Menimbang
Nasib Anas
FS
Swantoro ; Peneliti dari Soegeng Sarjadi Syndicate
Jakarta
Sumber :
SUARA MERDEKA, 27 Juni 2012
NASIB Anas Urbaningrum,
selaku Ketua Umum Partai Demokrat (PD), tinggal menghitung hari. Pasalnya
dipicu oleh Anas sendiri yang keladhuk
wani kurang deduga melawan SBY, sang pendiri Demokrat. Tak berlebihan bila
Ruhut Sitompul dan Hayono Isman terus meminta Anas mundur secara legawa demi partai.
Ditangkapnya Neneng Sri Wahyuni, istri Nazaruddin oleh KPK minggu lalu, menjadi bagian penting proses pelengseran Anas. Pasalnya bisa dipastikan Neneng dan Nazaruddin akan berduet menyeret Anas menjadi tersangka dalam proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional di Hambalang Sentul Kabupaten Bogor Jabar.
Ditangkapnya Neneng Sri Wahyuni, istri Nazaruddin oleh KPK minggu lalu, menjadi bagian penting proses pelengseran Anas. Pasalnya bisa dipastikan Neneng dan Nazaruddin akan berduet menyeret Anas menjadi tersangka dalam proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional di Hambalang Sentul Kabupaten Bogor Jabar.
Terus mengguritanya korupsi
masif di kalangan politikus menunjukkan bentuk kerakusan dan ketamakan. Padahal
gaji dan penghasilan mereka sudah lebih dari cukup. Karena itu, politikus yang
korup seperti Nazaruddin, Angelina Sondakh, Wa Ode Nurhayati, Andi, dan Anas,
lebih karena ketamakan belaka bukan karena kebutuhan. Meminjam ungkapan Uskup
Sugija, itu contoh ”politikus benalu”.
Korupsi sebagai bentuk ketamakan tak bisa ditoleransi, apalagi dibiarkan karena angkara murka ketamakan itu sangat merusak masyarakat dan negara-bangsa. Tamak adalah sifat bawaan manusia yang sebenarnya bisa dikendalikan dengan akal sehat dan hati nurani, serta bisa dikendalikan dengan mendasarkan diri pada ajaran agama. Namun, dalam realitas kekinian ada manusia bebal yang tak mau menggunakan akal sehat dan hati nuraninya dan lakon itu menimpa politikus Demokrat.
Kini gerakan politik untuk melengserkan Anas makin intensif. Dua pekan terakhir sejumlah pertemuan terbatas digelar, antara lain yang dimotori Komisi Pengawas di bawah komando TB Silalahi telah digelar. Dalam pertemuan itu, Ketua Departemen Komunikasi Ruhut Sitompul bersama beberapa anggota DPR Fraksi PD dipanggil Komisi Pengawas. Ruhut dipanggil agar terus mendesak Anas mundur.
Lonceng Kematian
Puncaknya, pertemuan Forum Komu-nikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat yang dipimpin Ketua Dewan Pembina SBY, dihadiri sekitar 500 orang dari unsur pendiri dan deklarator partai, DPP, dan ketua DPD I. Dalam pertemuan yang baru kali pertama digelar itu, SBY memberi arahan yang mengisyaratkan agar Anas mundur dan meninggalkan PD.
Pernyataan SBY memang tidak secara eksplisit menyebut nama atau spesifik ditujukan kepada Anas. Tapi dalam pidato sekitar 20 menit itu, ia tak henti-hentinya mengeluh dan marah soal merosotnya elektabilitas partai akibat ulah kader yang terseret korupsi. Simak saja ucapannya,” Agar kader partai yang tidak mampu mengemban politik secara santun, cerdas, dan bersih, lebih baik mundur dan meninggalkan Partai Demokrat.”
Badai politik kian hebat menghantam PD dan badai itu membuat elite partai kini terjebak saling debat di ruang publik. Perdebatannya, ada yang membela dan memuji SBY namun ada yang membela Anas. Bahkan hingga kini, tak satu pun ketua DPD I dan DPD II meminta Anas mundur. Pertarungan politik di internal PD masih sengit.
Adapun puncak kemarahan SBY karena tingkat elektabilitas Demokrat merosot. Itu sebabnya SBY selaku Ketua Dewan Pembina marah setelah melihat banyak kader terlibat korupsi. Secara terbuka Anas menjawab tudingan SBY dengan mengatakan, ”merosotnya tingkat elektabilitas PD justru disebabkan kinerja pemerintahan SBY buruk dan lemah hingga berimbas pada penurunan elektabilitasnya sebagai partai pendukung pemerintah.”
Seandainya berstatus tersangka, otomatis Anas harus lengser dari jabatan ketua umum. Bila tidak cerdas mengelola konflik internal itu sekaligus mencari solusi terbaik, tidak tertutup kemungkinan pada Pemilu 2014 suara Demokrat tinggal satu digit. Itu lonceng kematian bagi SBY. ●
Korupsi sebagai bentuk ketamakan tak bisa ditoleransi, apalagi dibiarkan karena angkara murka ketamakan itu sangat merusak masyarakat dan negara-bangsa. Tamak adalah sifat bawaan manusia yang sebenarnya bisa dikendalikan dengan akal sehat dan hati nurani, serta bisa dikendalikan dengan mendasarkan diri pada ajaran agama. Namun, dalam realitas kekinian ada manusia bebal yang tak mau menggunakan akal sehat dan hati nuraninya dan lakon itu menimpa politikus Demokrat.
Kini gerakan politik untuk melengserkan Anas makin intensif. Dua pekan terakhir sejumlah pertemuan terbatas digelar, antara lain yang dimotori Komisi Pengawas di bawah komando TB Silalahi telah digelar. Dalam pertemuan itu, Ketua Departemen Komunikasi Ruhut Sitompul bersama beberapa anggota DPR Fraksi PD dipanggil Komisi Pengawas. Ruhut dipanggil agar terus mendesak Anas mundur.
Lonceng Kematian
Puncaknya, pertemuan Forum Komu-nikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat yang dipimpin Ketua Dewan Pembina SBY, dihadiri sekitar 500 orang dari unsur pendiri dan deklarator partai, DPP, dan ketua DPD I. Dalam pertemuan yang baru kali pertama digelar itu, SBY memberi arahan yang mengisyaratkan agar Anas mundur dan meninggalkan PD.
Pernyataan SBY memang tidak secara eksplisit menyebut nama atau spesifik ditujukan kepada Anas. Tapi dalam pidato sekitar 20 menit itu, ia tak henti-hentinya mengeluh dan marah soal merosotnya elektabilitas partai akibat ulah kader yang terseret korupsi. Simak saja ucapannya,” Agar kader partai yang tidak mampu mengemban politik secara santun, cerdas, dan bersih, lebih baik mundur dan meninggalkan Partai Demokrat.”
Badai politik kian hebat menghantam PD dan badai itu membuat elite partai kini terjebak saling debat di ruang publik. Perdebatannya, ada yang membela dan memuji SBY namun ada yang membela Anas. Bahkan hingga kini, tak satu pun ketua DPD I dan DPD II meminta Anas mundur. Pertarungan politik di internal PD masih sengit.
Adapun puncak kemarahan SBY karena tingkat elektabilitas Demokrat merosot. Itu sebabnya SBY selaku Ketua Dewan Pembina marah setelah melihat banyak kader terlibat korupsi. Secara terbuka Anas menjawab tudingan SBY dengan mengatakan, ”merosotnya tingkat elektabilitas PD justru disebabkan kinerja pemerintahan SBY buruk dan lemah hingga berimbas pada penurunan elektabilitasnya sebagai partai pendukung pemerintah.”
Seandainya berstatus tersangka, otomatis Anas harus lengser dari jabatan ketua umum. Bila tidak cerdas mengelola konflik internal itu sekaligus mencari solusi terbaik, tidak tertutup kemungkinan pada Pemilu 2014 suara Demokrat tinggal satu digit. Itu lonceng kematian bagi SBY. ●
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^