Kamis, 28 Juni 2012

“Demarche” untuk BRICS

“Demarche” untuk BRICS
Rene L Pattiradjawane ;  Wartawan KOMPAS
Sumber :  KOMPAS, 27 Juni 2012


Yang Mulia Presiden Brasil Dilma Rousseff,
Yang Mulia Presiden Rusia Vladimir Putin,
Yang Mulia PM India Manmohan Singh,
Yang Mulia Presiden China Hu Jintao,
Yang Mulia Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma,

Kami di Indonesia merasa perlu merilis démarche ini kepada para Yang Mulia terkait rencana kesepakatan negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) yang diumumkan dalam KTT G-20 di Los Cabos, Meksiko, pekan lalu. Démarche ini dimaksudkan memberikan dukungan penuh pada rencana BRICS membentuk jaring pengaman finansial mengikuti mekanisme Chiang Mai Initiative Multilateralization (Kompas, 23/6).

Melalui démarche terbuka ini kami berharap solidaritas finansial dan moneter di antara negara-negara para Yang Mulia bisa menjadi penyangga penting dalam berjaga-jaga jika KTT Uni Eropa yang berlangsung besok (28/6) tidak menghasilkan terobosan penting dalam menangani krisis zona euro yang menyeret dunia dalam resesi yang luas dan mendalam.

Melalui démarche ini kami juga ingin menyampaikan kekhawatiran terjadinya bencana masif dalam sistem fiskal dan moneter kalau uni perbankan yang dicanangkan para pemimpin Uni Eropa tak disetujui secara definitif oleh negara anggota lainnya. Kami berharap ada kesepakatan memperbaiki secara struktural situasi krisis zona euro, termasuk adanya pengurangan kedaulatan negara ketika ratifikasi pakta fiskal euro ditandatangani dan perluasan pengawasan Uni Eropa atas anggaran nasional.

Secara filosofis, inisiatif para Yang Mulia sesuai dengan makna dan nuansa yang dikandung dalam Doktrin Natalegawa rumusan Menlu Indonesia Dr Marty Natalegawa tentang keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium). Doktrin Natalegawa ini menjadi pandangan penting kita tentang kerja sama globalisasi, di mana tatanan ekonomi dan politik yang bebas dan aktif di berbagai tingkatan regional dan global menjadi bentuk ketahanan kita bersama.

Dari Doktrin Natalegawa ini kami berharap negara kecil akan merasa aman, negara miskin tetap percaya diri dalam pembangunannya, dan negara agresif akan cemas dengan ganjarannya. Melalui inisiatif para Yang Mulia di KTT G-20 di Los Cabos, kita diberi pilihan-pilihan kemerdekaan memadai untuk membentuk saling ketergantungan menguntungkan yang dibutuhkan di tengah resesi dunia sekarang ini.

Kombinasi produk domestik bruto BRICS sebesar 13,3 triliun dollar AS dan menempatkan pangsa negara-negara Yang Mulia sebesar 19 persen dari ekonomi global menjadi kesatuan kekuatan yang masif menghadapi krisis global. Melalui penguasaan 4,4 triliun dollar AS dalam cadangan devisa negara-negara BRICS, seharusnya memadai meredam kontaminasi krisis zona euro.

Kami berharap bisa dibuat sebuah aide-mémoire yang akan mendorong kerja sama gagasan ini, termasuk rencana aksi yang tidak melulu menghadapi persoalan krisis likuiditas, tetapi juga swap quotas yang memadai untuk menjaga pertumbuhan ekonomi masing-masing negara BRICS. Kami pun berharap gagasan para Yang Mulia ini bisa diperluas dan terkoneksi dengan kawasan Asia agar siklus bisnis yang dinamis bisa terus dipertahankan menghadapi resesi global ini. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar