“Demarche”
untuk BRICS
Rene
L Pattiradjawane ; Wartawan KOMPAS
Sumber :
KOMPAS, 27 Juni 2012
Yang Mulia Presiden Brasil Dilma Rousseff,
Yang Mulia Presiden Rusia Vladimir Putin,
Yang Mulia PM India Manmohan Singh,
Yang Mulia Presiden China Hu Jintao,
Yang Mulia Presiden Afrika Selatan Jacob
Zuma,
Kami di Indonesia merasa perlu merilis démarche ini kepada para Yang Mulia
terkait rencana kesepakatan negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India,
China, dan Afrika Selatan) yang diumumkan dalam KTT G-20 di Los Cabos, Meksiko,
pekan lalu. Démarche ini dimaksudkan
memberikan dukungan penuh pada rencana BRICS membentuk jaring pengaman
finansial mengikuti mekanisme Chiang Mai
Initiative Multilateralization (Kompas, 23/6).
Melalui démarche
terbuka ini kami berharap solidaritas finansial dan moneter di antara
negara-negara para Yang Mulia bisa menjadi penyangga penting dalam berjaga-jaga
jika KTT Uni Eropa yang berlangsung besok (28/6) tidak menghasilkan terobosan
penting dalam menangani krisis zona euro yang menyeret dunia dalam resesi yang
luas dan mendalam.
Melalui démarche
ini kami juga ingin menyampaikan kekhawatiran terjadinya bencana masif dalam
sistem fiskal dan moneter kalau uni perbankan yang dicanangkan para pemimpin
Uni Eropa tak disetujui secara definitif oleh negara anggota lainnya. Kami
berharap ada kesepakatan memperbaiki secara struktural situasi krisis zona
euro, termasuk adanya pengurangan kedaulatan negara ketika ratifikasi pakta
fiskal euro ditandatangani dan perluasan pengawasan Uni Eropa atas anggaran
nasional.
Secara filosofis, inisiatif para Yang Mulia
sesuai dengan makna dan nuansa yang dikandung dalam Doktrin Natalegawa rumusan
Menlu Indonesia Dr Marty Natalegawa tentang keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium). Doktrin Natalegawa
ini menjadi pandangan penting kita tentang kerja sama globalisasi, di mana
tatanan ekonomi dan politik yang bebas dan aktif di berbagai tingkatan regional
dan global menjadi bentuk ketahanan kita bersama.
Dari Doktrin Natalegawa ini kami berharap
negara kecil akan merasa aman, negara miskin tetap percaya diri dalam
pembangunannya, dan negara agresif akan cemas dengan ganjarannya. Melalui
inisiatif para Yang Mulia di KTT G-20 di Los Cabos, kita diberi pilihan-pilihan
kemerdekaan memadai untuk membentuk saling ketergantungan menguntungkan yang
dibutuhkan di tengah resesi dunia sekarang ini.
Kombinasi produk domestik bruto BRICS sebesar
13,3 triliun dollar AS dan menempatkan pangsa negara-negara Yang Mulia sebesar
19 persen dari ekonomi global menjadi kesatuan kekuatan yang masif menghadapi
krisis global. Melalui penguasaan 4,4 triliun dollar AS dalam cadangan devisa
negara-negara BRICS, seharusnya memadai meredam kontaminasi krisis zona euro.
Kami berharap bisa dibuat sebuah aide-mémoire yang akan mendorong kerja
sama gagasan ini, termasuk rencana aksi yang tidak melulu menghadapi persoalan
krisis likuiditas, tetapi juga swap
quotas yang memadai untuk menjaga pertumbuhan ekonomi masing-masing negara
BRICS. Kami pun berharap gagasan para Yang Mulia ini bisa diperluas dan
terkoneksi dengan kawasan Asia agar siklus bisnis yang dinamis bisa terus
dipertahankan menghadapi resesi global ini. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar