh yang tidak banyak bicara, tetapi berbuat banyak untuk rakyat kecil dengan hati yang penuh kasih sayang. Ia berjuang dengan tekun dan tidak kenal lelah untuk mencapai puncak. Om Liem banyak melakukan kegiatan bisnisnya dengan menjadi produsen komoditas yang merangsang dan membantu rakyat kecil. Sehingga rakyat bisa mendapatkan pekerjaan dan menjadi pengusaha yang sukses menopang hidup keluarganya.

Sebut saja Indofood Sukses Makmur, produsen berbagai jenis mi. Produk itu menjadi idaman dan sarana usaha jutaan pengusaha penjual mi di berbagai belahan bumi Indonesia yang hidup mati keluarganya sangat tergantung pada pasokan yang tidak pernah putus. Bahkan, tahan terhadap persaingan, karena selalu muncul sesuai permintaan yang memberikan rasa puas kepada penggemarnya.

Rakyat kecil penganggur dengan mudah bisa belajar menjadi pengusaha dengan menjadi tukang mi rebus. Atau, dengan bahan baku mi, dapat diciptakan berbagai jenis makanan kesukaan konsumennya. Melalui produk mi saja, sebenarnya Om Liem bisa menyandang gelar seorang entrepreneur sosial yang memihak kepada rakyat banyak.

Puncak sumbangannya yang ikut memberi kebanggaan kepada bangsa, yang tidak pernah diungkap ke permukaan, adalah saat HUT ke-50 Republik Indonesia. Sebagai seorang pengusaha yang berhasil, banyak sekali kegiatan menyambut perayaan 50 tahun RI itu yang pembiayaannya dipercayakan kepada para pengusaha teman-teman Om Liem. Mereka bekerja sama dengan pemerintah dan rakyat di seluruh pelosok Tanah Air.

Gema perayaan itu sampai ke negara-negara nonblok, karena secara kebetulan Presiden RI waktu itu, Bapak HM Soeharto, sedang mendapat giliran sebagai Ketua Gerakan Non Blok. Dalam menghormati perayaan hari kemerdekaan itu, sebagai Ketua Gerakan Non Blok, Presiden RI Bapak HM Soeharto dipercaya oleh para pemimpin Gerakan Non Blok untuk menyampaikan pernyataan kesiapsiagaan bekerja secara gotong royong membangun bangsa-bangsa di dunia untuk secara langsung menyampaikannya kepada Sekjen PBB di New York. Prasasti pernyataan itu dipersiapkan secara rapi dengan bantuan Om Liem dan kawan-kawannya.

Om Liem adalah salah satu dari empat tokoh--HM Soeharto, saya sendiri (Haryono Suyono), Sudwikatmono dan Om Liem--yang bersama-sama menggagas peranan swasta dan konglomerat dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pendirian Yayasan Damandiri yang sampai sekarang tetap berkiprah dalam jalur yang sangat signifikan. Tak kurang dari 13,6 juta keluarga miskin pernah diajak mengikuti gerakan sadar menabung dengan tabungan awal sebesar US $ 1.00 atau Rp 2.000 pada waktu itu, yang sebagian besar dananya berasal dari kantong Om Liem.

Gerakan sadar menabung itu menghasilkan 10,3 juta keluarga miskin bisa pinjam modal usaha yang dana awalnya dikumpulkan dari konglomerat dan sebagian besar juga berasal dari Om Liem dan kawan-kawan dekatnya. Terima kasih dan selamat jalan, Om Liem. Semoga arwahnya diterima di sisi-Nya sesuai amal ibadahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar