Defisit
Kepemimpinan Responsif
Novri
Susan ; Sosiolog
Universitas Airlangga
Sumber :
KOMPAS, 27 Juni 2012
Indikator demokrasi formal, seperti pemilu
secara langsung, prinsip multipartai, dan kebebasan sosial politik dalam
masyarakat, sering dijadikan sebagai klaim bahwa Indonesia adalah negara
demokrasi. Namun, dari indikator-indikator tersebut ada unsur fundamental yang
belum terpenuhi, yaitu hadirnya kepemimpinan responsif (responsive leadership).
Sebaliknya, kepemimpinan dalam struktur
kekuasaan negara, mulai dari pusat sampai daerah, masih saja berkarakter
pragmatis, transaksional, berpihak pada kuasa modal, dan abai pada keluhan
rakyat kecil. Jadi, demokrasi Indonesia sampai detik ini masih disarati oleh
konflik kekerasan, kemiskinan, marjinalisasi identitas, dan ketidakadilan
terhadap buruh tani kecil.
Defisit Akut
Mengutip Donald Kagan, filosof klasik Yunani
dalam buku Pericles of Athens and the
Births of Democracy, demokrasi hanya mampu menciptakan negara yang
berkeadilan ketika memiliki desain kelembagaan politik yang mapan, masyarakat
yang mempraktikkan kebebasan demokrasi, dan kepemimpinan responsif.
Dari ketiga senyawa demokrasi tersebut,
kepemimpinan responsif masih sangat langka ditemukan di dalam praktik
kepemimpinan para pemimpin politik dalam demokrasi di Indonesia.
Realitas ini diperlihatkan oleh berbagai
catatan kasus pengabaian, pelanggaran, dan bahkan marjinalisasi terhadap
aspirasi-aspirasi rakyat dalam memperjuangkan hak-hak dasarnya sebagai warga
negara.
Idealnya, kepemimpinan responsif bekerja
menciptakan pemecahan masalah riil rakyat; bersinergi dengan arus pembangunan
nasional melalui prinsip demokrasi, seperti pengabdian, keterbukaan,
akuntabilitas, dan pengelolaan konflik kepentingan secara damai. Sayangnya,
ketidakhadiran kepemimpinan responsif merupakan ciri mendasar dari praktik
demokrasi Indonesia.
Para pemimpin dalam struktur kekuasaan
negara, mulai dari pusat sampai daerah, masih dalam habit (kebiasaan)
berpolitik demi kepentingan sendiri dan kelompok. Kekuasaan dan seperangkat
wewenang masih di wilayah makna demi mengisi pundi-pundi kekayaan semata.
Oleh sebab itu, dalam laporan Kementerian
Dalam Negeri, selama 2004-2012 ada 174 kepala daerah melakukan praktik korupsi
dan berbagai praktik korupsi di pemerintahan pusat. Sementara itu, Komisi
Pemberantasan Korupsi menyatakan bahwa sampai akhir tahun 2011 ada 56.000
pengaduan kasus dugaan korupsi yang sampai saat ini belum bisa ditangani.
Sementara para pemimpin pusat pun, yang
menjadi figur keteladanan nasional, tidak mengonstruksi praktik kepemimpinan
responsif. Presiden sering dipandang lamban, peragu, dan tidak berani
memperjuangkan rakyatnya sendiri. Alih-alih memiliki kepemimpinan nasional yang
responsif, rakyat malah lebih sering disuguhi keluhan dan polemik murahan.
Sebagian pemimpin nasional memilih bicara
tentang rok mini atau keluhan atas keselamatan pribadi daripada merespons kasus
konflik tanah, masalah bahan bakar minyak (BBM), keadilan beribadah, korban
Lapindo, dan distribusi kesejahteraan sosial. Segala praktik politik para
pemimpin tersebut mengindikasikan bahwa republik ini sedang defisit akut
kepemimpinan responsif.
Menjaring Harapan
Perbedaan usia tidak memberi jaminan terhadap
tercipta atau terhalangnya praktik kepemimpinan responsif. Namun, kepemimpinan
responsif lebih banyak dikonstruksi oleh variabel komitmen politik, konsep
ideologis, dan jejaring kerja yang demokratis. Ketiga variabel ini bisa
dijadikan sebagai formulasi untuk menjaring ditemukannya kepemimpinan
responsif.
Pertama, dalam demokrasi komitmen politik
diartikan sebagai kemauan dan konsistensi tindakan pemimpin untuk
merealisasikan cita-cita konstitusi. Pada konteks demokrasi Indonesia,
cita-cita konstitusi direfleksikan secara filosofis dalam alinea keempat UUD
1945.
Cita-cita tersebut, di antaranya, melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Para pemimpin yang
memiliki komitmen politik demokratis secara eksplisit tegas berjuang
merealisasikan cita-cita konstitusi.
Akan tetapi, realitas pahitnya, kepemimpinan
nasional saat ini, mulai dari presiden sampai anggota legislatif, terlihat
lemah konsistensinya dalam memperjuangkan cita-cita konstitusi.
Kedua, konsep ideologis bisa dimengerti
sebagai keyakinan fundamental terhadap pengetahuan yang menyediakan cara-cara
menghadapi masalah kebangsaan. Keyakinan ideologis secara praktis direfleksikan
oleh bahasa keseharian dan perilaku dalam menghadapi setiap masalah kebangsaan.
Jika pemimpin suka mengeluh dalam bahasa
politiknya daripada membangun optimisme, lebih rajin pidato daripada terjun
langsung ke lapangan, dan sering menutup telinga nurani daripada mendengar
suara rakyat, konsep ideologis yang diyakininya cenderung miskin nilai
demokrasi.
Ketiga, jejaring kerja merupakan
hubungan-hubungan kerja sama dalam praktik-praktik politik tertentu. Apakah
kerja sama memperjuangkan aspirasi rakyat atau kerja sama mengorupsi dana
negara? Pada konteks kekuasaan negara, partai politik bisa dijadikan sebagai
representasi jejaring kerja para pemimpin.
Rakyat perlu menimbang partai yang menolak
investigasi skandal-skandal korupsi, setuju dengan pemangkasan wewenang Komisi
Pemberantasan Korupsi, atau menciptakan produk perundang-undangan yang
berpotensi memarjinalkan rakyat sebagai partai yang tidak mungkin menciptakan
kepemimpinan responsif.
Menjaring kepemimpinan responsif merupakan
salah satu prasyarat fundamental bagi terbentuknya negara bangsa Indonesia yang
kuat, adil, dan makmur. Jangan sampai pada musim pilkada provinsi dan
kabupaten/kota yang saat ini tengah berlangsung dipakai mekanisme memilih
kucing dalam karung.
Tentu merugikan sekali jika lahir para
pemimpin daerah yang lagi-lagi korupsi dan enggan berpihak kepada rakyatnya
sendiri.
Begitu juga dalam upaya menjaring figur-figur
pemimpin nasional untuk bursa Pemilu 2014, baik posisi legislatif maupun
presiden. Jika tak terbukti memiliki potensi kepemimpinan responsif, sebaiknya
ditinggalkan saja. ●
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^