Tekno-Demokrasi
Reza AA Wattimena ; Peneliti; Tinggal di
Jakarta
|
KOMPAS,
10 Maret
2018
Tak sampai setahun Basuki Tjahaja
Purnama meninggalkan kursi kepemimpinan ibu kota, semua seolah kembali
seperti semula. Saya mengurus surat di kelurahan. Suasana begitu kacau.
Puluhan orang berdiri, tanpa ada pelayanan dan pengaturan yang jelas.
Kursi-kursi pegawai kelurahan tampak kosong, dan semua tampak bingung dengan
pelayanan yang tak efektif dan efisien.
Semua ini dibarengi dengan tingkat
korupsi, kolusi dan nepotisme yang amat dalam mencengkeram birokrasi
pemerintahan negeri ini. Mulai dari tender pengadaan barang, pembangunan
serta perawatan infrastruktur, sampai dengan proyek KTP elektronik, semua
dipenuhi dengan unsur kecurangan yang merugikan rakyat.
Program
terancam gagal
Tak dapat disangkal, korupsi
merupakan tantangan terbesar di Indonesia sekarang ini. Beragam program
pembangunan menjadi kotor dan terancam gagal, sehingga rakyat terjebak di
lingkaran kemiskinan yang melahirkan beragam masalah lain.
Beragam upaya dilakukan. Namun,
hasil yang dicapai tetap tak memuaskan. Dunia hukum masih cenderung tak dapat
diandalkan, dan justru mengundang ketidakpercayaan masyarakat. Pendidikan
anti-korupsi dilahap habis oleh formalisme agama yang mengajarkan nilai-nilai
agama dengan cara yang salah dan merusak. Oleh karena itu, kita memerlukan
jalan keluar lain.
Kita hidup di zaman perkembangan
teknologi yang pesat. Semua ini dimungkinkan, karena kelahiran dan
perkembangan filsafat serta ilmu pengetahuan modern. Hidup manusia dimudahkan
dengan beragam penemuan dan pola berpikir yang berkembang dari filsafat dan
ilmu pengetahuan modern, yakni kemampuan berpikir logis, rasional, sistematis
dan kritis tentang dunia. Kita harus memanfaatkan semua ini untuk
perkembangan demokrasi, sekaligus memerangi korupsi di Indonesia.
Perkembangan filsafat, ilmu
pengetahuan modern dan teknologi berjalan berbarengan dengan perkembangan
kesadaran demokrasi di Eropa Barat. Intinya adalah bahwa semua tata kelola
yang terkait dengan hidup bersama dibuat oleh, dari dan untuk sepenuhnya
kepentingan rakyat, bukan sekumpulan kelompok elite semata.
Kita tentu bisa memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu demokrasi
di Indonesia. Inilah yang juga disebut sebagai tekno-demokrasi. Untuk itu,
ada enam hal yang kiranya perlu diperhatikan.
Tekno-demokrasi
Pertama, di dalam tekno-demokrasi,
birokrasi dan kepemimpinan politik diganti dengan mesin dan komputer. Semua
ini dirancang untuk memberikan pelayanan yang paling efisien dan efektif
kepada rakyat. Semua kemungkinan korupsi, kolusi dan nepotisme ditumpas
habis.
Orang tak perlu lagi antre
berjam-jam di kelurahan atau di kecamatan hanya untuk mengurus selembar
surat. Orang juga tak perlu lagi mendengar soal kebodohan dan mental korup
politikus di media.
Dua, beragama kebutuhan dasar
rakyat, seperti pangan, sandang dan rumah, diurus sepenuhnya oleh mesin dan
komputer. Pertanian, distribusi pangan, sandang dan pembangunan perumahan
dibuat sepenuhnya otomatis. Peran manusia dibuat sekecil mungkin, hanya jika
sungguh diperlukan. Hal ini akan membawa perubahan besar di dalam hidup
sehari-hari.
Tanpa
uang
Tiga, uang pun tidak lagi digunakan.
Semua orang mendapatkan apa yang diperlukannya untuk hidup layak sebagai
manusia. Mereka bisa memilih pekerjaan yang sungguh terhubung dengan minat
dan bakat yang mereka punya. Kerja menjadi bagian dari pengembangan pribadi,
dan bukan lagi menjadi budak dari sistem ekonomi kapitalis yang merusak,
seperti sekarang ini.
Empat, peran manusia tentu masih
diperlukan, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan dan hukum. Ketiga
bidang ini butuh pertimbangan manusiawi yang tak bisa dilakukan oleh mesin.
Tentu saja, mesin dan komputer akan tetap mendampingi.
Namun, keputusan tertinggi di
ketiga bidang ini tetap memerlukan peran manusia yang memiliki nalar kritis
untuk mempertimbangkan berbagai keadaan dengan tata nilai yang ada.
Lima, yang amat perlu diperhatikan
adalah mutu perangkat lunak maupun keras yang menopang beragam sistem
komputer dan mesin. Peran seluruh rakyat amat diperlukan di sini.
Memantau
mesin
Dalam masyarakat tekno-demokratis,
rakyat harus memantau kinerja sistem komputer dan mesin yang ada, supaya
tetap bersih, efektif dan efisien. Tugas ini tentu lebih mudah, daripada
memantau jutaan pekerja birokrasi dan politisi busuk, seperti yang sekarang
ini terjadi.
Enam, semua ini dimulai dengan
membangun budaya berpikir kritis, logis, sistematis dan rasional dalam
keluarga dan semua jenjang pendidikan yang ada. Ini semua dibarengi dengan
pembangunan infrastruktur yang memadai untuk menjalankan fungsi-fungsi
tekno-demokrasi.
Indonesia tentu perlu bekerja sama
dengan bangsa lain yang lebih maju dalam soal filsafat, ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ini dilakukan lebih dulu di kota-kota kecil, kota madya, provinsi,
baru nasional.
Beragam tantangan tentu ada.
Namun, kita tak boleh menyerah. Penerapan pola tekno-demokrasi amat mungkin
dilakukan abad 21 ini, terutama karena perkembangan filsafat, ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Hanya dengan begini, kita bisa menciptakan
hidup bersama yang adil, efektif dan efisien. Bukankah ini harapan kita
bersama? ●
|
Prediksi Bola Jitu 100% untuk Liga Champion.
BalasHapusBingungkan mau ikut Prediksi Bola Siapa yang akurat?
Dicoba saja dari hasilbola.vip
Kami berani JAMIN, Bakal ada masuk dana direkening anda.
Berikut Prediksi Bola yang barusan Update Hangat.
Prediksi Bola Atalanta vs Manchester City 07 November 2019
https://hasilbola.vip/prediksi-sepakbola/baca/2867/atalanta-vs-manchester-city-07-november-2019/
Prediksi Bola Lokomotiv Moscow vs Juventus 07 November 2019
https://hasilbola.vip/prediksi-sepakbola/baca/2863/lokomotiv-moscow-vs-juventus-07-november-2019/
Saya akan berikan Bonus Tips Prediksi Bola Akurat Silakan di coba langsung
Terima Kasih bagi yang menyukai komentar saya