Media
Sosial dan ”Hydra” Kebencian
Geger Riyanto ; Esais; Peneliti Sosiologi;
Mengajar Filsafat Sosial dan
Konstruktivisme di UI
|
KOMPAS,
24 Maret
2018
Kita jamak membayangkan setiap
persoalan pelik yang kita hadapi bak ular. Potong kepalanya dan seluruh
tubuhnya seketika itu juga akan terkapar, tak berdaya. Akan tetapi, imajinasi
ini sebenarnya tidak berlaku untuk banyak perkara yang kita hadapi di era
keterhubungan konstan ini.
Cyber Army, ambil saja
sebagai contoh. Dalam penjelasan aparat ataupun berbagai pengamat, ia
digerakkan dengan demikian terkoordinasi. Surat kabar The Guardian pun
percaya dengan narasi yang berkembang ini. Dalam investigasi yang
dilakukannya baru-baru ini, koran ini menemukan bahwa ada akun-akun robot
yang dimobilisasi serempak, terpaut dengan partai politik oposisi serta
militer, dan secara sistematis merisak pihak-pihak tertentu.
Kendati demikian, cara
berpikir semacam ini rentan terperosok dalam bias. Kita mempunyai
kecenderungan yang dinamai oleh psikologi sebagai kepekaan hiperagensi. Guna
mempersiapkan diri dari ancaman-ancaman predator, satu makhluk hidup akan
kontan membayangkan adanya makhluk hidup lain yang hendak memangsanya ketika
ia merasakan ketidakamanan. Kecenderungan ini mendorong kita untuk
mencetuskan pikiran-pikiran konspiratif ketika kita mencecap adanya ancaman,
apa pun bentuknya.
Apa yang terjadi dalam
semaraknya ekspresi-ekspresi identitas antagonistis di media sosial, yang tak
jarang melibatkan hoaks untuk memupuk sentimennya, sayangnya, tak pernah
sesederhana itu. Apa yang kita hadapi adalah hydra, ular yang kepalanya
justru berlipat ganda saat dipenggal, alih-alih sekadar ular.
Tanpa
koordinasi
Pertama-tama, kalau kita
ingat dengan saksama, pusparagam sentimen massal yang menyeruak di media
sosial tidak pernah menuntut koordinasi yang berlebihan di antara para
penggunanya. Sejak awal kemunculannya, media sosial dirancang untuk
mempertautkan para pengguna, yang terpisah satu sama lain, dengan apa yang
tengah semarak di lingkungan sosialnya dan berpartisipasi di dalamnya.
Sebagaimana yang ditulis oleh Thomas Poell dan Jose van Dijck, media sosial
menyetir para penggunanya untuk terlibat dalam hubungan-hubungan pribadi dan,
di sisi lain, memfasilitasinya untuk menoreh momen bersama dengan khalayak
penggunanya secara luas.
Dengan strategi demikian,
mereka dapat menyita perhatian para penggunanya secara lebih efektif. Toh,
adalah hal yang seyogianya sudah kita sadari, kita merasa lebih hidup dengan
adanya pengakuan, keberadaan, keterlibatan insan lain. Kita, mengutip Emile
Durkheim, memperoleh sensasi hidup dari kebersamaan dengan yang lain.
Itulah mengapa di Twitter
kita memperoleh trending topics dan ketersebaran pesan antarpengguna menjadi
dinamika yang sangat diutamakan di platformnya. Sementara itu, Facebook,
sebagai strategi khasnya, mengurasi agar muatan-muatan yang paling pertama
kita peroleh di lamannya adalah yang menuai tanggapan dari kawan-kawan
terdekat kita.
Namun, konsekuensinya,
jika kita periksa setiap gerakan atau momen kolektif yang mencuat di media
sosial, ia tidak mempunyai ujung ataupun pangkal yang jelas. Ia digerakkan
oleh letupan-letupan viralitas belaka. Ketika ia meletup, para pengguna, yang
dihubungkan teknologi media sosial dalam ceruk tersekatnya masing-masing,
berbondong-bondong menyemutinya. Mereka yang menanggapi isu termutakhir yang
merebak dengan cara-cara yang menarik akan memperoleh rekognisi dari jejaring
perkawanannya di media sosial.
Individu-individu pengguna
yang dibuat mencandu rekognisi dan kebersamaan sosial inilah yang lantas
menjadi penyebar gagasan yang acap dianggap berbahaya. Apa yang dicarinya,
dengan cara demikian, kerap bukan memuluskan pihak tertentu memperoleh
jabatan, melainkan semata afirmasi dari kawan-kawan di media sosialnya.
Pusparagam
motif
Hal ini dengan segera
terbukti apabila kita periksa akun-akun yang mengangkat muatan-muatan yang
dianggap berbahaya. Tak jarang, beberapa di antaranya kita jelas tahu yang
bersangkutan tak terlibat dengan jaringan bawah tanah mana pun. Mereka adalah
sahabat atau keluarga terdekat kita. Mereka terlibat memproduksi maupun
mempromosikan gagasan-gagasan tertentu karena mereka merasa itulah hal
bermakna yang sanggup mereka lakukan untuk membela kelompoknya.
Beberapa yang lainnya
lantas adalah akun-akun yang memburu pengikut dan respons, dan mereka
menumpangi isu-isu yang marak direspons publik. Isu-isu yang berkenaan dengan
politik identitas, umumnya, menjadi bidikan mereka. Pada laman akun-akun
seperti ini, akan tampak, misalkan, mereka mengelola akun lain seperti akun
jual-beli barang, lelucon terkini, atau binatang menggemaskan, terlepas satu
akun yang mereka kelola berusaha menyebarkan pesan religius.
Fragmentasi yang janggal
ini terjadi karena, memang, demikianlah watak dari media sosial. Ia
mempersatukan para penggunanya dalam sentimen sosial yang sewarna tanpa
menuntut mereka tunduk dalam struktur tertentu.
Jangan lupa pula dengan
satu potret yang terungkap selepas pemilu Amerika Serikat berikut ini. Banyak
dari antara berita palsu yang punya andil memoles citra DonaldTrump dalam
Pemilu AS 2016 datang dari Kota Veles di Macedonia. Kota yang dulunya
merupakan penghasil porselen untuk Yugoslavia itu kini menjadi kota penghasil
hoaks. Anak-anak mudanya menganggap profesi ini menjanjikan secara finansial.
Beberapa bahkan memiliki usaha yang dapat mempekerjakan sampai dengan belasan
orang. Satu anak muda, Mikhail namanya, sudah membidik akan membuat situs
hoaks untuk Pemilu Amerika Serikat 2020.
Mengapa ini terjadi? Mata
kita mungkin dengan segera akan tertuju pada pendapatan yang mereka peroleh.
Di sebuah kota yang tak menjanjikan banyak mata pencaharian, pendapatan dari
kerja anak-anak muda ini bisa mendatangkan sedikitnya 1.000 euro.
Namun, yang lebih penting,
dari mana asal kesempatan mereka untuk meraup pendapatan semacam itu?
Jawabnya: dari media sosial yang menyediakan mereka ruang untuk memikat
perhatian dengan isu-isu yang menggugah, memprovokasi, dan bermakna. Dan,
yang penting kita perhatikan, anak-anak muda ini jelas tak punya kepentingan
politik apa pun terkait pemilu AS.
Tak
bisa disederhanakan
Tentu saja kita tak bisa
sepenuhnya menampik pengaruh dari jaringan-jaringan sistematis dalam hal ini.
Hanya saja, mereka hanyalah satu kepingan yang menyusun fenomena yang terjadi
di hadapan kita ini. Kita acap mengecilkan perkara yang terjadi dengan
menganggap pelakunya tunggal.
Kini, ketika kita penggal
kepala jaringan semacam ini, apa yang terjadi? Ia tidak mati begitu saja.
Hoaks-hoaks yang memolarisasi dan membangkitkan sentimen kebencian tetap
berseliweran. Bahkan, ketika penangkapan terhadap aktor-aktor jaringan ini
berhasil dimaknai sebagai bentuk penindasan pemerintahan terhadap perjuangan
umat, ia malah kian memantik ekspresi-ekspresi kebencian dan antagonistis di
antara pengguna media sosial.
Situasi ini mungkin
tecermin dengan kata-kata yang pernah disampaikan Guy Fawkes, tokoh dalam
film V for Vendetta. ”Apa yang ada di balik topeng ini bukan sekadar daging,”
ujar Fawkes kepada musuhnya yang menembakinya dan mendapatinya tak mati-mati.
”Di balik topeng ini, ada gagasan.”
Ketika kita berbicara
tentang gagasan kebencian yang merebak melalui media sosial, kita menghadapi
sesuatu yang tak bisa sekadar dicekal dan direpresi. Tidak ada solusi
sederhana untuknya. ●
|
Apakah kamu sudah tau prediksi togel mbah jambrong yang jitu? bila belum baca Prediksi jitu mbah jambrong Hk
BalasHapushttps://hasilbola.vip/prediksi-sepakbola/baca/4520/rb-leipzig-vs-freiburg-16-mei-2020
BalasHapusPertandingan Liga jerman akan dimulai kembali. Sebelum memulaikan pertandingan Liga Jerman ini kami akan langsung mem Prediksi Sepakbola Liga Jerman ini. Dengan tayangan jadwal bola malam ini akan dimulai pada jam 20:30 WIB. Maka dari itu https://hasilbola.vip akan memberikan Prediksi Bola secara GRATISANNNN.
Hasil Pertandingan Dan Prediksi Bola
Prediksi Hasil Bolavita
Prediksi Sepakbola
Prediksi Hasil Bola
Donaco Poker Sebagai Situs Agen Poker Online Uang Asli Yang Menyediakan Transaksi Dari Bank Bca, Bni, Bri, Mandiri dan Danamon Memberikan Minimal Deposit Yang Sangat Murah Serta Menyediakan Hadiah Jackpot Setiap Harinya Dan Bisa Bermain Dengan Para Player Dari Seluruh Kota Yang Ada Di Indonesia.
BalasHapusWaktu Yang Relatif Singkat Dalam Semua Proses Transaksi Akan Semakin Membuat Para Member Betah Dan Puas.
Hubungi Kami Secepatnya Di :
WHATSAPP : +6281333555662
https://hasilbola.vip/prediksi-sepakbola/baca/4817/crystal-palace-vs-manchester-united-17-juli-2020
BalasHapusDalam pertemuan kedua tim di Liga Inggris kali ini akan di Jadwal Bola Malam Ini, Pasti akan terlihat seru dalam pertandingan ini oleh karena itu tim kami membuat Prediksi Liga Inggris.
Pastinya Akurat Dalam prediksi ini, yuk kunjungi situs nya langsung hasilbola.vip
Prediksi Bola Parma vs Atalanta 29 Juli 2020 yang akan diselenggarakan langsung tanpa penonton di Stadio Ennio Tardini.
BalasHapusDalam pertemuan kedua tim di Liga Italia kali ini tentunya akan sangat seru dan sengit. Maka dari itu team hasil bola akan memberikan Prediksi Akurat Khusus Pertandingan Liga Ini.
yuk langsung klik website resmi tersebut.
Suka bermain Slot dengan tingkat kemenangan tertinggi???Mari bergabung dengan kami di Winning303
BalasHapusada banyak Bonus untuk anda dalam permainan Slot.
Bonus New Member Slot 15%
Bonus New Member Poker 10%
Bonus New Member Sabung Ayam 10%
Bonus New Member Sportsbook & Live Casino 20%
Bonus Deposit 10% Setiap Hari
Bonus Deposit 10% Slot Setiap Hari
Bonus Deposit Sabung Ayam 5%
Bonus Cashback 5-10%
Bonus 100% 7x Kemenangan Beruntun Sabung Ayam
Diskon Togel Hingga 65%
Bonus Rollingan Slot 1%
Bonus Rollingan Poker dan Live Casino 0.5%
Info hub
- WA : +0877 8542 5244
Dapatkan Double Bonus dari Donaco Poker Setiap Hari!!
BalasHapusMau Tau Caranya??? Ayo Daftar..!!.atau Hubungi Kami Segera......
Info hub
WHATSAPP : +6281333555662